shofwanologyAvatar border
TS
shofwanology
Perjalanan Menggapai Cita-Cita: Semeru September 2014 (Sebuah Catatan Perjalanan)
Setiap manusia normal semestinya memiliki keinginan dan cita-cita. Entah itu hanya sekedar bisa makan setiap hari, bisa menjadi pengacara atau dokter di kemudian hari, atau memiliki Bugatti Veyron di suatu saat nanti. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, kita sering disarankan membuat wishlist tahunan ketika memasuki pergantian tahun. Nah, menapakkan kaki di puncak Mahameru adalah cita-cita sekaligus wishlist saya yang belum kunjung tercapai hingga usia saya melebihi seperempat abad ini.
September ini saya bertekad mewujudkan cita-cita saya tersebut. Bersama Tris, seorang sahabat yang barusan kembali ke kampung halaman selepas bekerja 3 tahun di Jepang, kami bertekad mendaki puncak Mahameru September ini.

Sekedar info, saya sudah dua kali mendaki jalur Semeru. Yang pertama hanya sampai di Ranu Kumbolo sekitar 3 tahun lalu, dan tahun 2013 kemarin perjalanan saya terhenti di Kalimati karena fisik yang kurang fit. Oleh karena itu, tahun ini saya mempersiapkan segalanya termasuk berdoa di sepertiga malam terakhir agar diizinkan oleh-Nya menapaki puncak tertinggi di Jawa.

3 September 2014

Persiapan, bikin ceklis gear, belanja, ngumpulin persyaratan perijinan, dan beli tiket. Semua kami lakukan di tengah kesibukan kerja. Rencana awal berangkat sore hari itu ditunda jadi pagi buta keesokan harinya karena pertimbangan persiapan alat dan bahan yang belum matang.

4 September 2014

Pukul 5 lebih kami sudah standby di Stasiun Gubeng Baru, persiapan naik KA Bima II jurusan Surabaya – Malang. Di Stasiun kami tidak sengaja bertemu 3 mahasiswa dari Tangerang yang berencana mendaki Semeru juga yaitu Bimo, Rafa, dan Rezki. Nantinya mereka bertiga akan menjadi rekan kami selama pendakian sejak start sampai finish. Pukul 6 tepat kereta berangkat menuju Malang.

Pukul 8 pagi kami berlima sampai di Stasiun Malang Baru dan langsung mencarter Xenia menuju Tumpang. Sampai di depan Alfamart Pasar Tumpang, kami mencari sarapan sambil belanja keperluan tambahan. Setelah itu kami berjalan sekitar 100 meter menuju Basecamp Pendaki Semeru milik Perhutani. Di sana kami diarahkan untuk melengkapi persyaratan pendakian serta didaftar untuk masuk dalam grup transportasi Jeep menuju Ranu Pane. Jujur, adanya Basecamp dan orang-orang di dalamnya yang baik serta tanggap, sangat membantu kami para pendaki yang belum tahu apa-apa tentang sistem pendakian di Semeru yang baru ini.

Spoiler for Basecamp Tumpang:


Pukul 11 lebih kami sampai di Ranu Pane. Setelah mengurus perizinan, kami menuju warung di sekitar Ranu Pane untuk mengosongkan isi perut sekaligus mengisinya kembali sebelum memulai perjalanan. Saya dan Tris juga ngepack ulang barang bawaan sekaligus memasukkan tenda ke carrier. Sedangkan carrier Bimo, Rezki, dan Rafa sudah ter-pack rapi sejak di Basecamp Tumpang. Pukul 13 tepat kami memulai perjalanan menuju Ranu Kumbolo.

Spoiler for Ranu Pane:


Tepat pukul 17 kami sampai di Ranu Kumbolo. Selepas mendirikan tenda, kami menikmati suasana Ranu Kumbolo sejenak, sembari membasuh muka dengan air danau yang dingin. Hari itu matahari bersinar sepanjang hari tidak tertutup awan maupun kabut. Malam harinya, bulan yang ¾ bulat juga menyinari danau dengan terang menambah suasana jadi semakin temaram. Saya duduk di depan tenda sambil menyeruput teh tarik, menikmati kesempatan yang tidak bisa dirasakan setiap hari, sembari bersyukur. Tuhan memang Maha Besar dan Maha Baik.

Spoiler for Ranu Kumbolo 040914:


5 September 2014


Malam itu saya tidur cukup nyenyak, setelah malam sebelumnya kurang tidur. Setelah bangun dan sholat subuh, saya dan Tris membuat minuman hangat di depan tenda sambil menyiapkan sarapan. Tidak lama kemudian matahari muncul menyapa pengunjung Ranu Kumbolo. Kami langsung hunting gambar dengan kamera sambil menikmati hangatnya sinar mentari yang menerpa bumi. Matahari pagi itu bersinar terang tanpa terhalang. Kami semua terbius oleh kombinasi matahari terbit dan bukit di sisi timur Ranu Kumbolo serta Ranu Kumbolo itu sendiri. Begitu indah dan menawan.

Spoiler for Ranu Kumbolo 050914:


Sekitar pukul 9 pagi lebih, kami memulai perjalanan menuju Kalimati. Perjalanan diawali dengan tanjakan cinta yang cukup menjadi shock terapy bagi kami. Sampai di punggungan puncak dari tanjakan cinta, kami disambut pemandangan Oro-oro Ombo yang menakjubkan. Tak lupa kami berfoto sejenak di sana. Setelah itu kami memutuskan lewat jalur yang turun curam untuk merasakan melewati jalur tengah-tengah sabana Oro-oro Ombo yang siang itu cukup panas. Berasa melewati padang Afrika.

Spoiler for Oro-Oro Ombo:


Selanjutnya jalur setelah Cemoro Kandang sampai Jambangan dipenuhi debu dan semak belukar serta jalan setapak yang naik dan turun, sesekali ada pula pohon besar yang bisa digunakan untuk berteduh di tengah jalur.
Sampai di Jambangan kami istirahat sejenak sambil menikmati segarnya semangka beli di bapak penjual di sana. Sekitar pukul 13 kami sudah sampai di Kalimati.

Spoiler for Sekitar Jambangan:


Setelah mendirikan tenda, saya, Tris, dan Bimo beranjak untuk mengambil air di Sumbermani. Perjalanan dari camp ke Sumbermani cukup jauh, sekitar 20 menitan lebih sekali jalan. Sampai di lokasi camp, saya dan Tris mulai masak untuk makan siang sekaligus malam sebelum summit. Agar nanti menjelang summit attack tidak perlu repot, tinggal menghangatkan saja.

Pukul 21.30 saya dan Tris terbangun. Telat 30 menit dari jadwal kami. Langsung saja kami bersiap untuk summit attack. Tepat pukul 22.30 kami semua sudah siap berjalan lagi. Setelah berdoa dan cek ulang peralatan, kami memulai perjalanan menuju puncak.

Perjalanan menuju batas vegetasi terakhir masih standar, didominasi jalur setapak naik berdebu dengan kanan kiri terdapat pohon dan semak-semak. Sebelum batas vegetasi, kami sudah mulai menapaki jalur berpasir khas gunung berapi.

Jalur menuju puncak semeru setelah vegetasi terakhir adalah bagian terberat dari seluruh rangkaian pendakian Semeru. Jalurnya berupa gundukan pasir yang renggang, tidak rapat. 2 langkah naik akan disertai 1 langkah turun. Pada beberapa spot juga ada batu besar yang lepas, jadi berbahaya bila diinjak. Di jalur menuju puncak ini kami sangat sering istirahat karena beratnya medan. Total perjalanan dari awal Kalimati sampai puncak mencapai 6 jam untuk jarak yang hanya 1,5 km. Berat.

6 September 2014

Spoiler for Before Sunrise:


Alhamdulillah, pada jam 4.30 kami semua sampai di puncak dengan selamat dan sehat walaupun kedinginan sangat. Beberapa pendaki memilih beristirahat di balik batu besar sebelum puncak, beberapa memilih menikmati suasana puncak walaupun angin dingin berhembus kencang. Saya dan Tris subuhan sambil menggigil kedinginan diterpa angin. Namun menjelang matahari terbit langit di sekitar puncak terlihat sangat indah dengan mega warna oranye-nya yang menyala dengan beberapa bintang masih tampak di atas. Hal itu yang membuat kami mengacuhkan rasa kedinginan.

Tak lama kemudian matahari pun muncul mengintip di balik bukit dari kejauhan. Keindahannya benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Spoiler for Sunrise at Mahameru:


Setelah berfoto sambil kedinginan di puncak sejenak, kami memutuskan untuk turun segera mumpung masih belum banyak yang sampai puncak.
Di perjalanan turun kami melihat beberapa pendaki yang gagal sampai ke puncak. Ada yang lemas sampai dipeluk rekan-rekannya, ada yang kakinya berdarah kena batu karena naik ke puncak hanya pakai sendal dan kaos kaki, ada juga yang sudah merasa kesiangan dan memutuskan turun kembali. Kenyataan itu membuat kami semakin bersyukur karena sudah diizinkan oleh-Nya menapakkan kaki di puncak dan menikmati keindahan ciptaan-Nya.

Spoiler for Turun Dari Puncak:


Tak terasa hanya 1,5 jam waktu yang kami butuhkan untuk turun ke Kalimati dari Puncak. Sampai di Kalimati, saya dan Tris memasak untuk sarapan pagi, sedangkan Rafa, Rezki, dan Bimo tepar di tenda. Jam 10 lebih kami mulai melanjutkan jalan turun. Kami memutuskan langsung ke Ranu Pane dan hanya berhenti sejenak di Ranu Kumbolo.

Spoiler for Oro-Oro Ombo dari jalur samping:

Spoiler for Misty Kumbolo:


Sekitar jam 16 kami sudah sampai di Ranu Pane. Kami langsung ke kantin menyerbu makanan di sana karena memang sudah kelaparan. Setelah itu kami menyerahkan lembar perizinan ke warga setempat karena pos sudah tutup. Kami mulai turun ke Tumpang sekitar jam 17.30, bersama rombongan lain, kali ini dengan menggunakan mobil pick up.

Kami sampai di stasiun Malang jam 8 malam, saya dan Tris langsung mencari penginapan, agar mudah untuk naik kereta ke Surabaya besoknya pagi buta jam 4.30. Rafa, Bimo, dan Rezky yang kehabisan tiket kereta langsung meluncur ke terminal naik bis tujuan Jakarta langsung.
Alhamdulillah kami semua sampai di rumah masing-masing keesokan harinya dengan selamat dan sehat.


Terimakasih Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Baik, orang tua kami masing-masing yang telah memberikan doa restu, Tris, Rafa, Rezki, dan Bimo. Kalian semua adalah partner yang hebat, tanpa kalian pendakian ke puncak ini tidak akan tercapai selancar ini.

Sekian cerita perjalanan kecil ini, semoga memberi manfaat buat agan sekalian. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan jelek saya emoticon-Matabelo.

Spoiler for Partners:


Quote:


Quote:
0
11.2K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan