Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ammoniumAvatar border
TS
ammonium
SBY Berpeluang Jadi Sekjen PBB


Presiden SBY sebagai salah seorang putera terbaik dari Pacitan, Jawa Timur dikenal sebagai pemimpin nasional yang gemar berceritera. Selain gemar beceritera, ceritera tentang dirinya sebagai orang nomor satu di Indonesia, cukup banyak.

Ceritera yang disampaikannya tidak sebatas dan terbatas pada persoalan kecil, isu lokal tetapi termasuk yang berdimensi internasional.

Seperti dilaporkan oleh media portal detikcom, Presiden SBY menjadi tamu Chaerul Tanjung, Ketua Dewan Ekonomi Nasional sekaligus pemilik Bank Mega, Trans TV dan stasiun televisi Trans 7. Saat bertemu Chaerul Tanjung dalam Forum Pemred di kantor pusat Bank Mega, Jakarta, SBY berceritera tentang dorongan teman yang menjadi Perdana Menteri dari salah satu negara.

Menurut SBY, sahabatnya itu, memintanya agar dia bersedia menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (Sekjen PBB). Namun menurut SBY, dia tidak bersedia. Jawaban ini kemudian dikomentari oleh seorang wartawan senior asal Medan berinizial Iz, di akun Facebook.

Menurut sang wartawan, tadinya ia tertarik membaca ceritera Presiden SBY. Tetapi dia sayangkan karena Presiden tidak mengungkapkan siapa Perdana Menteri yang dimaksud. Kalau saja diungkapkan, ceritera itu sangat menarik. Akhirnya sang wartawan bersikap "curiga.com", bahwa jangan-jangan ceritera itu tidak benar.

Kecurigaan wartawan asal Medan ini mengingat jabatan Sekjen PBB yang diduduki oleh Bank Ki-moon, asal Korea Selatan, bukanlah jabatan biasa. Tidak semua profesional bisa mendudukinya.

Misalnya Presiden Direktur atau CEO dari sebuah perusahaan raksasa. Dimana seseorang yang memenuhi berbagai kriteria profesional, sangat mungkin menduduki jabatan tersebut. Dengan cara melamar atau dicalonkan oleh pemegang saham.

Jabatan diplomatik tertinggi ini, bersiklus lima tahunan dan berdurasi maksimal dua periode. Ban Ki-moon yang mantan Menlu Korea Selatan sudah menduduki jabatan itu sejak 1 Januari 2011. Karena dipilih kembali untuk kedua kalinya, Ban Ki-moon akan lengser pada 31 Desember 2017.

Misalnya Presiden Direktur atau CEO dari sebuah perusahaan raksasa. Seseorang yang memenuhi berbagai kriteria profesional, sangat mungkin menduduki jabatan tersebut. Caranya baik melamar atau dicalonkan oleh pemegang saham.

Sudah menjadi rahasia di dunia diplomasi, Jabatan Sekjen PBB sangat mutlak ditentukan oleh lima negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB. Kelima negara itu RRC, Prancis, Rusia, Inggeris dan Amerika Serikat.

Dari sejarah ke-Sekjen-an PBB, mereka yang pernah menjadi Sekjen PBB, tak satupun yang sudah berpengalaman menjadi Presiden di negaranya. Bahkan Kurt Waldheim menjadi Presiden Austria, setelah melepas jabatan Sekjen PBB. Sementara Perez de Cuellar pernah mencalonkan diri jadi Presiden Peru, tapi gagal.

Konvensi terakhir menyebutkan jabatan Sekjen PBB dirotasi menurut pembagian benua. Jadi kalau posisi Sekjen PBB saat ini dipegang Bank Ki-moon dari Asia/Korea Selatan, maka yang akan menggantikannya tokoh dari luar Asia.

Jika konvensi itu yang jadi panduan, SBY, kalaupun mau menjadi Sekjen PBB baru akan mungkin setelah giliran Eropa, Amerika Latin dan Afrika. Itu berarti minimum masih 15 tahun lagi dan dihitung sejak 2017. Atau peluang SBY menjadi Sekjen PBB pada 2032. Itupun kalau setiap Sekjen hanya menjabat lima tahun.

Kalau masing-masing dua periode berarti peluang SBY sebagai wakil Asia/Indonesia untuk menjadi Sekjen nanti pada tahun 2047. Jadi cukup tepat kalau SBY tidak bersedia menjadi Sekjen PBB. Sebab ketika rotasi Asia tiba, saat itu usia SBY sudah sekitar 94 tahun.

Hingga sekarang masih jadi misteri siapa Perdana Menteri, sahabat SBY yang memberi masukan tentang jabatan Sekjen PBB tersebut. Sebab kalau sahabat itu serius, hal tersebut sama saja dengan membohongi atau membodohi Presiden SBY. Dan untung saja SBY tidak bersedia.

Inilah daftar Sekjen PBB :

Gladwyn Jebb (Inggeris 24 Oktober 1945 s/d 1 Pebruari 1946), Trygve Lie (Norwegia, 2 Pabruari 1946 s/d 10 Nopemner 1952), Dag Hammarskjold (Swedia, 10 April 1953 s/d 18 September 1961), U Thant (Birma/Myanmar, 30 Nopember 1961 s/d 31 Desember 1971), Kurt Waldheim (Austria, 1 Januari 1972 s/d 31 Desember 1981), Javier Perez de Cuellar (Peru, 1 Januari 1982 s/d 31 Desember 1991), Boutros Boutros-Ghali (Mesir, 1 Januari 1992 s/d 31 Desember 1996), Kofi Annan (Ghana 1 Januari 1997 s/d 31 Desember 2006) dan Ban Ki-moon (Korea Selatan, 1 Januari 2007 s/d sekarang).

[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2081696/sby-berpeluang-jadi-sekjen-pbb#.U_8UahbE2UQ"]mbr[/URL]

Jokowi kapan nyalon sekjen PBB ?
0
996
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan