faridwinnerAvatar border
TS
faridwinner
Osteoporosis dan Cinta Kasih Mama
Kita akan berkenalan dengan satu istilah medis, osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi tulang yang keropos, artinya bobot berat bobot inti dari sepotong tulang, atau sering disebut massa tulang berkurang, sehingga daya sangga tulang menjadi berkurang. Akibatnya fatal karena tulang yang tersusun dalam rangka manusia itu tidak sanggup menahan berat beban manusia dan bisa menyebabkan dirinya ambruk. Sama seperti bangunan yang ambruk karena tiang-tiang tulang penyangganya tidak kuat lagi, bisa karena habis dimakan rayap maupun aus karena usia.

Banyak telaah dan riset studi medis soal osteoporosis ini. Salah satu di antaranya adalah osteoporosis ternyata lebih sering menyerang kaum hawa. Kaum ibu terlebih saat usia senja tiba. Banyak sekali alasan medis yang diungkap mengapa kaum ibu lebih rentang terhadap osteoporosis. (Pembaca yang tertarik mempelajarinya dapat mengunjungi situs osteoporosis foundations). emoticon-Ngakak

Pertanyaannya, mengapa kaum ibu pada masa rentahnya harus menghadapi hal ini? Saya mengambil cerita rakyat kuno untuk menjelaskannya. Cerita yang sama diceritakan oleh ibu saya waktu saya masih kecil dengan harapan agar saya tidak bertambah nakal dan kurang ajar. Orang zaman dulu memang bijak menggunakan perumpamaan sebagai sarana audio visual. Inilah cerita pengantar tidur dari keheningan di Tibet.

Pada zaman dahulu kala di kerajaan Asia Tengah ada seorang murid yang sedang berjalan bersama gurunya dalam pengembaraannya. Mereka merantau dari satu kota ke kota yang lainnya. Dan pada suatu ladang yang mereka lalui, mereka melihat pemakaman tua. Oleh karena sebagian dari makam itu sudah lapuk ditelan waktu, disana terlihat ada banyak abu sisa tulang-tulang orang yang sudah meninggal dunia pada masa-masa silam.

Lalu, sang murid bertanya pada sang guru, "Guru, dari tulang-tulang itu, mengapa tulang belulang manusia itu lain warnanya, tidak sama antara yang satu dengan yang lain." Sang guru menjawab, "Oh, itu karena ada tulang laki-laki dan ada tulang perempuan." Si murid bertanya dengan rasa ingin tahu yang tinggi, "Dari mana bisa membedakan mana yang punya laki-laki dan mana yang punya perempuan?"

Sang guru menjawab, " warna tulang yang abu-abu hitam adalah tulang seorang ibu dan tulang yang putih adalah tulang seorang bapak." Sang murid makin antusias dan meneruskan pertanyaannya, " kenapa bisa begitu Guru?" Jawab Sang guru, " karena sang ibu menyusui anak-anaknya, dan zat-zat dalam tubuhnya yang ada dalam tulangpun ikut terserap saat menyusui anak-anaknya, itulah sebabnya sisa tulang ibu menjadi hitam. Sari makanannya sudah diberikan kepada bayinya, sedangkan pada bapak karena tidak menyusui, tulangnya tetap putih.

Sang murid berkata, "wah luar biasanya cinta kasih ibu, memberikan semua yang ada pada dirinya untuk anak-anaknya, sampai-sampai abu tulangnya menjadi hitam sesudah meninggal." Jawab Sang guru, " itulah cinta kasih seorang ibu, memberikan semua untuk anak-anaknya."

Sewaktu membaca artikel osteoporosis dan mengapa kaum ibu lebih rentang mengalami rapuh tulang ini, saya tidak tertarik untuk mengetahui berbagai alasan ilmiah hormon estrogen atau genetik atau menopause yang mungkin menyebabkannya. Saya hanya teringat pada cerita sebelum tidur yang pernah saya dengar dari ibu saya.

Bukankah luar biasa kecanggihan dibalik kesederhanaan orang tempoe doeloe dalam memberikan pengertian dan pencerahan budi pekerti dalam bentuk cerita, suatu audio visual yang sederhana? Kaum ibu memberi sum-sum kehidupan, justru pada masa tuanya harus dihadapkan dengan osteoporosis. Tidak usah heran kalau ada substansi yang luar biasa dibalik 'Surga di Telapak Kaki Ibu'.

We Love You Mom emoticon-Kiss
0
929
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan