dot.48Avatar border
TS
dot.48
Existensi senapan Anti Material TNI
Denel NTW-20: Senapan Anti Material
Taifib Korps Marinir TNI AL
Posted on 02/10/2014 | 6 Komentar
Indonesia sebagai negara dengan kekuatan
militer terbesar di Asia Tenggara, sudah tentu
beragam unit pasukan elitnya akrab dengan
jenis senapan sniper atau senapan runduk,
utamanya dari kaliber 7,62 mm. Nama-nama
senjata sniper seperti Galil dari Israel, G-3
SG-1, AI Artic Warfare, Steyr SSG-69, hingga
SPR-1 buatan Pindad, mungkin sudah akrab di
telinga para pemerhati persenjataan nasional.
Tapi senjata diatas disasar untuk membidik
target berupa manusia. Lalu bagaimana dengan
misi sniper yang lain, seperti menyasar target
peralatan militer sekelas rantis, ranpur atau
bahkan menembus ketebalan tembok?
Mampukah tugas sniper yang gerak geriknya
serba senyap menggasak sasaran yang
tergolong high value tersebut?
Jawabannya tentu bisa, dan pola operasi tidak
berubah, yang dijalankan tetap dalam kaidah
sniper, senyap dan mematikan, tidak ada rudal
panggul anti tank atau granat berpeluncur
roket yang digunakan. Solusinya tak lain
dengan menggunakan senjata anti material.
Senapan jenis ini punya bentuk dan peran yang
serupa dengan senapan runduk, perbedaannya
lebih kepada besarnya kaliber yang berdampak
pada daya hancur serta jangkauan proyektil
yang pastinya lebih jauh. Menurut Wikipedia,
yang masuk dalam kategori senjata anti
material adalah senapa dengan kaliber mulai
dari 12,7 mm, 14,5 mm, dan 20 mm.
Untuk senapan anti material pun bukan barang
baru bagi TNI. Satuan elit Intai Amfibi (Taifib)
Korps Marinir TNI AL adalah pengguna senjata
jenis ini, tepatnya mengadopsi NTW-20 buatan
Denel Mechem dari Afrika Selatan. Penampilan
NTW-20 sebagai kelengkapan infanteri Marinir
sudah tak asing lagi, ambil contoh saat unjuk
kesiapan Yon Mekanis Kontingen pasukan PBB
TNI yang akan diberangkatkan ke Lebanon
pada tahun 2006 lalu, jelas tampak NTW-20 dan
RPG-7 ikut digelar dihadapan media dan
petinggi TNI kala itu.
Aksi Taifib Marinir dengan NTW-20.
Kesiapan penembak NTW-20 Marinir TNI AL.
JASGU 3 dalam parade HUT TNI, tampa
ditumpangi senjata andalan Sniper NTW-20.
Bila di Indonesia senjata ini dipopulerkan oleh
Taifib Marinir TNI AL, maka senjata laras
panjang multi kaliber ini juga kerap tampil di
beberapa film layar lebar. Salah satunya dalam
film District 9 (2009). Film yang mengambil
latar di Afrika Selatan ini mengisahkan
perjuangan sekelompok manusia untuk
mengusir alien. Uniknya dalam film sci fiction
ini juga ditampilkan rantis Casspir yang saat ini
digunakan oleh Kopassus TNI AD.
NTW-20
Pengembangan awal NTW-20 jatuh di tangan
perancang senjata jempolan dari Afsel, Tony
Neophtou, yang terkenal dengan rancangan
senapan tabur Neostead. Uniknya, pabrikan
Aerotek yang menangani pengembangan
senapan ini di tengah jalan diakuisisi oleh divisi
Mechem dari grup pabrikan Denel, sehingga
NTW-20 dirilis dengan identitas Denel Mechem
di depannya. Di lingkup kesenjataan TNI, Denel
juga memasok kanon PSU (Penangkis Serangan
Udara) kaliber 20 mm, yakni Vektor G12 yang
dipasang pada korvet SIGMA class dan KCR
(Kapal Cepat Rudal) 40 TNI AL. Sebelum KRI
Clurit dipasangi kanon CIWS AK-630M , kapal
tersebut menggunakan Vektor G12 sebagai
senjata di haluan.
NTW-20 dalam film District 9.
Komponen senjata dapat diurai.
Filosofi pengembangannya berfokus kepada
penggelaran di padang Afrika yan luas dan
terbuka, sehingga tentu saja diperlukan
senapan yang mampu menjangkau sasaran
lawan sebelum sempat bereaksi. Hebatnya,
NTW-20 punya kemampuan menembakkan dua
jenis proyektil berbeda, yaitu 20 mm dan 14,5
mm Russian. Khusus amunisi 20 mm, yang
digunakan adalah peluru 20 x83,5 mm eks
senapan anti pesawat Jerman MG-151 pada era
Perang Dunia II.
Soal kemampuan, tak perlu ditanya. Ranpur
lapis baja setipe BTR dan BMP potensial untuk
dirobek lapisan bajanya. Piliah pelurunya
cukup beragam, mulai dari jenis HE ( High
Explosive), fragmentasi, sampai peluru bakar
( High Explosive Incendiary ). Untuk memilih di
antara dua peluru ini, semuanya cukup
dilakukan melalui penggantian laras, bolt, dan
magasin, yang kesemuanya hanya memerlukan
waktu kurang dari satu menit di tangan
operator terlatih. Sebagai senapan bolt action
yang menembakkan peluru berkaliber besar,
wajar jika bolt pada NTW-20 sampai harus
memiliki enam lug untuk membantu menahan
gaya tekanan yang sangat besar dari kamar
peluru. Selain itu, sistem pasok peluru pada
NTW termasuk unik, karena menganut model
magasin horizontal (seperti pada sten gun)
yang dimasukkan dari sisi kiri. Pilihan ini juga
terasa masuk akal, karena bobot peluru besar
yang di atas rata-rata akan membuat pegas
sulit beroperasi dengan optimal, andaikata
harus beroperasi melawan gravitasi seperti
halnya pada magasin konvensional yang
dipasang secara vertikal dari bawah senapan.
Sebelum lebih jauh, sekedar informasi, bolt
action adalah (sistem operasi) kokang senjata
api yang mana bagian bolt dioperasikan secara
manual dengan cara menggesernya ke belakang
(menggunakan tuas kecil /handle ) agar bagian
belakang (breech ) laras terbuka, casing peluru
kosong yang sudah dipakai terlempar keluar
dan peluru baru masuk kedalam breech
kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke
depan secara manual).
Penembak sedang mengokang NTW-20.
Untuk menjaga stabilitas dalam penembakkan,
NTW-20 juga ditawarkan dalam model monopod.
Untuk penggantian kaliber, laras NTW-20 dapat
diganti dengan mudah.
Sebagai senapan dengan kaliber jumbo,
pertanyaan yang timbul selanjutnya, bagaimana
NTW-20 mampu meredam daya tolak balik
yang dihasilkan peluru 20 mm sehingga bisa
ditahan oleh tubuh manusia? NTW-20 rupanya
punya tiga jurus jitu untuk menanganinya.
Pertama, sistem yang disebut hydraulic double
acting damper berupa katup dan perluasan
kamar peluru untuk menahan pemuaian
tekanan yang dihasilkan oleh tembakan peluru
20 mm. Tabung hidrolis ini dari luar berbentuk
tabung menonjol yang ada di bawah laras.
Ketika terdorong oleh gaya tolak talik ke
belakang, laras dipaksa menarik piston hidrolis
yang diisi pelumas, sehingga gerakannya
melambat dan hentakannya berkurang.
Jurus kedua, ada pegas penahan ( buffer spring )
ganda pada bagian bawah-belakang receiver
yang menempel ke popor belakang. Pegas
penahan ini adalah benteng lapis kedua yang
menangani efek tolak balik setelah batang
piston hydraulic damper sudah berada di titik
puncak peregangannya. Kedua benteng ini
membentuk sistem kontinyu yang tidak
terputus, sehingga tekanan gaya tolak balik
dapat disebar dalam rentang waktu yang lebih
panjang agar penembak tidak merasakan
tekanan terlalu besar. Terakhir, jurus ketiga
berupa muzzle brake dua tingkat yang
membantu menyalurkan kilatan api
penembakkan dan sebagian gaya tolak balik ke
arah depan.
Bagi para pengguna NTW-20, Denel Mechem
menyediakan paket lengkap, mulai dari fixed
carry handle dan kaki-kali yang sudah jadi
standar, laras pengganti, sampai teleskop
standar dengan kemampuan 8x. Teleskop
sepertinya didesain dengan model scout profile,
karena memiliki eye relief (jarak mata dan
lensa) yang cukup jauh. Jika tidak puas,
pembeli tentu saja berhak menggunakan
teleskop dengan magnifikasi lebih besar,
mengingat peluru 20 mm memiliki jarak
jangkau lebih jauh dibanding 14,5 mm atau
12,7 mm.
Amunisi kaliber 20 mm NTW-20
Keunggulan lain NTW-20 yakni bisa diurai
menjadi bagian yang bisa diangkut
menggunakan dua ransel besar yang masing-
masing berbobot 15 kg. Sehingga minimal bisa
dioperasikan tim sniper yang berjumlah dua
orang, satu sebagai penembak dan satunya lagi
berperan sebagai spotter (observer ). Tidak
salah bila Marinir TNI AL menjatuhkan pilihan
pada NTW-20 sebagai senapan anti material
pilihan. Didukung kaliber yang besar, senapan
ini menjadi platform multifungsi untuk
berbagai aplikasi kemiliteran. (diolah dari
berbagai sumber)
Spesifikasi Denel Mechem NTW-20
Asal : Afrika Selatan
Tahun pembuatan : 1990
Kaliber : 14,5 x 114 mm/ 20 x 82 mm
Sistem operasi : bolt action
Panjang total : 2.015 mm/ 1.795 mm
Panjang laras : 1.220 mm/ 1.000 mm
Berat kosong : 33,8 kg/ 30,5 kg
Kecepatan proyektil : 1.000 meter/ 720 meter
per detik
Jarak tembak efektif : 2.300 meter/ 1.500
meter
Akurasi : 1 meter
Kapasitas magasin : 5 peluru


sumber: Indomiliter
Diubah oleh dot.48 10-10-2014 13:21
0
6.8K
17
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan