zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Giant Sea Wall Bakal Digarap Developer Lokal
TEMPO.CO, Jakarta - Teka-teki developer yang akan mengerjakan pembangunan megaproyek tanggul raksasa di kawasan Muara Baru, Pluit, Jakarta Utara, mulai terjawab. Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan proyek seharga hampir Rp 500 triliun itu akan diserahkan seluruhnya kepada pengembang lokal dengan menggunakan material dalam negeri. Dengan demikian, dia berharap proyek selesai pada 2030. "Semuanya dalam negeri, tidak ada luar negeri," kata dia. (Baca: Tak Datang Peresmian Giant Sea Wall, di Mana Ahok?)

Untuk tahap pertama, kata dia, dari 32 kilometer proyek yang akan dikerjakan, sekitar 8 kilometer di antaranya akan didanai oleh pemerintah pusat dan DKI Jakarta. Adapun sisanya diserahkan ke sektor swasta. "Soal detailnya tanya ke Pemda DKI," ujar dia. (Baca: Menteri PU Dukung Proyek Tanggul Raksasa)

Dalam paparan yang disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, pembangunan fase A sepanjang 8 kilometer tersebut memiliki spesifikasi tertentu. Tanggul lebih lebar dan kokoh dibanding yang sudah ada saat ini. "Besar sekali, bisa dilalui mobil saking besarnya," ujar Hermanto. (Baca: Korsel Tawarkan DKI Buat MasterplanTanggul Raksasa)

Rekayasa itu, ujar dia, sengaja dibuat sedemikian rupa agar kokoh untuk menghasilkan kekuatan dalam menampung dan menahan ombak besar laut, termasuk menahan turunnya permukaan tanah akibat abrasi. "Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan juga cukup besar," ujar Hermanto.

Selain menahan banjir, kata Chairul, proyek tersebut dalam jangka panjang adalah membentuk kawasan baru penopang pertumbuhan ekonomi. "Makanya dalam tiga tahun ini kami bebaskan mereka dari penderitaan," kata Chairul.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono menyebut sedikitnya tiga developer kakap domestik telah mengajukan akan ikut dalam proyek ini. Mereka adalah Agung Podomoro, Agung Sedayu, dan Artha Graha. Perusahaan pelat merah seperti Pelindo dan Ancol juga ikut menawarkan diri menggarap proyek ini.

Dalam rancangan masterplan proyek pembangunan Giant Sea Wall disebutkan lahan 1.080 hektare di Laut Utara Jakarta rencananya bakal direklamasi. Dari jumlah itu, sekitar 45 persen atau 486 hektare digunakan untuk berbagai fasilitas. Perinciannya, sekitar 70 persen untuk perumahan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan sebanyak 4 persen. Adapun sisanya 12 persen untuk kawasan industri.

Pada Kamis, 9 Oktober 2014, proyek kerja sama Indonesia-Jepang, yang lebih dikenal dengan Giant Sea Wall atau Tanggul Air Laut Raksasa atau Tanggul Garuda Raksasa, resmi dimulai pemerintah. Pada pertengahan bulan depan diperkirakan pratender bakal segara dimulai. Selanjutnya penandatangan kontrak bagi pemenang akan dilakukan Februari tahun depan. Proyek ini ditargetkan selesai 2030 mendatang.

http://www.tempo.co/read/news/2014/1...eveloper-Lokal

lokal gan
0
927
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan