Setelah minggu lalu pemerintah baru berencana mengimport minyak mentah dari SANGOLA EP (Afrika) untuk menghemat pengeluaran (red: dari pada import bbm), minggu ini muncul berita baru lagi dengan melibatkan Iran.
Cekidot :
Quote:
Iran to Build Oil Refineries in Indonesia
November 07, 2014 - 16:18
TEHRAN (Tasnim) – An Indonesian energy ministry official said Tehran plans to build oil refineries and supply crude oil to the Southeast Asian country.
printPrint
“The Iranian government is looking for opportunities to develop refineries in Indonesia, where demand for oil is growing faster than the ability to secure hydrocarbons,”Naryanto Wagimin, acting director general for oil and gas at Indonesia’s ministry of energy, was quoted as saying by the Jakarta Post newspaper.
On Thursday, representatives of Iran’s oil ministry met with Indonesia’s newly appointed Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said to discuss the issue, the paper added.
Wagimin, who accompanied Said during the meeting, said Tehran was seeking to invest in Indonesia, particularly in refineries, petrochemicals and liquefied natural gas (LNG).
“It’s still at the initial stage. We will need a further meeting to discuss the realization of their plan,” he said.
Naryanto added that Iran’s oil characteristics suited the country’s oil refinery in Cilacap, Central Java.
“Thus, it (Iran) plans to build a refinery that will be supplied by its crude oil,” he said.
In April, Hassan Khosrojerdi, head of Iran’s Oil, Gas and Petrochemical Products Exporters Union said the Islamic Republic plans to construct six oil refineries in Indonesia.
He said that Iran would build a heavy oil refinery there with the daily production capacity of 150,000 barrels of oil in addition to five smaller refineries with daily production capacities of 30,000 to 50,000 barrels of gas condensates.
Khosrojerdi added that a joint Iran-Indonesia consortium would be in charge of constructing the refineries, noting that the installations have a total refining capacity of 300,000 barrels per day.
Sumber
matabelo
Rasanya angin berbeda sedang berhembus.
Dari dulu kalau import selalu BBM, sekarang diarahkan ke minyak mentah dan bikin refinery.
Ga tanggung-tanggung udah ada dua calon supplier minyak mentah.
Makin kompetitif ni, produksi minyak mentah sendiri vs import minyak mentah.
Yang biasanya ambil untung banyak dari kegiatan import bbm makin terancam ni.
Bravo Indonesia
Nice 2 know koment
Quote:
Original Posted By InRealLife►
analisis cemen aja ni.
perhatikan. "mafia minyak" yang selama ini memasok sebagian BBM Indonesia itu berposisi di singapura, dan mendapatkan minyaknya dari trader lain spt Petronas, Kuwait, bahkan perusahaan Thailand. sebagian lagi diekspor dari Saudi langsung. Kebanyakan sumbernya dari perusahaan Barat/Timteng/negara yang berafiliasi ke AS.
Rusia, Afrika, Iran selama ini ga pernah/ga banyak memasok minyak ke Indonesia. Perminyakan Afrika dikuasai RRC.
Nah, ini kemarin sudah ada MoU dengan Angola, lalu Iran dan Rusia juga sudah nawarin minyak. Iran bahkan nawarin bikin kilang.
Di dunia internasional, Rusia-RRC-Iran lagi jadi satu poros menghadapi hegemoni AS dan Barat. Bentrok lokalnya bisa terlihat di Timteng, misalnya di Suriah (pemerintah didukung Rusia, pemberontak didukung Barat) dan mungkin di Irak (pemerintah didukung Iran, perlawanan didukung Barat). Saya melihat pemerintahan Jokowi mau membuka kesempatan kerja sama lebih luas dengan poros ini, setelah pemerintahan SBY sebelumnya yang cenderung ke AS.
Mungkin nggak ada hubungannya, tapi kemarin TNI AU pakai pesawat Rusia (Sukhoi) buat menangkap tiga pesawat sipil Australia, Singapura, dan Saudi. Jokowi juga sempat berkomentar keras ke Australia.
Kita lihat saja apakah perubahan orientasi ini bakal menguntungkan rakyat atau tidak.
Tapi yang jelas, rencana menjalin kerja sama dengan Iran bisa direcoki dengan mengangkat isu SARA seperti yang dilakukan Saudi di Timteng.
IMHO, ini mah hanya opini.