AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
[PIC]Bu Susi Apa Tertarik Lindungi Ikan dg Korvet Rudal Trimaran made in Banyuwangi?
Trimaran TNI AL Versi Terbaru yang Sedang Dibangun Di Galangan Kapal Swasta di BAnyuwangi, Jatim





Kapal Cepat Rudal TNI AL Diproduksi di Banyuwangi
Monday, 27 October 2014 16:18

Banyuwangi, GATRAnews – TNI Angkatan Laut terus melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Yang terbaru adalah pembuatan Kapal Cepat Rudal (KCR) berlambung tiga (Trimaran) 63 meter. Kapal tersebut diproduksi oleh PT Lundin Industry Invest yang berbasis di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr Marsetio meninjau proses pembuatan kapal tersebut di Pantai Cacalan, Jumat (24/10/2014). Turut mendampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Edi Eka Susanto, Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Mangapul Hutajulu, dan Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi I Made Parma.

"Kunjungan hari ini merupakan salah satu kunjungan ke galangan kapal kebanggaan nasional karena di sinilah Kapal Trimaran dibuat. Ini juga menjadi kebanggaan bagi warga Banyuwangi, karena ternyata daerah di ujung timur Pulau Jawa ini menjadi salah satu produsen alat pertahanan negara,” kata Marsetio.

Marsetio mengatakan, Kapal Trimaran yang terbaru ini merupakan yang pertama di Asia. Selain bekerja sama dengan Swedia, dalam pembuatan desain Trimaran, TNI Angkatan laut juga melibatkan BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan nasional seperti PT PAL (Persero) dan PT Pindad (Persero). “Untuk tahap pertama TNI AL memesan empat kapal. Sekarang di sini sedang dibuat yang pertama,” ujar Marsetio.

Desain KCR Trimaran yang terbaru ini akan sedikit berbeda dengan Kapal Trimaran yang sebelumnya. Kapal terbaru ini juga akan terbuat dari bahan tahan api dan anti-radar. "Kapal ini tidak hanya akan dipakai di dalam negeri, tapi akan menjadi salah satu produk pertahanan unggulan yang akan dijual ke luar negeri. Seperti kapal LPD yang diproduksi PT. Pindad sudah dipesan oleh Angkatan Laut Filipina. Nanti kapal ini juga akan kita jual ke luar negeri,” imbuh Marsetio.

Sebagai informasi, saat ini PT. Lundin tengah membangun Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran 63 meter untuk TNI AL. Pembangunan kapal ini merupakan pembangunan yang kedua kalinya, yakni sebagai pengganti kapal sebelumnya "KRI Klewang-625" yang terbakar pada September 2012 sebelum diserahkan ke TNI AL. KCR Trimaran ini berdesain unik "wave piercing" yang bisa tetap stabil di tengah kondisi cuaca buruk. Kapal ini juga bisa terhindar dari radar maupun infra merah.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku bangga karena kapal canggih itu diproduksi di Banyuwangi dengan sinergi swasta dan BUMN di bidang industri pertahanan. "Industri pertahanan adalah industri strategis bagi bangsa. Banyuwangi ikut bangga," kata Anas.

Selain industri pertahanan, mobil listrik berukuran mini juga segera diproduksi di Banyuwangi. Produksi ini melibatkan teknologi Swedia di PT Lundin Industry yang berbasis di Banyuwangi. "Dubes Swedia dalam waktu dekat ini akan ke Banyuwangi. Saya berharap ada transformasi teknologi, pengetahuan, budaya inovasi bagi kami yang ada di Banyuwangi," pungkas Anas.
http://www.gatra.com/advetorial/8497...anyuwangi.html


Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran kedua





ASISTEN Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Suyitno, mengukuhkan sekaligus menutup pelatihan kelaikan Satuan Tugas (Satgas) Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (Yekdakap KCR) Trimaran, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

Kegiatan pengukuhan didahului dengan pelatihan kelaikan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang berlangsung selama lima hari. Para personel Satgas Yekdapak KCR Trimaran yang dikukuhkan, antara lain Komandan Satgas Letkol Laut (KH) Moch. Tholib; Perwira Pengawas Platform Letkol Laut (T) Tegus Subekti; Perwira Sekretaris Mayor Laut (E) Muhamad Yusdi Jauhari, Perwira Sekretaris Mayor Laut (T) Budi Sugiarto; Perwira Pendidikan, Latihan, Administrasi dan Logistik Mayor Laut (S) Tommy Basta, dan Bintara Sekretariat Serda BEK Agin Siswanto.

Usai upacara pengukuhan, Aslog KSAL mengatakan pembangunan KCR Trimaran merupakan pembangunan yang kedua kalinya. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti kapal sebelumnya yang telah terbakar, di mana pada saat itu kapal masih belum diserahterimakan kepada TNI Angkatan Laut.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah masih sering terjadi keterlambatan jadwal penyerahan kapal pada proses pembangunan. Hal dikarenakan oleh ketidakmampuan galangan dalam mensinergikan aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan tenaga kerjanya dengan baik dan benar.

“Oleh karena itu, untuk menjamin terlaksananya penyerahan kapal tepat waktu dan mutu, dibutuhkan pengawasan oleh personel satgas yang memahami secara detail proses pembangunan kapal yang dilaksanakan oleh galangan. Pengawasan dimulai dari carbon cutting, launching hingga akhirnya penyerahan kapal dari galangan ke TNI Angkatan Laut selaku pengguna,” kata Aslog KSAL seperti dilansir dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut S J Widjojono.

Lebih lanjut, Aslog KSAL menjelaskan seluruh materi pelatihan yang diterima dan dipelajari menjadi modal dasar untuk melaksanakan pengawasan proses pembangunan kapal oleh galangan.

“Dengan bekal awal tersebut, tentunya masih diperlukan upaya-upaya proaktif dari setiap individu, untuk selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan pengawasan secara melekat setiap detail proses pembangunan kapal. Sehingga dengan berakhirnya pelatihan ini, saya harap saudara-saudara telah mengerti dan memahami tugas, semua aturan dan prosedur, serta kegiatan yang harus dilakukan.,” katanya.

Ia juga berharap agar dapat meminimalisir adanya kemungkinan kesalahan-kesalahan prosedur dan penurunan kualitas material pada kapal yang dibangun. Dengan demikian pembangunan kapal dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan.
http://berita-hankam.blogspot.com/20...rudal-kcr.html


Kapal Trimaran Baru di DSA 2014
Militer Add comments
Apr 19, 2014


Desain baru Trimaran 63 m dari PT Lundin yang muncul dalam booth SAAB di DSA 2014, Kuala Lumpur (navyrecognition.com)r

Pameran produk pertahanan DSA 2014 di Kuala Lumpur Malaysia menghadirkan kejutan dari Perusahaan Galangan Kapal North Sea Boats (PT. Lundin). Bersama SAAB Swedia (16/04/2014), PT Lundin menampilkan desain baru Trimaran FMPV (Fast Missile Patrol Vessel) 63 m, yang dipesan Angkatan laut Indonesia.

Dalam pembicaraan dengan situs Navy Recognition, SAAB Swedia menyatakan akan menginstal radar laut modern Giraffe 1x 3D, yang memiliki jangkauan lebih baik dan mampu meredusir efek lengkung bumi.


Booth SAAB dalam Pameran Persenjataan di DSA 2014

Radar baru ini hanya memiliki berat 150 kilogram. Pemasangan radar baru Giraffe menyebabkan desain trimaran yang baru berbeda dengan desain sebelumnya.

Tiang utama trimaran (the mast) akan mengintegrasikan radar, ESM dan sistem komunikasi. Kini North Sea Boats telah menandatangani kontrak kerjasama dengan SAAB Swedia untuk proyek trimaran yang baru, pasca kasus terbakarnya trimaran pertama saat diluncurkan tahun 2012.


Radar Sea Giraffe 1X 3D yang ringan memungkinkan arsitektur kapal mendesain tiang kapal yang lebih tinggi untuk meningkatkan performa radar

SAAB menawarkan diri untuk mengerjakan seluruh sistem persenjataan dan radar dari Trimaran yang baru, termasuk versi ekspor-nya dengan nama “Stealth FAC” (Stealth Fast Attack Craft).

Menurut perwakilan SAAB, Trimaran yang baru akan dilengkapi:
  • 4x RBS15 Mk3 anti-ship missiles
  • 1x BAE Systems 40Mk4 gun under a stealth cupola
  • A stern ramp to deploy a 12 meters RIB
  • SAAB’s 9LV combat management system
  • SAAB’s Ceros 200 radar and optronic tracking system
  • SAAB’s TactiCall Integrated Communications System


Rudal RBS15 Mk3 yang ditawarkan SAAB, jenis jelajah subsonik fire-and-forget yang mampu dioperasikan dalam segala kondisi cuaca dengan jangkauan 200 km. Sementara versi original dari Trimaran (KRI Klewang yang terbakar), didisain lebih condong ke sistem dan persenjataan dari Tiongkok.

Meski demikian, perwakilan PT Lundin di DSA 2014 mengatakan kepada Navy Recognition, Angkatan Laut Indonesia masih mengevaluasi senjata dan sensor apa yang cocok diinstal di Kapal Trimaran yang baru.

Konstruksi dari Trimaran FMPV 63m dimulai bulan Februari 2014 di
North Sea Boats facility Indonesia. Kapal dengan desain baru ini akan diluncurkan 24 bulan mendatang. Menurut SAAB, versi lebih lanjut (future version) dari trimaran akan memiliki kemampuan anti-kapal selam, anti-submarine warfare suite (weapons + sensors).

Navy Recognation mencoba menanyakan kepada perwakilan BAE Systems Bofors yang ikut pameran di DSA 2014 Malaysia. Menurut mereka menjual 4 sistem naval gun kepada Angkatan Laut Indonesia, sekaligus ekspor pertama dari sistem naval gun baru yang diproduksi oleh BAE.

Saat ini BAE system memproduksi 4 naval gun 40Mk4 untuk empat kapal TNI AL, namun secara keseluruhan bisa 30 unit akan diproduksi untuk Angkatan Laut Indonesia.
http://jakartagreater.com/kapal-trim...u-di-dsa-2014/


Kapal Cepat Rudal C-705 Trimaran
Dibangun di Galangan Kapal Milik Swasta di Banyuwangi
Aug 04, 2012



Kesibukan PT. Lundin Industry Invest di Banyuwangi- Jawa Timur sudah berkurang, karena Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang dipesan oleh TNI AL, hampir selesai dibangun. Bahkan PT. Lundin Industry Invest kembali menawarkan produk trimaran mereka, agar rantai produksi di perusahaan John Lundin tersebut, tetap berjalan.

PT. Lundin Industry memperkenalkan produk terbarunya kapal patroli Trimaran (panjang 63 meter dan lebar 15 meter), dalam tiga varian yaitu Offshore Patrol Vessels, Offshore Patrol and Search And Rescue Vessels, dan Fast Missile Patrol Vessel.

Kapal Trimaran yang dipesan Kementerian Pertahanan adalah jenis Fast Missile Patrol Vessel, berkarakteristik siluman yang dipersenjatai meriam dan rudal. Trimaran ini dilengkapi kapal cepat Rigid Hull inflatable boat (RHIB) 11 meter dan mampu membawa satu unit helikopter. Dalam operasinya Trimaran diawaki 23 personil dan 7 personil pasukan khusus.

Kementerian Pertahanan telah memesan 4 unit kapal jenis Fast Missile Patrol Vessel. Diharapkan seluruh kapal selesai dibangun pada 2014. Satu unit trimaran dibanderol Rp 250 miliar diambil dari APBN 2011.

Permasalahannya, kapal Trimaran yang dikerjakan oleh PT. Lundin Industry belum juga terlihat oleh publik. Mengapa PT Lundin sudah menawarkan produk sejenis ke pasar ?.

Jika merujuk kepada pernyataan John Lundin di awal produksi trimaran, PT Lundin bertugas menyiapkan kapal Trimaran, sementara persenjataannya akan ditangani oleh TNI.

Bisa jadi urusan John Lundin hanya sampai menghidupkan mesin kapal tersebut. Instalasi senjata urusan lain. Untuk itu tidak heran, John Lundin menawarkan produk Trimarannya ke pasaran untuk versi sipil dan SAR.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan kapal Trimaran akan selesai di kuartal empat 2012. Itu artinya di rentang bulan: Oktober, November dan Desember. Pernyataan ini disampaikan Wamenhan di Kantor Kementerian Pertahanan Jakarta , 2 Agustus 2012.

Kuartal keempat 2012, ternyata bersamaan dengan digelarnya Indo Defence 2012 di Kebayoran Jakarta, 7 – 10 November 2012.

Indo Defence ke V ini akan menampilkan 500 booth pameran dari 40 negara dengan undangan sebanyak 20.000 delegasi. Melihat besarnya event ini, bisa jadi kapal siluman Trimaran akan diboyong dari Banyuwangi ke Jakarta, untuk dipertontonkan di Indo Defence 2012.





Apa yang terjadi dengan Trimaran sekarang ?

Kementerian Pertahanan mempercayakan kepada PT LEN, untuk memasang SEWACO (sensor weapon and control]) atau Combat Management System (CMS) Kapal Cepat Rudal Trimaran. Snejata utama yang akan diusung oleh kapal siluman Trimaran adalah rudal C-705 China. Adapun untuk Close-in Weapon System (CIWS) kemungkinan menggunakan produk China juga, yakni senjata gatling Type 730, 7 barel 30 mm.

CIWS merupakan senjata 7 laras, untuk pertahanan kapal dari serangan rudal, di saat rudal musuh berhasil menerobos pertahanan utama kapal. Close-in Weapon System (CIWS) juga bisa digunakan untuk menembak pesawat, target di pantai, kapal boat dan ranjau laut. Harganya sekitar 5,4 juta USD per unit.

Senjata senjata itulah yang akan diinstal dan diintegrasikan oleh PT LEN ke dalam sebuah Combat Management System (CMS).

CMS mempunyai fungsi mendeteksi: data target, sonar, ownship data, speed lock dan unit ekskusi. Setelah memberikan analisa, CMS akan mengaktifkan mengaktifkan gun controller dan missile controller.

Untuk terus mengembangkan CMS PT LEN ini, kini dilakukan integrasi dan sinkronisasi antar kegiatan RISTEK, TNI-AL, Swasta nasional dan PT LEN.

KCR Trimaran buatan PT. Lundin Industry dan konsorsium-nya harus diuji kemampuannya terlebih dahulu.

Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, apabila dalam pengujian ini berhasil dengan baik maka Kementerian Pertahanan berkeinginan untuk mengembangkannya lebih lanjut. (JKGR).
http://jakartagreater.com/trimaran-m...wartal-4-2012/

--------------------------------

Pengawasan potensi laut kita, selain pakai Drone dan Satelit, tentu dibutuhkan kapal-kapal TNI AL yang bisa melindungi kekayaan nasional di lautan Indonesia yang kaya dengan ikan itu. Kapal cepat Trimaran buatan dalam negeri itu, tentu bisa lebih murah. Bahkan kalau mau, oleh pihak TNI AL bisa saja dipasangi teknologi siluman(stealth) yang kini sedang dikembangkan oleh TNI dan IPB saat ini. Sebuah teknologi 'stealth' paling canggih di dunia saat ini karena dikembangkan dari bahan tulang ikan dan cangkang udang.


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh AkuCintaNanea 01-11-2014 09:56
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
10.7K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan