Assalamualaikum..

Karaoke dapat membantu untuk menyembuhkan orang yang sakit stroke. Loh kok bisa ? Ini dia penemu teorinya.


Kathleen Howland,PhD. adalah salah satu anggota pendiri The Greater Boston Music Therapy dan dia juga mengelola praktek swasta dalam hal terapi musik dengan berbagai klien, termasuk orang-orang dengan gangguan neurogenik (stroke, sakit Parkinson) dan kondisi perkembangan (gangguan bicara dan bahasa).

Kathleen menemukan ide tersebut setelah lebih dari 25 tahun dia berusaha untuk memahami dampak musik pada pikiran dan tubuh. Dia telah mengumpulkan informasi dari bidang neurologi, psikologi, perkembangan anak dan antropologi untuk lebih memahami pentingnya seni untuk potensi manusia.

Akhirnya dia memiliki ide dengan memberikan rangsangan dari luar otak pasien yang menderita stroke. Ide ini didapat berdasarkan dari penelitiannya sebelumnya yaitu orang yang terkena stroke disebabkan adanya gangguan/kerusakan ritme dalam tubuh yang mengatur anggota gerak. Sehingga dengan adanya rangsangan dari luar akan membantu tubuh kita mengenali ritmenya kembali. Oleh karena itu, Kathleen menggunakan musik untuk memberikan rangsangan dari luar tersebut.

Nada musik juga dapat membantu memberi terapi gangguan berbicara. Pasien yang menderita stroke mereka kehilangan kemampuan berbicara, karena daerah otak yang mengontrol fungsi bahasa terganggu. Meski tidak dapat berbicara dengan jelas dan baik, tapi mereka masih bisa menyanyi, karena daerah fungsi musik pada otak biasanya tidak terganggu.

Menurut ahli otak, bahasa dan nada berkerja di belahan otak yang berbeda. Belahan otak kiri merupakan pusat logika yang berisikan bahasa, matematika termasuk didalamnya membaca dan menulis, sedangkan otak kanan mengatur kegiatan yang berhubungan dengan hal – hal yang bersifat imajinasi, intuisi, perasaan, ekspresi diri seperti halnya melukis, menari, termasuk di juga menyanyi atau berkaraoke. Sehingga Penderita stroke yang tidak bisa berbicara akan bisa disembuhkan. dengan terapi menyanyi atau berkaraoke.

Banyak juga teori – teori lain yang mendukung hal ini, seperti halnya teori dari Dokter Hermawan yang menyarankan agar pasien stroke sering berkaraoke, alasannya saat bernyanyi dengan berkaraoke, banyak saraf yang dilibatkan. Mata menjadi aktif melihat teks lagu untuk mengeluarkan kata-kata dan irama lagu. Mata juga melihat gambar-gambar menarik di layar karaoke, demikian juga dengan telinga akan menjadi aktif mendengar suaranya sendiri.

Saat berkaraoke saraf mata diintegrasikan dengan saraf bicara, proses ini disebut dengan Neuro Sensory Integration, yang merupakan bagian dari pemulihan rehabilitasi bagi penderita stroke. Setelah berlatih berkaraoke, pasien stroke dapat belajar bernyanyi tanpa bantuan irama musik.

Data di Amerika Serikat menyatakan 25 % pasien stroke pulih kembali kemampuan bicaranya setelah menjalani program rehabilitasi dengan menyanyi. Dengan berkaraoke pasien lebih bersemangat, lebih gembira, tenang dan percaya dirinya akan muncul sehingga bermanfaat untuk mendorong motivasinya agar lebih cepat untuk sembuh. Dan terakhir dengan berkaraoke pasien stroke bisa lebih mudah bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya sendiri. Hal ini juga didukung oleh teori sugesti yang menyebutkan sugesti itu sudah 50 % obat.

Nah, Mari kita berkaroake. Karena ada kata pepatah lama mengatakan sedia payung sebelum hujan atau lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi ketika kita mulai penat, pusing, stress, ada baiknya kita menghiburkan diri kita sejenak dengan berkaraoke.

Semoga dapat bermanfaat ya gan.. jika agan - aganwati berkenan
Salam sehat dan sukses. Amiiin...

Sumber : softwarekaraoketop