SPESIFIKASI
Tonga memiliki 1792 stream processor GCN GPU yang terdapat 112 texture unit, 256-Bit Bus width dan juga memiliki 32 rendering pipeline (ROPs). Untuk core clock reference R9 285 sendiri sebesar up to 918Mhz dan memory clock sebesar 1375Mhz (5.5Ghz efektif). R9 285 dari DA ini menaikkan core clocknya menjadi 945 Mhz sedangkan untuk memory clock tetap.


Dan yang paling mengejutkan adalah Vram untuk R9 285 hanya sebesar 2GB saja, cukup rendah jika kita berbicara PC gaming tahun 2014 yang penuh dengan resolusi tinggi, padahal R9 285 katanya diposisikan untuk mengganti R9 280 / HD 7950 yang memiliki memory lebih besar yakni 3GB.

SUHU
Pengetesan suhu menggunakan Furmark Burn in test 1920x1080 selama 15 menit pada suhu ruangan AC 26 derajat di Jakarta. Konfigurasi fan speed saya set ke auto.
Seperti yang kita ketahui suhu furmark lebih panas dari suhu VGA ketika bermain games. Dikarenakan Furmark sangat menggenjot kemampuan VGA.


DA R9 285 sangat baik dalam menjaga suhu VGA, suhu yang dihasilkan hanya berkisar 65 derajat saja dengan putaran kipas yang cukup rendah yakni 50%.

NEW FEATURES

Tonga tentu saja tidak hadir tanpa memberikan keunggulan ataupun teknologi terbaru apapun dibanding generasi sebelumnya (R9 280 / HD 7950 series). Berikut beberapa keunggulan yang dimiliki oleh R9 285:

1. Konsumsi daya yang lebih irit dibanding Tahiti
AMD R9 285 memiliki TDP sebesar 190W. Angka ini hanya 10W lebih besar dari kelas Mid - End Pitcairn series (R9 270X / HD 7870) atau lebih rendah 60W dibandingkan dengan Tahiti R9 280. AMD telah membuktikan kerja kerasnya dalam hal efisiensi daya dimana terdapat peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan Tahiti series.

2. GCN versi 1.2

Setelah memperkenalkan GCN pada generasi HD 7000 series 3 tahun yang lalu, AMD kemudian mengupdate GCN miliknya menjadi versi 1.1 yang diprakarsai oleh kemunculan Bonaire (HD 7790), walau sebenarnya baru dapat diimplementasikan secara keseluruhan melalui chipset Hawaii (R9 290 series). Kini GCN diperbaharui menjadi versi 1.2, sebenarnya penamaan versi ini bukanlah official dari AMD.
GCN 1.2 ini diklaim memiliki 40% memory bandwith efisiensi, sehingga dengan dukungan GCN 1.2 ini bus width 256-bit dirasa cukup bahkan lebih baik daripada buswidth Tahiti yang mencapai 384-bit.


Ini berarti geometry frontend milik tonga mendapatkan penyempurnaan yang mirip dengan Hawaii (AMD R9 290 series), memperbesar jumlah dari unit geometry (dan jumlah polygon per clock) dari 2 menjadi 4. Selain itu penyempurnaan secara arsitektur juga membuat peningkatan efisiensi sehingga ada tambahan daya untuk menggenjot performa per clocknya melebihi apa yang dapat chipset Hawaii lakukan.

Sebenarnya masih ada lagi kelebihan dari Tonga series yang tidak mungkin saya bahas satu persatu, seperti TrueAudio (audio processor AMD terbaru) dan Project FreeSync (jawaban AMD atas G-sync-nya Nvidia). Selain itu R9 285 Tonga kini sudah support dengan H.264 playback di frame rate yang tinggi pada resolusi 4K. Oh ya hampir lupa, Tonga series ini juga support CrossfireX tanpa menggunakan CF bridge tambahan.

Kemasan baru warna putih untuk produk High End series dari DA




DA selalu rajin dalam memberikan game2 original yang disponsori oleh AMD. Never Settled Bundle Gold Rewards, berhadiah 3 game ori.




memiliki 4 konektifitas, 2 DVI, 1 HDMI dan 1 Display Port untuk konfigurasi Multi monitor resolusi tinggi


memiliki 2 buah 1x6pin konektor power. Menurut Guru3d, R9 285 reference memiliki Load daya sebesar 188Watt, artinya anda membutuhkan minimal 500Watt PSU untuk performa optimal






Black PCB terlihat garang walau tanpa back plate


Jika dibandingkan dengan GTX 970 Jetstream yang lagi naik daun itu , ukuran R9 285 ini termasuk mini