aganbeteAvatar border
TS
aganbete
[Prestasi Pertamax] Jatuh Bangun Membangun Usaha Dari Nol



Sejauh ini bisa dibilang hal ini adalah prestasi terbesar yang pernah saya capai. Ini merupakan perjuangan saya dalam membangun usaha dari nol.
Orang bilang wirausaha itu pasti diawali dengan jatuh bangun, tapi kenyataannya berbeda, yang saya alami bukan jatuh bangun, tapi jatuh jatuh jatuh jatuh jatuh jatuh jatuuuuuuuhh, baru bangun, ya itulah kenyataannya.

Nama saya Didi, saya lahir di Surabaya 1 Maret 1993. Tapi semenjak kelas 4 SD saya pindah ke Malang dan menetap disini sampai sekarang.
Setelah lulus SMA saya langsung memutuskan untuk memutar haluan ke dunia wirausaha. Sebelumnya saya sempat berkecimpung di dunia model dan membuat beberapa prestasi di bidang tersebut.

Saya bertekat untuk berwirausaha meski dalam skala yang cukup kecil. Mulai dari berjualan keripik, roti, gorengan, minuman, sampai jual beli barang bekas pernah saya lakukan. Namanya juga anak muda, pengennya semua dicoba, namun karena kurang fokus dan masih harus banyak belajar semua usaha tersebut tidak dapat bertahan lama.

Ketika itu saya juga sering mengalami krisis ekonomi. Sampai saya pernah jualan es teh di stadion ketika ada pertandingan bola karena waktu itu saya lagi kekurangan uang. Semenjak lulus SMA saya malu kalo harus minta uang di ATM (Anjungan Tunai Mama), saya sadar kalo orang saya bukan orang yang berlebih, jadi sebisa mungkin saya cari cara untuk mendapatkan penghasilan sendiri.

Spoiler for Jualan Sup Buah:


Setelah berjuang mengumpulkan uang dari bisnis Palugada (Apa Lo Mau Gua Ada) singkat cerita tahun 2011 saya berhasil mendirikan sebuah warung bakso sederhana, namun lagi lagi gagal. Warung ini hanya bertahan selama 6 bulan. Pada waktu itu penghasilan warung hanya cukup untuk membayar tagihan listrik, air, dan biaya operasional lainnya, bahkan kurang. Barang-barang pribadi seperti smartphone dan kamera satu persatu dijual untuk membantu agar warung saya tetep berjalan.

Spoiler for In Memoriam:


Tak habis akal, saya mengambil part-time di sebuah CD storeuntuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun itu semua tidak banyak membantu sampai akhirnya saya memutuskan untuk menutup warung tersebut.

Jujur ketika itu saya stress bukan main karena nggak sedikit uang yang sudah dikeluarkan untuk membangun dan mempertahankan warung itu sampai saat ini. Tabungan sudah ludes, uang yang tersisa hanyalah sisa dari gaji bulan terakhir. Isi dompet saya bener-bener bersih, kalaupun ada isinya paling cuma struk pembelian dari minimarket. Tapi saya sadar, saya tidak boleh terlalu lama terpuruk, bukan karena saya adalah orang yang kuat atau highly self-motivated person, tapi karena cicilan motor tidak peduli sama kondisi saya saat ini, yang artinya punya atau tidak punya uang cicilan itu wajib dibayar.

Hingga di suatu pagi saya yang sedang mengendarai motor matic berhenti di lampu merah perempatan, dari kejauhan saya melihat sekumpulan orang sibuk memasukkan kotak berisi roti kedalam sebuah mobil box, setelah saya dekati ternyata tempat itu adalah rumah produksi salah satu brand roti di kota Malang. Saya sering melewati jalan ini namun pemandangan seperti ini belum pernah saya lihat sebelumnya. Setelah terisi penuh mobil itu langsung menuju lokasi yang sudah ditentukan untuk menitipkan produknya di tempat tersebut.

Dari situ muncul sebuah ide, kenapa enggak saya bikin sebuah produk, kemudian menjual produk tersebut dengan cara mendistribusikan ke beberapa toko untuk dijual di tempat tersebut. Dengan bantuan google, kaskus, dan youtube saya mencari kira-kira produk apa yang mau dijual. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk memproduksi pisang karamel. Produk ini cukup mudah dibuat sehingga tidak memerlukan dana yang besar untuk melakukan trial produk.

Spoiler for Browsing Terus:

Spoiler for Trial Produk:


Dengan berbekal uang Rp 200.000 saya nekat memulai usaha dengan model yang sangat sederhana. Pada awalnya saya membuat sample produk untuk ditawarkan. Saya menawarkan produk ini mulai dari kantin sekolah, toko oleh-oleh, sampai supermarket tapi hasilnya nihil, saya banyak ditolak dengan berbagai alasan. Tapi saya terus coba sampai akhirnya satu demi satu mulai mau menerima produk saya. Pada awalnya saya cuma memproduksi 15 pisang karamel per-hari, namun seiring berjalannya waktu jumlah produksi saya mencapai 350 pisang karamel per-hari, itu semua saya capai dalam waktu kurang dari 5 bulan. Dari sini saya mendapatkan penghasilan yang tidak pernah saya sangka sebelumya. Usaha dengan model seperti ini terus saya jalani sambil menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan untuk mengembangkan usaha ini.

Spoiler for Maknyusss:


Spoiler for Packaging:


Saat ini saya telah berhasil mendirikan sebuah outlet sederhana yang akan dibuka pada awal September mendatang dan saya akan mengusung brand dengan nama Kraken. Disana saya akan menghadirkan beberapa produk baru yang tidak kalah maknyusss dengan produk terdahulunya.


Spoiler for Screenshot:
Diubah oleh aganbete 24-08-2014 13:13
0
16.3K
103
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan