- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN


TS
heyheymario
[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN






halo agan2 semuanya.ane muncul lagi kali ini, pembukannya bingung nih gimana. intinya kali ini ane bakal bahas tentang sejarah perfilman indonesia, abis males sih bahas film jaman sekarang 

Spoiler for pertama2:
SEMOGA GAK REPSOLL...

Spoiler for YANG TERPENTING:





Spoiler for INTERMEZO:
ane suka banget sama sejarah dan keliatannya anak muda jaman sekarang rada cuek sama sejarah
jadi ane mencoba berbagi informasi yang ane rasa berguna buat pengetahuan kita semua. kali ini ane pilih bidang perfilm-an dulu yah
. apapun yang ada di isi thread ini engga ada unsur SARA
. jadi murni cuma "SEKEDAR INFO".oh ya ane usahain bakal ngasih pict yg banyak.soalnya aga2 susah nih pictnya
. 





Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902011627.gif)
Spoiler for PEMBUKAAN:
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan! oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan! oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat.
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902011819.jpg)
Spoiler for Periode 1900 - 1942:
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Setelah sutradara Belanda memproduksi film lokal, berikutnya datang Wong bersaudara yang hijrah dari industri film Shanghai. Awalnya hanya Nelson Wong yang datang dan menyutradarai Lily van Java (1928) pada perusahaan South Sea Film Co. Kemudian kedua adiknya Joshua dan Otniel Wong menyusul dan mendirikan perusahaan Halimoen Film.
Sejak tahun 1931, pembuat film lokal mulai membuat film bicara. Percobaan pertama antara lain dilakukan oleh The Teng Chun dalam film perdananya Bunga Roos dari Tjikembang (1931) akan tetapi hasilnya amat buruk. Beberapa film yang lain pada saat itu antara lain film bicara pertama yang dibuat Halimoen Film yaitu Indonesie Malaise (1931).
Pada awal tahun 1934, Albert Balink, seorang wartawan Belanda yang tidak pernah terjun ke dunia film dan hanya mempelajari film lewat bacaan-bacaan, mengajak Wong Bersaudara untuk membuat film Pareh dan mendatangkan tokoh film dokumenter Belanda, Manus Franken, untuk membantu pembuatan film tersebut. Oleh karena latar belakang Franken yang sering membuat film dokumenter, maka banyak adegan dari film Pareh menampilkan keindahan alam Hindia Belanda. Film seperti ini rupanya tidak mempunyai daya tarik buat penonton film lokal karena dalam kesehariannya mereka sudah sering melihat gambar-gambar tersebut. Balink tidak menyerah dan kembali membuat perusahaan film ANIF (Gedung perusahaan film ANIF kini menjadi gedung PFN, terletak di kawasan Jatinegara) dengan dibantu oleh Wong bersaudara dan seorang wartawan pribumi yang bernama Saeroen. Akhirnya mereka memproduksi membuat film Terang Boelan (1934) yang berhasil menjadi film cerita lokal pertama yang mendapat sambutan yang luas dari kalangan penonton kelas bawah.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Setelah sutradara Belanda memproduksi film lokal, berikutnya datang Wong bersaudara yang hijrah dari industri film Shanghai. Awalnya hanya Nelson Wong yang datang dan menyutradarai Lily van Java (1928) pada perusahaan South Sea Film Co. Kemudian kedua adiknya Joshua dan Otniel Wong menyusul dan mendirikan perusahaan Halimoen Film.
Sejak tahun 1931, pembuat film lokal mulai membuat film bicara. Percobaan pertama antara lain dilakukan oleh The Teng Chun dalam film perdananya Bunga Roos dari Tjikembang (1931) akan tetapi hasilnya amat buruk. Beberapa film yang lain pada saat itu antara lain film bicara pertama yang dibuat Halimoen Film yaitu Indonesie Malaise (1931).
Pada awal tahun 1934, Albert Balink, seorang wartawan Belanda yang tidak pernah terjun ke dunia film dan hanya mempelajari film lewat bacaan-bacaan, mengajak Wong Bersaudara untuk membuat film Pareh dan mendatangkan tokoh film dokumenter Belanda, Manus Franken, untuk membantu pembuatan film tersebut. Oleh karena latar belakang Franken yang sering membuat film dokumenter, maka banyak adegan dari film Pareh menampilkan keindahan alam Hindia Belanda. Film seperti ini rupanya tidak mempunyai daya tarik buat penonton film lokal karena dalam kesehariannya mereka sudah sering melihat gambar-gambar tersebut. Balink tidak menyerah dan kembali membuat perusahaan film ANIF (Gedung perusahaan film ANIF kini menjadi gedung PFN, terletak di kawasan Jatinegara) dengan dibantu oleh Wong bersaudara dan seorang wartawan pribumi yang bernama Saeroen. Akhirnya mereka memproduksi membuat film Terang Boelan (1934) yang berhasil menjadi film cerita lokal pertama yang mendapat sambutan yang luas dari kalangan penonton kelas bawah.
Spoiler for LUTUNG KASARUNG:
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902011940.jpg)
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902011955.jpg)
Quote:
Walau dibikin oleh orang asing, tapi ini film cerita pertama di Indonesia yang menampilkan cerita asli Indonesia, sebuah legenda yang terkenal dari Jawa Barat. Antara lain berisi nasehat, janganlah memandang sesuatu dari kulitnya saja. Purbasari diejek karena punya pacar seekor lutung (Guru Minda), sedangkan kakaknya Purbararang membanggakan kekasihnya, Indrajaya yang manusia. Ternyata lutung itu sebetulnya adalah seorang pangeran tampan, titisan dewi Sunan Ambu. Guru Minda jauh lebih tampan dari Indrajaya.
Spoiler for TERANG BOELAN 1936:
Terang Boelan (diucapkan [təraŋ bulan]; Terang Bulan dalam Ejaan Yang Disempurnakan), dirilis secara internasional dengan judul Full Moon, merupakan sebuah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) yang dirilis tahun 1937.[a] Ditulis oleh Saeroen, disutradarai oleh Albert Balink, dan dibintangi antara lain oleh Rd Mochtar, Roekiah dan E. T. Effendi, Terang Boelan menceritakan dua sejoli yang kimpoi lari setelah diganggu oleh seorang penyelundup candu. Film ini dibuat di Hindia Belanda dan Singapura, dan diilhami oleh film Hollywood yang berjudul The Jungle Princess. Film ini, yang menggunakan musik keroncong, ditujukan pada penonton pribumi. Pemainnya kebanyakan diambil dari film Balink sebelumnya, yaitu Pareh (1936).
Terang Boelan meraih sukses komersial di Hindia Belanda dan wilayah lainnya, meraih 200.000 Dolar Selat di Malaya Britania. Kesuksesan ini menghidupkan kembali industri film dalam negeri yang pada saat itu nyaris punah dan menginspirasi pemasaran film khusus untuk penonton Melayu di Malaya. Rumus filmnya, yang terdiri dari lagu, adegan indah, dan cinta, diikuti sampai puluhan tahun kemudian. Sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran menyebut film ini sebagai titik tolak dalam sejarah perkembangan sinema Indonesia karena telah memicu pembuatan banyak film lain. Seperti film Indonesia kontemporer lainnya, Terang Boelan telah hilang sejak tahun 1970-an.
Terang Boelan meraih sukses komersial di Hindia Belanda dan wilayah lainnya, meraih 200.000 Dolar Selat di Malaya Britania. Kesuksesan ini menghidupkan kembali industri film dalam negeri yang pada saat itu nyaris punah dan menginspirasi pemasaran film khusus untuk penonton Melayu di Malaya. Rumus filmnya, yang terdiri dari lagu, adegan indah, dan cinta, diikuti sampai puluhan tahun kemudian. Sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran menyebut film ini sebagai titik tolak dalam sejarah perkembangan sinema Indonesia karena telah memicu pembuatan banyak film lain. Seperti film Indonesia kontemporer lainnya, Terang Boelan telah hilang sejak tahun 1970-an.
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902012848.jpg)
Spoiler for SINOPSIS:
Kasim (Rd Mochtar) dan Rohaya (Roekiah), dua sejoli yang saling jatuh cinta, terpaksa berpisah karena ayah Rohaya (Muhin) telah menjodohkannya dengan Musa (E. T. Effendi). Malam sebelum pernikahan dilangsungkan, Kasim menyanyikan sebuah lagu berjudul "Terang Boelan" untuk Rohaya, dan mereka sepakat untuk kimpoi lari. Pada hari itu juga, Rohaya dan Kasim kabur dari Pulau Sawoba menuju Malaka. Kasim medapatkan pekerjaan di pelabuhan, sementara Rohaya menjadi seorang ibu rumah tangga. Mereka menemui teman lama Kasim, Dullah (Kartolo), yang tinggal di Malaka untuk sementara waktu.
Kebahagiaan mereka tidak lama, karena ditemukan oleh Musa, yang ternyata seorang penyelundup candu. Saat Kasim sedang sibuk bekerja, ayah Rohaya mengambil kembali putrinya dan membawanya ke Sawoba. Kasim, yang telah mengetahui perbuatan Musa, juga kembali ke Sawoba dan menghimbau warga untuk melawan Musa dengan membongkar rahasia penyelundupan candunya. Ia dan Musa kemudian berkelahi. Ketika tampak bahwa Kasim akan kalah, ia diselamatkan oleh Dullah, yang telah mengikutinya pulang ke Sawoba. Ayah Rohaya dan semua warga desa menyetujui agar Kasim dan Rohaya hidup bersama, karena mereka benar-benar telah jatuh cinta.
Kebahagiaan mereka tidak lama, karena ditemukan oleh Musa, yang ternyata seorang penyelundup candu. Saat Kasim sedang sibuk bekerja, ayah Rohaya mengambil kembali putrinya dan membawanya ke Sawoba. Kasim, yang telah mengetahui perbuatan Musa, juga kembali ke Sawoba dan menghimbau warga untuk melawan Musa dengan membongkar rahasia penyelundupan candunya. Ia dan Musa kemudian berkelahi. Ketika tampak bahwa Kasim akan kalah, ia diselamatkan oleh Dullah, yang telah mengikutinya pulang ke Sawoba. Ayah Rohaya dan semua warga desa menyetujui agar Kasim dan Rohaya hidup bersama, karena mereka benar-benar telah jatuh cinta.
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902013245.jpg)
Spoiler for ALANG ALANG:
Ketika sedang memeriksa kebun kelapanya, Suhiyat (Moch. Mochtar), anak orang kaya yang hidupnya hanya berfoya-foya, melihat Surati (Hadidjah) digoda Rainan (Bissu). Ia membantu Surati. Pertolongan ini membuat janda Rasmina (Lena), yang diincar oleh Karta (Moesa), cemburu karena dia manaruh hati pada Suhiyat. Karena saki hati, lalu Rasmina memberi uang Rainan untuk melarikan Surati, yang memang dicintainya. Di tengah perjalanan, Rainan terpisah dari Surati, yang selanjutnya tinggal di rimba dan menjadi sahabat para binatang. Sahabat inilah yang menolong Suarti dari serangan anak buah Rainan yang penasaran. Sementara itu Suhiyat terus mencari Surati dan akhirnya berhasil mendapatkannya di hutan. Ia membebaskan Surati dari cengkeraman gerombolan Rainan. Rasmina menyesal, insyaf dan kembali kepada Karta, bekas suaminya.
(Hadijah)
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902013357.jpg)
Spoiler for MACAN BERBISIK:
Matjan Berbisik (juga dikenal dengan judul De Fluisterende Tijger) adalah film Hindia Belanda tahun 1940 yang disutradarai Tan Tjoei Hock dan diproduseri The Teng Chun. Dibintangi Hadidjah dan Mohammad Mochtar, film ini mengisahkan dua pria yang dibesarkan sebagai kakak adik dan berusaha merebut hati seorang wanita. Salinan film hitam putih yang memakai musik keroncong kabarnya masih ada di Sinematek Indonesia.
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902013702.jpg)
Spoiler for Rentjong Atjeh:
Rentjong Atjeh adalah film aksi Hindia Belanda tahun 1940 yang disutradarai The Teng Chun yang mengisahkan sekelompok orang yang hendak balas dendam kepada para perompak di Selat Malaka. Film ini dibintangi Ferry Kock, Dewi Mada, Bissoe, Mohammad Mochtar, dan Hadidjah. Film ini dibuat dekat pesisir Batavia (sekarang Jakarta) dan memakai kembali rekaman film The sebelumnya, Alang-Alang (1939). Rentjong Atjeh, sebagian terinspirasi oleh film-film Tarzan, sukses di pasaran dan sekarang hilang dari peredaran
Quote:
SINOPSIS:Perompak mulai menjelajahi Selat Malaka, merampok kapal, dan membunuh awak dan penumpangnya. Di sebuah kapal, tiga anak selamat: Maryam (Dewi Mada), yang ditangkap dan dipaksa tinggal bersama kapten perompak (Bissoe), dan kakak beradik Daud (Mohammad Mochtar) dan Rusna (Hadidjah), yang kabur ke hutan. Lima belas tahun kemudian, Rusna bertemu Ali (Ferry Kock), seorang tentara yang jatuh cinta dengannya. Sementara itu, Daud jatuh cinta dengan Maryam, yang bekerja sebagai penari untuk kapten perompak. Ali dan Daud menyerbu kapal perompak dan membunuh awaknya. Ali membunuh kapten dengan rencongnya (belati Aceh). Mereka akhirnya hidup damai tanpa gangguan perompak.![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902013956.jpg)
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902013956.jpg)
Spoiler for SI GOMAR:
Si Gomar adalah film tahun 1941 dari Hindia Belanda yang ditulis dan disutradarai Tan Tjoei Hock dan diproduseri The Teng Chun. Film yang dibintangi Hadidjah, Mohamad Mochtar, dan Tan Tjeng Bok ini mengisahkan perjalanan kakak adik yang terpisahkan oleh perampok dan tidak jadi menikah setelah keduanya dikenali oleh sepupu mereka.
Quote:
SINOPSIS:Setelah kejar-kejaran dengan perampok, Badjoeri dan putranya, Soebardja, terpisahkan oleh sungai. Istri dan putri Badjoeri, Ramina dan Mariani, ditangkap oleh kawanan perampok. Meski mereka berhasil kabur berkat bantuan Wirama, Ramina akhirnya meninggal dunia. Badjoeri juga meninggal sesaat setelah meninggalkan Soebardja dengan Mansur.
Sekian tahun berlalu, Soebardja dan Mariani pun bersiap menikah. Karena mereka dibesarkan secara terpisah oleh orang-orang yang berbeda pula, mereka tidak sadar bahwa mereka adalah kakak adik. Pernikahan mereka batal setelah sepupu mereka, Ismail, mengenali hubungan kedua calon mempelai ini.![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014139.jpg)
Sekian tahun berlalu, Soebardja dan Mariani pun bersiap menikah. Karena mereka dibesarkan secara terpisah oleh orang-orang yang berbeda pula, mereka tidak sadar bahwa mereka adalah kakak adik. Pernikahan mereka batal setelah sepupu mereka, Ismail, mengenali hubungan kedua calon mempelai ini.
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014139.jpg)
Spoiler for SERIGALA ITEM:
Srigala Item (juga dipasarkan dengan judul Belanda De Zwarte Wolf) adalah film Hindia Belanda tahun 1941 yang disutradarai Tan Tjoei Hock dan diproduseri The Teng Chun untuk Action Film. Dibintangi Hadidjah, Mohammad Mochtar, dan Tan Tjeng Bok, alur film ini (terinspirasi oleh Zorro) mengisahkan seorang pemuda yang menjadi penghakim bertopeng yang hendak balas dendam terhadap pamannya. Srigala Item sukses di pasaran yang menurut Misbach Yusa Biran disebabkan oleh alur eskapismenya. Salinan film hitam putih yang memakai musik keroncong ini disimpan dit Sinematek Indonesia.
Quote:
SINOPSIS:Melalui kekerasan, Djoekri (Tan Tjeng Bok) berhasil mengendalikan kekayaan dan perkebunan Soemberwaras milik saudaranya, Mardjoeki (Bissoe). Mardjoeki hilang dan meninggalkan putranya yang sudah dewasa, Mochtar (Mohammad Mochtar). Di perkebunan tersebut, si pemuda diperlakukan sebagai pelayan dan sering dipukuli Djoekri dan anak buahnya, Hasan. Putra Djoekri, Joesoef (Mohammad Sani), hidup bergelimang harta.
Tidak lama kemudian, segala aktivitas Djoekri menjadi target seorang pria bertopeng berjulukan "Srigala Item". Ia juga mengungkap usaha Joesoef untuk merayu Soehaemi (Hadidjah), orang yang dicintai Mochtar. Djoekri muak diganggu Srigala Item dan berkelahi dengannya. Meski Djoekri hampir menang, Srigala Item lebih unggul. Kelak diketahui bahwa Mardjoeki masih hidup dan Mochtar adalah si Srigala Item.![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014459.jpg)
Tidak lama kemudian, segala aktivitas Djoekri menjadi target seorang pria bertopeng berjulukan "Srigala Item". Ia juga mengungkap usaha Joesoef untuk merayu Soehaemi (Hadidjah), orang yang dicintai Mochtar. Djoekri muak diganggu Srigala Item dan berkelahi dengannya. Meski Djoekri hampir menang, Srigala Item lebih unggul. Kelak diketahui bahwa Mardjoeki masih hidup dan Mochtar adalah si Srigala Item.
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014459.jpg)
Spoiler for SINGA LAUT:
inga Laoet (EYD: Singa Laut) adalah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1941. Film ini disutradarai Tan Tjoei Hock, diproduseri The Teng Chun, dan dibintangi Tan Tjen Bok, Mohamad Mochtar, dan Hadidjah.
Quote:
SINOPSIS:Robin dikucilkan dari masyarakat setelah dituduh membunuh seorang pria bernama Ibrahim dalam sebuah perkelahian. Dua puluh tahun kemudian, putra Ibrahim, Mahmud, mulai mencari pembunuh ayahnya. Ia pun mencapai pulau Sampojo dan menemukan Robin. Robin saat itu sudah menjadi perompak dan menggunakan nama "Singa Laoet". Setelah salah satu tangan kanan Robin, Hasan, menculik perempuan yang dicintainya, Mahmud melacak si penculik dan menghajarnya sampai mati. Kelak terungkap bahwa Hasan, bukan Robin, adalah pembunuh Ibrahim yang sebenarnya.![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014635.png)
Quote:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014635.png)
MASIH BERSAMBUNG GAN....




SEBELUM NYAMBUNG....
Spoiler for BUDAYAKAN:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014827.jpg)
Spoiler for BOLEH DONG...:
![[SEJARAH] PERFILMAN INDONESIA DI TAHUN 1900-AN](https://s.kaskus.id/images/2014/09/02/6928251_20140902014859.jpg)
Spoiler for JANGAN..:




Spoiler for SUMUR:
Diubah oleh heyheymario 04-09-2014 10:41
0
6.9K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan