WAMINAvatar border
TS
WAMIN
Rieke: Bila SBY Legawa Serahkan Separuh Saja, Jokowi-JK Takkan Terpaksa Naikkan BBM
Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka menyatakan, sebenarnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak perlu dilakukan pasangan presiden-wakil presiden terpilih Jokowi-JK jika Presiden SBY tak memaksakan kehendaknya agar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 tetap menampung program-programnya sendiri.

Apabila SBY legawa membiarkan Jokowi-JK memakai separuh dari Rp 480-an triliun dana untuk program-program SBY itu, maka niscaya kenaikan BBM tak diperlukan, tetapi ada ruang fiskal untuk merealisasikan program kerakyatan Jokowi-JK.

Rieke menjelaskan, belanja di RAPBN 2015, subsidi BBM memakan dana Rp 291,111 triliun. Di luar itu, anggaran dikeluarkan untuk belanja kementrian/lembaga Rp 600 triliun, belanja pegawai Rp 270 triliun, belanja modal dan belanja barang Rp 330 triliun, dan belanja sosial serta belanja lain-lain Rp 150 triliun.

Di situ, Pemerintahan SBY memiliki ruang fiskal Rp 480 triliun yang dihabiskan untuk program Pemerintah SBY yang tinggal kurang lebih 1,5 bulan, tegas Rieke.

Karena kondisi itulah maka Tim Transisi Jokowi-JK pun memunculkan opsi menghapus subsidi BBM demi membuka ruang fiskal agar sembilan Program Nawa Cita Jokowi-JK bisa berjalan.

"Padahal, masih banyak cara lain. Pemerintahan SBY yang tinggal satu bulan setengah harus punya iktikad baik. Sebagai seorang negarawan, saya yakin SBY tak punya niat untuk mengganjal program-program Pemerintahan JKW-JK," kata Rieke di Jakarta, Kamis (28/8).

"Ada opsi ruang fiskal untuk menjalankan sembilan program Nawa Cita. Hal yang wajar jika SBY menyerahkan 50 persen saja dari Rp 480 triliun itu. Sekitar Rp 240 triliun itu bisa dioptimalkan untuk program Nawa Cita."

Dengan anggaran yang ada sekitar Rp 240 triliun tersebut, kata Rieke, di enam bulan pertama pemerintahan Jokowi-JK bisa melaksanakan beberapa program prioritas sembari menanti pembahasan APBN Perubahan 2015.

Program yang bisa dijalankan seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), pembangunan Puskesmas, Kartu Indonesia Pintar, dan Anggaran Desa.

Khusus untuk anggaran desa, sesuai perintah UU, Pemerintah SBY hanya mengalokasikan Rp9 Triliun di RAPBN 2015 untuk 79.702 desa. Artinya, masing-masing desa hanya mendapat alokasi sekitar Rp114 juta.

"Apabila ada ruang fiskal, untuk tahap awal dan karena kondisi kas negara yang ditinggalkan pemerintah SBY defisit Rp 257 triliun, maka oleh Pemerintahan Jokowi-JK merencanakan Rp 500 juta per desa di tahap awal. Total anggaran tambahan yang diperlukan sebesar Rp 30 triliun," jelasnya.

Rieke lalu mengingatkan isi pidato SBY di rapat penyampaian nota keuangan di DPR lalu, yang berjanji tidak akan membebani pemerintahan baru.

"Karenanya, saya juga yakin Pak SBY sebagai presiden di dua periode sangat bijak dan memahami. Tidak mungkin Pemerintah Jokowi-JK akan menjalankan program yang sesuai visi-misi mereka, jika ruang fiskal yang ada Rp 480 triliun digunakan seluruhnya untuk semua program pemerintahannya yang tinggal satu setengah bulan saja," bebernya.

Ditambahkan Rieke, meskipun desakan untuk mencabut subsidi BBM cukup kuat, ia yakin Jokowi sangat mengerti, pencabutan subsidi BBM akan memicu kenaikan ongkos produksi dan transportasi, serta kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. "Saya yakin Jokowi juga tak akan melupakan janji kampanye Pilpres. Karenanya saya yakin kebijakan politik ekonomi yang akan diambil oleh Jokowi akan mengembalikan marwah pasal 33 UUD 1945," kata Rieke.

Penulis: Markus Junianto Sihaloho/NAD
http://www.beritasatu.com/nasional/2...ikkan-bbm.html

nah kan bener emoticon-Ngakak
0
12.4K
195
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan