md17theexplorerAvatar border
TS
md17theexplorer
We Found Love in Hopeless Place (part 2)


(Sambungan dari Thread sebelumnya )
kalau dulu saya hanya bisa menulis status yang saya share " aaa saya pingin ke gunung prau untuk melihat golden sunrise ygn luar biasa indah",
yang konon katanya disalah satu media elektronik indonesia yang terkemuka bahwa gunung tersebut adalah gunung yang memiliki golden sunrise paling indah dari semua gunung gunung yang bertebaran diIndonesia tercinta ini.emoticon-I Love Indonesia (S)
saat itu dengan bangganya saya bisa bilang I’m on my way hei you my beautiful dream , Thank God!!!

Beli Tiket yang Terburu buru

emoticon-Bingung (S)Tiket keretapun segera saya cari cari, saya pikir tiket kereta masih seperti dulu peminatnya tidak terlalu ramai pada hari biasa, bukan weekend. Ternyata saya salah sangka haha karena tiket tidak segera saya pesan saya jadi harus membayar harga yang lebih tinggi untuk tiketnya keluaran Jaka Tingkir dan tanggalnya pun tidak ada yang tanggal yang saya inginkan pada saat itu harusnya saya berangkat pada tanggal 11 Agustus 2014 agar tubuh saya juga bisa istirahat sebelum saya berangkat lagi pada tanggal 16 Agustus 2014 menuju wekas lereng gunung merbabu untuk mendaki bersama teman teman muntaha yang sudah menjadi kesepakatan saya dengan dia sebelumnya untuk acara 17 agustus disana.
Apa mau dikata saya terlalu bergembira untuk menuju gunung impian saya jadi besarnya harga yang ditawarkan tidak menjadi masalah untuk saya.
emoticon-I Love Indonesia (S)
Beruntung memang masih rejeki untuk tiket yang tidak terlalu mahal , petugas kereta api yang melayani saya pada saat itu langsung menyarankan memakai kereta Jaka Tingkir sebenarnya kereta tersebut sampai solo jebres tapi lewat lempuyangan jadi mbaknya menyarankan memakai itu. Oh iya satu hal lagi Jaka Tingkir hanya muncul pada tanggal tanggal ganjil saja, jadi otomatis saya berangkat pada tanggal 13 agustus dan sampai ke esokan paginya tanggal 14 agustus 2014, tanpa banyak kata kata saya langsung bilang iya dan membayar tiket dengan harga Rp. 95.000,- kepada petugas tersebut padahal untuk tiket ekonomi bernama Progo yang jadi incaran pada saat itu harganya hanya Rp.50.000,- sedangkan untuk tiket kepulangan sudah dibelikan oleh team merbabu beberapa waktu lalu melalui stasiun poncol semarang dengan harga Rp. 50.000,- juga.

Hari yang Dinanti Telah Tiba

Hari pun silih berganti akhrinya hari yang ditunggu tunggu tiba juga. Tepat pada tanggal 13 Agustus jam 23.35 WIB kereta berangkat dari stasiun Pasar Senen menuju lempuyangan. Kereta sampai di lempuyangan pada pukul 8.00 terlambat 30 menit dari jadwal yang tertera ditiket saya pada saat itu.
Setelah sampai teman saya Ibad yang jauh jauh dari Pekalongan ke Yogjakarta hanya untuk menjemput saya menggunakan motor pada saat itu. Hahah terima kasih ya Mas Ibad :P .
emoticon-Toast
Habis itu kami jalan menuju terminal Giwangan untuk menitipkan motornya dan mencari Bus jurusan ke Magelang dan dari terminal magelang baru kami cari bus yang menuju wonosobo.
Setelah menitipkan motor, perut pun terasa lapar karena sejak semalam belum makan. Akhirnya kami makan di MC Donalds terdekat dengan lokasi terminal. Pertanyaannya kenapa Mc Donalds??padahal saya ini sedang Backpackeran hahaha bukan apa apa, karena pada saat itu makanan yang cocok dengan lidah saya tidak terdapat disana.
emoticon-Najis
Kelemahan saya adalah lidah saya tidak biasa dengan berbagai macam makanan yang aneh aneh. Entah kenapa Lidah saya pun selalu setia dengan rasa yang terasa enak untuknya, Hal ini yang selalu membuat saya kesulitan jika bepergian ketempat lain niat untuk berhemat malah jadi boros.emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Makan pagi dirapel makan siangpun sudah, akhirnya kami membeli perbekalan logistic dan obat obatan di Toko terdekat lsekitar 50-60.000,- lalu kami naik bus jurusan magelang dengan harga Rp. 10.000,- perjalanan dari terminal giwangan menuju terminal wonosobo sekitar 2 jam.
Setelahnya kami naik angkutan umum berbentuk mini bus yang seharga Rp.20.000,- menuju terminal wonosobo sekitar 2 jam dan dilanjutkan lagi naik mini bus kearah wisata dieng seharga Rp.15.000,- sekitar 1-2 jam, tergantung supirnya karena suka ngetem dulu dipinggiran untuk menunggu penumpang penuh.

Tiba Di Basecamp Gunung Prau

Akhirnya sebelum maghrib kamipun berjalan kaki menuju basecamp yang tidak jauh dari jarak kami diturunkan oleh pak supir. kami sampai basecamp gunung prau pada pukul 17.00



Setelah bersih bersih mandi dengan air yang amat sangat dingin dan beristirahat kamipun segera mendaftarkan diri sebagai salah satu syarat jika ingin naik gunung sebagai data resmi jika ada sesuatu terhadap peserta pendaki ada yang bertanggung jawab serta tidak lupa membayar uang registrasi sebesar Rp.4000,- perorangnnya. (pertanggal 14 Agustus 2014)

Pada saat itu beberapa anggota pengurus berkata kepada kami, “nanti ada guru besar dari pekalongan mau datang untuk syukuran di puncak gunung prau dan hampir seluruh penghuni desa disekitar gunung prau juga berpartisipasi kamu mau ikut kami atau mau naik duluan mendakinya ??”,tanya salah satu pengurus. Kamipun beridiskusi dan akhirnya memutuskan ikut rombongan penduduk gunung prau menuju puncak.

Mulai Mendaki Pertama Kali Pada Saat Malam Hari

Pada jam 20.00 malam kamipun naik bersama sama dan saya tidak menyangka jalur treck yang katanya mudah, itu yang saya sering baca di forum forum pendakian ternyata sangat sangat melelahkan dan membuat dengkul lemas karena jalur treck yang menukik keatas dan tidak ada bonus kecuali sudah mendekati jalur puncak gunungnya baru jalur mulai landai.

Ingin nangis rasanya pada saat trecking ditegah tengah jalur menuju puncak gunung Prau hahaha karena ini ke 2 kali saya hiking dengan jarak yang lumayan lama hampir 3 bulan vacum,.Saya jadi malu hati karena di perjalanan kami bertemu anak anak lereng gunung usianya masih sangat kecil mungkin sekitar 9-10 tahun karena pada saat saya tanya sekolah sudah kelas berapa? Mereka menjawab kelas 3 SD.
Mereka dengan ramah menyapa saya dan teman saya ditengah jalan pada awal awal jalur treck yang menukik keatas itu. “ kakak mau saya bantu bawakan tasnya?? , saya menjawab “ kalian namanya siapa?”, Merekapun menyebutkan namanya masing masing hahaha waktu itu saya ingat tapi pas saya menulis cerita ini saya lupa nama mereka, siapapun mereka saya berterima kasih sekali.
Mereka bilang kepada kami yaitu saya dan teman saya Ibad, “ kami ber tiga selalu bersama sama jika naik gunung, kami sudah bersahabat dari kami masih kecil sekali dan kami tidak pernah berkelahi”,
Sayapun terperanjat “ dalam hatipun berkata anak sekecil ini sudah bulak balik naik turun gunung prau dengan treck yang susah seperti ini wow amazing!!!masa saya kalah dengan mereka yang usia dan tentunya tulang saya lebih kuat dari mereka hahahah sejak itu saya bersemangat untuk mencapai puncak ”.

Diselang perjalanan kamipun juga bertemu beberapa pengurus basecamp gunung prau merekapun bersedia membantu menemani kami naik bahkan membantu membawakan tas carrier saya wkwkwk sungguh beruntung sekali saya saat itu. Tuhan kasih saya banyak malaikat pelindung untuk sampai ke negeri impian diatas awan.emoticon-Kiss

Sepanjang jalan menuju puncak aku terus bersemangat sambil menggerutu “astagfirullah hahaha kapan sampainya ini mas??hahaha “, dan dia menjawab “ sebentar lagi kok mbak sambil tersenyum senyum geli melihat saya menggerutu”, ya omongan yang sering saya dengar sebentar lagi puncak, sebentar lagi setelah satu bukit sudah puncak atau apapun itu hahaha tapi rasanya tidak sampai sampai juga
emoticon-Ngakak



Pos cacingan hahaha saya pikir ini adalah nama penyakit yang jadi bahan bercandaan pendaki yang ada disana saat itu tidak tahunya pas saya cek memang namanya cacingan dan treck jalur inipun membuat saya cacingan saking terjalnya dan berakar jalurnya
emoticon-Ngakak
oh iya Belakangan setelah perkenalan kami baru tahu bahwa beliau bernama Yanu. Beliau adalah penduduk asli sana yang pernah merantau di Kalimantan sebagai kuli disalah satu perusahaan minyak disana namun entah kenapa dia kembali ke wonosobo dan melanjutkan menjadi petani. emoticon-Bingung (S)
Penduduk asli gunung prau sehari – hari hanya berprofesi sebagai petani buah dan sayur. Buah yang terkenal dari dataran tinggi dieng yaitu carica dan terong belanda.
Normal perjalanan untuk yang sudah expert sekitar 2 jam ke puncak, well itu yang sudah expert lho ya hiihi kalau untuk pemula yang keong seperti saya ini ya sekitar 3,5 jam baru sampai puncak ditambah kami pergi naik pada saat malam hari dan kebetulan juga pengelihatan saya ini kurang baik pada saat malam hari karena pada dasarnya mata saya minus tapi tidak mau pakai kacamata.

Untuk digunung Prau saya tidak izin dahulu seperti sebelumnya saya ceritakan saya minta izin lewat dulu digunung Merbabu, untuk gunung prau ini saya datang langsung karena setelah saya cek gunung tersebut energinya selaras dengan energy yang terdapat pada tubuh saya jadi saya tidak khawatir untuk pergi kesana, well secara metafisika juga tidak banyak gangguan dari makhluk makhluk astral yang saya temui selama perjalanan hanya 1 atau 2 saja pas awal naik sebelum benar benar memasuki kawasan pendakian gunung prau memang terjadi gangguan tapi setelahnya mereka membiarkan saya naik.
emoticon-Shakehand2
karena memang saya tidak bisa dipisahkan dari hal tersebut yang dikarenakan indera ke 6 saya benar benar aktif. Oke lupakan hal mistis hahaha emoticon-Malu (S)

Pucuk Pucuk Pucuk emoticon-Cape d... (S) emoticon-Malu (S)

Kira kira 3, 5 jam kami akhirnya sampai juga dipuncak gunung prau. Perasaan saya campur aduk antara senang, sedih, lelah, terharu semua menjadi satu . Kamipun segera beristirahat sejenak, namun dikarenakan memang untuk daerah wonosobo terkenal sangat dingin diantara daerah daerah lainnya di jawa tengah kami harus bergegas mendirikan tenda yang kurang lebih bisa di isi kapasitas sekitar 3 orang. Setelah tenda selesai didirikan kemudian kami mengeluarkan logistic kami untuk dimasak.
Ke 3 anak kecil dieng tersebutpun masih menemani kami bahkan tidurpun kami bersama dalam 1 tenda. Saat berbincang bincang menceritakan kejadian selama naik gunung tadi teman saya berkata, “ Rin kita kaya udah punya tiga anak yang tengah bertamasya naik gunung ya?”, dan kamipun tertawa kencang.
jadi membuat saya berkhayal sejenak... jika suatu saat saya telah menikah dengan seorang pria yang mempunyai hobby yang sama (dalam artian siapapun itu jodoh yang terbaik yg Tuhan pilihkan untuk saya) dan kelak mempunyai anak anak yang lucu dan pemberani seperti itu maka ya mungkin gambarannya seperti saat itu jika kami berkemah digunung bersama wkwkwkwk
emoticon-Ngakak
Jam sudah menunjukan pukul 0.1.00 dini hari dan lelah pun sudah menhinggapi mata dan seluruh tubuh saatnya untuk beristirahat sambil menunggu matahari terbit nanti.

Tak terasa saat yang ditunggu hanya dalam hitungan jam lagi.
Dingin yang menyelimuti kami membuat tidur kamipun tidak nyenyak, sampai saatnya alarm berbunyi dan suara suara dari luar tenda terdengar kencang , “Sunrise woii banguuuun”, teriak salah satu penghuni tenda di sekitar tenda kami.

Golden Sunrise Gunung Prau



Dinginnya angin yang menusuk tulang tak menjadi halangan untuk saya beranjak ikut melihat keluar
Ya, ternyata photo photo yang saya lihat di google itu semuanya nyata…. Subhanallah, Tuhan memang perbuatan tangannya sangat ajaib.
Terpaku dingin beku saat terperanjat melihat garis panjang sinar itu, ya ini yang dinamakan Golden sunrise!!, Tuhan mengabulkan permintaanku untuk melihat Maha karyaNya yang luar biasa indah.







Dan ketika mulai menyeruak keluar baru tahu bahwa disebelah kananku ada penampakan yang sangat indah dari gunung kembar yaitu sindoro dan sumbing lalu terlihat juga gunung merbabu,gunung merapi,bahkan gunung lawupun bisa Nampak dari gunung prau subhanallah luar biasa!













Setelah matahari perlahan lahan mulai naik kepermukaan kamipun bersiap siap untuk turun, danke 3 anak kecil dieng yang kami temui itu berpamitan karena sudah dijemput oleh orang tua mereka yang ikut ke atas untuk selametan dipuncak bersama penduduk lainnya.


sebelum mereka turun duluan tak lupa saya abadikan foto mereka bertiga sebagai kenang kenangan.

Setelah beres barang barang kami, mas Yanu pun mengajak kami.
“yuk coba dilihat kebelakang mbak disana ada tanjakan kita naik yuk disana viewnya bagus kok yang semalam kita lihat hanya lampu lampu saja , Biar tidak penasaran”, ucapnya sambil tertawa tawa bersama satu orang temannya.
Bentuk tanjakannya persis seperti tanjakan cinta yang di punya oleh Gunung semeru setelah melewati ranu kumbolo. Sayangnya saya tidak foto tanjakannya emoticon-Big Grin
Saat sudah sampai atas, then he exactly right guys!! Awesome!! Seluruh dataran tinggi dieng terlihat mulai dari bukit sikunir, telaga warna wisata dieng , dll







Tidak sia sia saya mencapai puncak Gunung Prau, totally amazing..di puncak gunung ini kita bisa melihat pemandangan yang luar biasa, bayangkan hampir semua gunung dijawa tengah dapat terlihat dari puncak tersebut.


lautan halus awan yang menghampar luas begitu indahnya serasa ingin tidur diatasnya emoticon-Ngakak


bukit teletubies katanya sih begitu karena bentuknya yang tumpang tindih seperti yang ada di film teletubies



Jalur Turun Gunung Menuju Basecamp

Setelah puas mengabadikan pemandangan pemandangan indah dari gunung ini, kamipun turun gunung mas yanu tak segan segan kembali membantu kami dengan beberapa teman teman lainnya dan menunjukan kami jalan pintas menuju ke basecamp, jalur ini adalah jalur yang biasanya dilalui oleh orang orang desa setempat walaupun agak curam karena jalan setapak yang kami lalui hanya kira kira selebar 100 cm yang tengah ditumbuhi ilalang ilalang yang tinggi dan disamping kanannya adalah jurang.emoticon-Berduka (S)
Turunnya pun kami melewati pertanian dan perkebunan warga, satu per satu petani menyapa mas Yanu dan kami.
Dan benar saja hanya dalam waktu kurang lebih 2 jam kami turun ke basecamp , dan ternyata setelah turun kami diajak tidak kebasecamp melainkan menuju kerumah mas Yanu, disana kami disuguhkan kue, dan teh manis yang hangat dan beberapa temannya pun main kerumahnya untuk berkenalan dengan kami.
berikut adalah foto mas yanu, ibad teman saya dan satu lagi adalah teman mas yanu

posisi mas yanu ada disebelah kanan, dan yang tengah adalah teman saya Ibad, dan dipojok kiri ada teman mas yanu yang saya lupa namanya emoticon-Ngakak
Sungguh ramah sekali mas Yanu ini, sungguh pengalaman yang berbeda yang saya temui kali ini.
Disepanjangan jalan saya banyak sekali menemukan jenis bunga bunga ini

yang entah bernama apa bunga tersebut namun menambah keindahan gunung Prau


ini adalah pemandangan yang bisa kita nikmati pada saat menuruni gunung prau




Treck yang membuat saya cacingan pada saat malam itu emoticon-Najis (S)

Setelah kami selesai bersih bersih dan mandi kamipun hendak berpamitan kepada mas Yanu, sebelum kami benar benar meninggalkan lereng gunung prau, kami dibekali terong belanda sekantong plastic hahaha sungguh jadi tidak enak hati kami, karena merasa sudah sangat merepotkan beliau.
Namun jika tidak diambil artinya tidak menghargai pemberian orang, karena pemikiran orang desa dan perkotaan kan suka berbeda konteksnya. Akhirnya ya kami ambil saja.

sebelumnya saya ke warung terlebih dahulu untuk membeli air minum bekal selama perjalanan ke wekas, dan bapak penjaga warung tersebut berkata, " Mau pulang de?, tidak pak saya mau lanjut ke wekas dulu untuk pendakian gunung merbabu, lalu si bapak bertanya, "wah hebat ya, lalu bagaimana naik gunung disini semalam? dapat sunrisenya?",
tanpa banyak basa basi saya menjawab, "iya dapat pak alhamdulillah".
sibapakpun menimpali, wah beruntung sekali kamu nak, soalnya banyak pendaki pendaki lain susah dapat sunrise karena kabut yang selalu turun.
hehehe ternyata lagi lagi saya beruntung alhamdulillah emoticon-Kiss (S).

Dan kamipun berpamitan kepada siBapak penjaga warung dan segeranaik bus wisata dieng dengan harga Rp.15.000,- kearah luar tempat wisata,lalu dilanjutkan Bus dengan jurusan terminal wonosobo dengan harga Rp.20.000,- untuk perjalanan yang sama sekitar 2 jam dan dari wonosobo, ketika kami sudah sampai ke magelang kami naik bus jurusan wekas menuju basecamp Gunung Merbabu dengan harga Rp. 20.000,- untuk trip kami selanjutnya yang sudah terprogram bersama Muntaha teman saya tersebut.

Sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa digunung saya mendapat banyak rahmat dari Tuhan. itu sebabnya kenapa saya memberi judul dari tulisan ini dan tulisan sebelumnya, We Found Love in Hopeless Place", sebuah tempat yang tidak pernah saya sangka sangka untuk semua kebaikan dan cinta kasih dari orang orang yang saya temukan disini.
Goodbye Wonosobo see you next time emoticon-Kiss (S)
emoticon-Kiss
emoticon-Malu (S)
Diubah oleh md17theexplorer 16-09-2014 08:48
0
3.7K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan