Oleh: Doel Zhou Raw
http://doelzhou.wordpress.com/2014/1...joko-widodo-2/

***
Akhir-akhir ini banyak sekali rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang mengirimkan surat terbuka untuk Bapak, terkait Menteri Bapak yang suka merokok itu. Baik dari kalangan Artis, Pejabat, Ibu Rumah Tangga, Guru, Pedagang Keliling, Pedagang Asongan dll.

Untuk itu sebagai salah satu Rakyat dari latar belakang yang hampir jadi Artis yang punya tampang sangat amat dan teramat amat sangat ganteng sekali saya juga mencoba menulis surat terbuka ini untuk Bapak, semoga Bapak membacanya. Karena andai Bapak tidak membacanya saya percaya Bapak menyesal sekali. Jarang-jarang lho Pak orang seganteng saya menulis surat.

Pak Ir H Joko Widodo yang saya hormati.
Sekarang sedang terjadi polemik di sosial media baik itu di pesbuk, twitter dll. Tentang keputusan Bapak menobatkan salah satu Menteri (kebetulan Perempuan) yang suka merokok itu. Memang tidak layak, tidak patut, tidak lazim, tidak pas, tidak pantas, tidak membangun moral anak bangsa. Indak manakah gae bantuaknyo doh Pak.

Seorang Menteri yang harusnya bisa jadi contoh untuk panutan Masyarakat kecil seperti saya, kelakuannya begini (apalagi Perempuan) yang parahnya bertatto pula. Sungguh saya terkejut Pak, terhenyak bahkan tercengang melihat kelakuan Menteri Bapak seperti itu, rasanya itu seperti ditembak petus ndak ba-rem Pak

Bukannya ikut campur, saya tahu merokok adalah urusan pribadi, tidak ada untuang ruginya buat saya, toh pitih pambabali rokoknya bukan dari saya yang ganteng ini. Tapi bagaimana dengan tulisan yang tercantum pada bungkus rokok yang katanya anjuran dari Pemerintah? sedangkan Pemerintanya sendiri merokok?

Pak Jokowi, dulu saya mendukung Bapak untuk menjadi Presiden, sekarang gantian dong tolong dukung dan pertimbangkan keluhan saya ini. Saya salah satu Masyarakat yang anti rokok mah Pak, demi kesehatan Anak Bangsa, demi kesehatan Anak Negara Indonesia. Demi Anak-anak Bangsa wak juo nyo Pak ndak demi urang Malaysia tu bagai doh

Saya juga percaya Bu Susi itu bisa berhenti merokok. Contohnya seperti saya, dulunya saya juga perokok bahkan perokok kelas berat, bisa Bapak bayangkan habih duo bungkuih sahari kadang amuah Tigo bungkuih gae, Tapi karna saya telah bertapa tujuh hari dua malam di Simpang Bukik Gadang, sekarang saya tidak merokok lagi plus wajah tampan di iringi dengan penampilan keren yang tak ada ujungnya.
“hkhkhk...asoy mana..asoy...!”

Bukan saya bermaksud managahan Bu Susi tu merokok Pak, bukan. Marokok lah, tapi apakah tidak lebih baik Bu Susi tu Bapak anjurkan atau Bapak arahkan merokok di ruangan tertutup, seperti di dalam WC misalnya, atau di dalam biliak. Bukan didepan umum atau di hadapan awak Media seperti yang ia lakukan kemaren.

Saya percaya Bapak pasti bisa mengarahkan Menteri Bapak yang satu itu, tidak usah bertanya pada saya bagaimana caranya, karena saya cuma modal ganteng doang Pak,
"Kalau Bapak mau muntah, silahkan aja, saya jual kantong asoy kok"

Sampaikan salam hormat saya buat Bu Susi itu Pak, juga sampaikan pesan saya ke beliau: “Berhenti merokok tidak akan mengurangi daya pikat Bu Susi, berhenti merokok tidak akan merendahkan profesionalitas dan kehormatan Bu Susi, apalagi menurunkan level Bu Susi”

Udah itu aja dari saya nya Pak, lah keriting jari saya dek manulis, lah berjabur-jabur air liur saya dek mangecat

Salam Tiga Jari
“DZR