Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

audaciousAvatar border
TS
audacious
PRAJURIT FILIPINA HENDAK MENGADOPSI LATIHAN MENEMBAK PRAJURIT AS
Infantry: The Philippines Accepts The Truth

Tercatat seorang prajurit Filipina menghabiskan lebih dari 5000 peluru dalam pertempuran untuk membunuh seorang musuh bersenjata, dan pemerintah Filipina berusaha mengurangi penggunaan amunisi berlebihan dengan melengkapi prajurit mereka dengan senapan baru M4 dan program latihan baru yang diadopsi sesudah kejadian 11 September 2011.

Pengalaman Amerika di Iraq dan Afghanistan menitikberatkan pada satu tembakan daripada penggunaan penembakan secara otomatis.
Senapan M4 didisain untuk dilengkapi dengan berbagai peralatan sejak tahun 90an untuk meningkatkan performa akurasi satu tembakan.
Dan pihak Amerika sendiri membuat banyak perubahan dalam program latihan menembak.
Saat ini, para prajurit Amerika melakukan latihan menembak sambil sedang berlindung, dan memakai pakaian lengkap tempur serta menembak target yang sulit.
Latihan ini juga termasuk bagaimana mengisi ulang amunisi secara cepat, dan latihan dinilai tentang bagaimana kecepatan dan akurasi ketika menembak.
Prajurit Amerika juga diijinkan untuk berlatih menembak senapan mereka lebih sering setiap tahun dan didalam situasi latihan yang berbeda beda.

Sejak tahun 2011, pelatihan di angkatan darat Amerika dimulai dengan latihan menembak 300 peluru untuk dasar, 500 untuk non infantry dan 730 untuk infantri.
Dan ada peningkatan jumlah peluru yang ditembakkan setiap tahun untuk pelatihan.
Amerika berbagi pengalaman dengan pelatihanan baru, senjata dan perlengkapan dan memperlihatkan bagaimana cara mereka menurunkan jumlah peluru yang ditembakkan untuk membunuh musuh dengan menggunakan perubahan pelatihan ini.
Para komandan tentara Filipina ingin ini juga terjadi pada kesatuan mereka.

Semua pelatihan ini adalah bagian dari tren yang selalu terjadi selama lebih dari satu abad.
Pengkajian mendalam membuktikan bahwa pengalaman bertempur akan menyebabkan pelatihan menembak akan menjadi lebih realistis.
Dimana akan terjadi seperti ini.
Diwaktu damai, ada tendensi untuk pelatihan penembakan tepat menjadi lebih steril, dengan para prajurit dinilai pada kemampuan mereka menembak target tertentu (yang paling sering menggunakan target normal bull’s-eye) pada jarak yang sudah ditentukan.
Sedangkan pada masa peperangan, banyak orang sadar bahwa anda tidak menembak pada target yang sudah ditentukan, jarak terukur.
Didasari pengalaman medan pertempuran, latihan menembak senapan dan pengujian menjadi berubah. Menjadi lebih realistis.

Marinir Amerika juga mmbuktikan bahwa masih ada nilai lebih dari keahlian menembak dasar.
Ini adalah latihan menembak cara lama untuk mengetahui jarak menembak/ known distance firing.
Tapi ini hanya berlaku bila latihan jarak tembak diketahui dan mendukung “penembakan dalam pertempuran”, dan performa disana lebih penting daripada nilai kualifikasi menembak.
Jika anda tidak sanggup mendemonstrasikan tingkat akurasi tertentu penembakan senapan di “kualifikasi” tahunan,”, maka anda tidak pantas menjadi marinir.

Di kesatuan Angkatan Darat dan Marinir Amerika, mereka mempunyai program latihan yang sama untuk jangka waktu yang lama, dan Marinir sering mendahului dalam inovasi.
Tetapi sejak 2001, angkatan darat Amerika diharuskan untuk lebih bersaing dalam latihan menembak.

Ini urusan hidup dan mati, karena hampir semua pertempuran dilakukan oleh prajurit.
Juga berlaku untuk angkatan laut dan udara, dimana penuugasan prajurit yang mengharuskan menggunakan pistol, tetapi juga mengharuskan terbiasa mengunakan berbagai macam senjata, sehingga semua matra harus mengalaminya.

Ini benar benar terjadi pada pelaut dan tentara udara yang terdaftar secara sukarela dan menghabiskan setahun bertugas di Iraq dan Afghanistan.
Angkatan darat mendapati bahwa peningkatan kemampuan latihan menembak untuk prajurit non tempur menghasilkan peningkatan musuh yang tertembak dan berkurangnya “friendly fire” pada beberapa kasus dimana prajurit pendukung terlibat dalam kontak senjata.

http://www.strategypage.com/htmw/hti.../20140905.aspx

Frekuensi latihan menembak yang sering bagi prajurit, menghasilkan prajurit yang efisien dalam menembak, dan menghindari menembak sembarangan atau asal asalan ketika bertempur.
Filipina mencoba lebih efisien dalam bertempur dengan mencontoh program latihan menembak prajurit Amerika, akankah kita juga mencontoh hal yang bagus ini?
0
4.9K
21
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan