154ACMAvatar border
TS
154ACM
Di Bawah Sinar Bulan Purnama Gunung Ciremai
Assalamu’alaikum Jama’ah Kaskus. Saya mau berbagi pengalaman saya ketika mendaki Gunung Ciremai. Saya yakin pasti banyak teman-teman kaskuser yang sudah menaklukan gunung ini dan membuat tulisannya di Kaskus. Meski begitu, setiap pendaki tentu memiliki cerita yang berbeda-beda tentang suatu pengalaman yang sama. So, selamat menikmati cerita saya (maaf kalau tulisan ane banyak kelemahan) dan saya sangat berharap cerita dari agan-agan yang sudah pernah mendaki Gn. Ciremai untuk dibagi di sini.


Alhamdulillah. Saya berhasil menaklukkan tanah tertinggi Jawa Barat; Gunung Ciremai yang berlokasi di kabupaten Kuningan Jawa Barat. Ini adalah pendakian gunung kedua yang pernah saya jalani. Sebelumnya saya telah berhasil menginjakkan kaki di puncak Gunung Cikuray Kabupaten Garut yang memiliki ketinggian 2.821 mdpl. Pendakian kali ini lebih menantang dari Cikuray mengingat Gunung Ciremai adalah titik terakbar di tanah Jawa Barat. Namun, saya justru semakin terdorong untuk menaklukannya. Beruntungnya, saya beserta rombongan mendapat kehormatan dari MAHAPEKA Syekh Nurjati Cirebon yang bersedia memandu pendakian ini. Rombogan kami terdiri dari sembilan orang; saya bersama tiga rekan sekampus UPI Bandung, dua orang dari UGM dan tiga orang dari Mahapeka IAIN Syeh Nurjati CIrebon.

Kami mulai mendaki gunung yang terkenal dengan cerita mistisnya itu pada hari Kamis petang (15/05/14) sekitar pukul 16.00 dari pos pendaftaran jalur pendakian Linggarjati. Saya pribadi tidak memiliki pikiran yang tidak-tidak mengenai gunung tersebut, meski banyak yang bilang gunung tersebut cukup kental akan keangkerannya dan kami mendakinya tepat malam jum’at saat bulan purnama. Pendakian melalui Jalur Linggarjati dimulai dari ketinggian 600 mdpl dari pos penaftaran. Gunung yang memiliki ketinggian 3.076 mdpl ini memiliki 11 pos jika ditempuh melalui jalur tersebut. Pos pertama, Cibunar, adalah satu-satunya sumber air yang tersedia di gunung ini. Jika anda ingin mendaki gunung ini melalui jalur Linggarjati, manfaatkanlah sumber air ini sebaik mungkin. Sebenarnya ada sumber air di pos Sangga Buana 2 (pos 8, ketinggian 2600 mdpl) berupa tong plastik ukuran sedang, namun kosong pada musim kemarau.

Jarak antarpos relatif sama yakni sekitar 1 km atau setiap selang 200 mdpl, kecuali pos 1 dan pos 2 yang sedikit lebih jauh.

Ada satu hal yang paling berkesan dalam pendakian ini, yaitu mendaki gunung disaat bulan sedang dalam bentuk paling sempurna; purnama. Betapa menakjubkannya bulan purnama kala itu. Bulat sempurna, putih mengkilat, dan dikelilingi cahaya multiwarna.

Ketika sampai di Pengasinan (sekitar 200 meter dibawah puncak) pukul 05.30, saya seperti berada di ‘dunia lain’. Kepanapun saya memandang, tak ada yang tidak membuat mata terbelalak. Sungguh indah alam ciptaan sang maha kuasa.

Tak lama setelah menikmati suasana serbaindah Pengasinan, saya melanjutkan pendakian ke titik tertinggi di Jawa Barat; puncak Gunung Ciremai. Ketika kaki menyentuh puncak, seketika rasa puas mencapai klimaksnya. Ditambah lagi, Gunung Slamet yang terlihat dari sana sedang memuntahkan muatannya. Erupsi ini sontak membuat saya mengeluarkan kamera dari tasnya dan mengabadikan momen langka nan bernilai berita tinggi ini.

Jika mendaki Gunung Ciremai melalui jalur Linggarjati, puncak yang akan ditemui adalah Panglongokan yang letaknya beberapa meter di bawah puncak Gunung Ciremai. Pendaki harus berjalan di bibir kawah yang cukup menantang untuk sampai di puncak Ciremai. Saya memutuskan untuk tidak ke sana setelah salah satu rekan saya tidak menemui akses yang mudah untuk menuju ke puncak tertinggi tersebut.
Dari puncak Panglongokan terlihat dataran Jawa Barat, Jawa Tengah dan lautnya. Sebenarnya saya sedikit kecewa karena tidak dapat sampai di Puncak Ciremai. Menurut penuturan pemandu kami, di puncak Ciremai terdapat lapangan yang cukup luas yang dapat mengakomodasi upacara bendera.
Secara keseluruhan, pendakian Gunung Ciremai via jalur Linggarjati ini bisa dikatakan sangat menantang bagi para pendaki pemula, termasuk saya. Banyak jalan yang didominasi batu besar nan sempit pun terjal di mulai dari ketinggian 2000 mdpl. Namun jangan khawatir, gunung ini baik untuk para pemula. Tidak sedikit saya jumpai para pendaki kaum hawa bahkan dari kalangan SMA. Jadi, bagi siapapun yang ingin mendaki gunung ini, jangan ragu karena gunung tidak hanya bisa ditaklukan oleh para pendaki ulung yang berjiwa petualang tinggi dan fisik prima, saya yakin semua orang yang MAU juga pasti bisa!


0
6.1K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan