Beberapa waktu lalu saya melanggar peraturan lalu lintas dan ditilang di daerah Bundaran HI. Saya tidak mau 'damai' untuk memberi suap, sehingga terdapat dua pilihan, yaitu lembar tilang berwarna biru dan merah. Saya memilih yang biru karena uang denda tilang dapat langsung ditransfer ke Bank BRI untuk menghindari ada penyalahgunaan. Namun, konsekuensinya bagi saya adalah, jika saya memilih lewat pengadilan atau menitipkan kepada polisi, besaran denda bisa 3-4 kali lipat lebih kecil dibanding saya harus bayarkan ke bank.

Saya ingin bertanya apakah betul prosedurnya seperti itu? Jika dititipkan atau ke pengadilan, misalnya denda Rp.150.000, sedangkan kalau langsung melalui bank menjadi Rp.500.000 karena dikenakan denda maksimal? Saya tidak tahu dengan jelas dapat mencari info ke mana, karena begitu yang dipaparkan polisi yang menilang saya. Tapi jika itu benar, mungkin menurut saya, secara sistematis orang memang 'digiring' untuk tidak membayarkan dendanya secara aman dan memperkecil penyalahgunaan, dengan cara memaksimalkan denda jika dibayar via bank.

Biasanya yang saya ketahui, jika meminta slip yang berwarna biru kita mengakui kesalahan dan membayar denda ke bank BRI senilai Rp. 100.500,- tetapi jika kita menerima slip merah artinya tidak mengakui kesalahan, sehingga harus mengikuti persidangan. dan biasanya lebih murah, tetapi harus menunggu lama.