Wacana pembangunan jembatan Karimun Johor Riau (Kajori), saat ini tak hanya menjadi konsumsi masyarakat Karimun dan Kepri, tapi juga sudah menjadi konsumsi masyarakat Malaysia, khususnya yang tinggal di Johor Bahru. Hal ini dibuktikan Rabu (29/1) lalu, salah satu media elektronik di Malaysia, membahas rencana tersebut.

Mereka menghadirkan sebagai pembicara Dekan Contruction Researc Alliance Universitas Teknologi Masyarakat (UTM) Malaysia Profesor Dr Muhd Zaimi Abd Majid dan Bupati Karimun Nurdin Basirun. Kedua orang ini diminta mewancarai khusus tentang gagasan pembangunan jembatan. Selain itu, media tersebut juga meminta tanggapan dari masyarakat Kukup, Johor Bahru.

Kabag Humas Pemkab Karimun Yosli, mengatakan dalam dialog tersebut, Profesor Zaimi mengatakan ada tiga opsi rencana pembangunan jembatan. Pertama, membangun jembatan secara keseluruhan. Kedua, mengkombinasikan jembatan dengan terowongan yakni dari Kukup ke Pulau Karimun Kecil. Ketiga, membangun terowongan secara keseluruhan.

Jika membangun jembatan secara keseluruhan, kata M Yosli, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah dibandingkan membangun jembatan. Namun dalam pembangunan harus memperhatikan kondisi lingkungan, di mana Selat Malaka merupakan jalur terpadat di dunia. Setiap tahun, jalur tersebut dilewati 50 ribu kapal.

Kehadiran jembatan tentu bisa menimbulkan dampak lainnya. Untuk itu, kata Yosli mengulangi kembali pernyataan Zaimi hal yang paling cocok yakni membangun kombinasi jembatan dan terowongan. Di mana terowongan akan dibangun dari Kukup Malaysia menuju Karimun Kecil, dengan panjang sekitar 17. 5 kilometer.

Kesempatan itu, Zaimi juga mencontohkan, pembangunan terowongan bawah laut akan meniru terowongan yang menghubungkan Prancis dengan London. ”Jika rencana ini terwujud, akan memberikan dampak yang positif bagi kedua negara. Karena bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Pembangunan jembatan ini, tidak terlepas dari posisi Karimun yang sangat strategis. Apalagi pembangunan tak hanya sampai di Kabupaten Karimun, namun diteruskan ke Kabupaten Pelalawan yang berada di Provinsi Riau. Nantinya, Malaysia akan menerima dampak besar akan proyek tersebut. Sebab, Riau daerah terbesar di Indonesia setelah Kalimantan Utara dari segi minyak dan gas alam. Riau sendiri berada di kawasan pusat pembangunan di Pulau Sumatera.

Sementara itu, Bupati Karimun Nurdin Basirun, mengatakan pemikiran ini sudah tercetus sejak setahun yang lalu. Pemkab kata Nurdin, tengah gencar-gencarnya mempromosikan rencana ini di tingkat nasional. ”Saya yakin pemerintah pusat akan mendukung, karena memberikan dampak yang positif bagi kedua negara dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Apalagi, dulu pernah tercetus ide membangun jembatan dari Dumai ke Malaka,” ujarnya. (bni)

sumber : http://batampos.co.id/01-02-2014/bup...un-johor-riau/

Link lain yang terkait:
http://majalahfaktanew.blogspot.com/...-jembatan.html
http://www.riaupos.co/48843-berita-d...n-karimun.html
http://batamtoday.com/berita43008-Ka...i-Karimun.html
https://id.berita.yahoo.com/gubernur...--finance.html

Liputan oleh Astro Awani Malaysia, gan..







[YOUTUBE] [/youtube]

Denger-denger si pemerintah Malaysia tidak ada masalah gan sepertinya dengan pembangunan Jembatan ini. Juga udah ada investor yang siap membiayai full seluruh pembangunan jembatan ini. Tinggal nunggu keputusan dari pemerintah Indonesia aja gan.

Gimana menurut agan2? Apakah pembangunan jembatan ini akan membawa keuntungan bagi Indonesia apa justru Indonesia semakin terpuruk?



Komentar kaskuser


Please komeng dan cendol