- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Keterampilan yang Membuat Bahagia Selamanya


TS
smartprett
Keterampilan yang Membuat Bahagia Selamanya
[CENTER]
[/CENTER]




Hidup tak selalu lurus. Sering kali berbelok, berkelok, berlubang, bahkan kadang menjebloskan kita pada bermacam persoalan. Tapi, apa sebenarnya keterampilan dasar yang harus kita miliki agar mampu melewati berbagai hadangan tersebut dan mengubahnya menjadi kebahagiaan?

1. Keterampilan mendengarkan 

Sering kali kita dihadapkan pada fakta bahwa apa yang kita dengar kerap menyakitkan. Apa yang harus kita lakukan? Salah satu caranya adalah dengan menjadikan omongan itu sebagai “bahan evaluasi”. Bisa jadi, omongan itu ada benarnya sehingga itulah saat kita untuk berbenah diri.

2. Keterampilan melewati saat-saat pertama
s

Ada kalanya kita memiliki momen kali pertama melakukan sesuatu. Mulai dari kali pertama berkencan, kali pertama masuk kerja, kali pertama presentasi, dan berbagai macam hal lainnya. Saat itu, tak jarang kita menjadi kaku, kelu, atau bahkan mati kutu karena gugup. Untuk mencegahnya, lakukan persiapan sedini mungkin, cari referensi tentang apa yang harus dilakukan, atau bahkan siapkan humor untuk mengalihkan kegugupan. Bila itu semua terlewati, pelan tapi pasti kita akan bisa mengendalikan situasi.

3. Kemampuan mengenali suara-suara di kepala 

Dalam menghadapi berbagai macam pilihan hidup, kadang kita sering berbincang dalam hati. Masalahnya, kadang suara itu tak hanya satu atau dua, tapi banyak! Ada yang menawarkan A, ada yang memberi solusi B, ada yang C, D, dan seterusnya. Mana yang akan kita pilih? Di sinilah keterampilan kita diuji agar mampu memilih mana jawaban yang akan kita ambil untuk mengatasi suatu keadaan. Dengan memilih mana yang paling banyak membawa dampak positif bagi berbagai pihak, kita pun akan lebih gampang merasakan kebahagiaan yang kita cari.

4. Keterampilan memilih waktu istirahat terbaik 

Sibuk bekerja, sibuk kejar target, sibuk menyenangkan pasangan, sibuk olahraga, sibuk yang lain-lain hingga jarang sekali memiliki waktu untuk diri sendiri. Salahkah? Tidak juga. Tapi, sesekali coba renungkan, benarkah waktu yang kita habiskan sungguh-sungguh membuat kita merasa bahagia? Jika belum, kita perlu memiliki keterampilan memilih waktu istirahat terbaik. Tak perlu lama, yang penting kualitasnya. Misalnya, menonton film yang menenangkan, menjalankan hobi, atau menulis refleksi diri. Yang penting, rasakan “kenikmatan” sebenar-benarnya kala melakukan aktivitas tersebut. Dengan cara itu, kita sedang “mengisi baterai” kehidupan yang kadang sering kali tertutupi oleh berbagai kesibukan.

5. Keterampilan memuji 

Sepertinya sederhana. Tapi, dengan ketulusan dan keikhlasan kita memuji, respons rasa senang atau bahagia yang didapat akan kembali kepada kita. Senyuman orang yang dipuji akan membuat kita juga bahagia. Inilah hukum “pantulan” yang akan membuat kita juga lebih mudah berbahagia.

6. Keterampilan memasak 

Percayalah, inilah salah satu “sumber kebahagiaan”. Dengan memiliki keterampilan memasak—bahkan yang dasar sekali pun, atau malah sekadar membuat masakan instan—kita bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan sekitar dengan lebih baik. Malah, tak jarang di area dapur, sering terjadi interaksi yang bisa membuat hubungan keluarga bisa lebih langgeng. Bukan itu saja, dengan masakan yang kita bawa, suasana di kantor bisa lebih cair. Karena itu, meski bukan “keterampilan wajib” memasak bisa jadi alternatif untuk mendatangkan kebahagiaan.
Masih banyak keterampilan lain yang bisa bermanfaat untuk mendatangkan kebahagiaan. Yang jelas, maksimalkan setiap hari, niscaya akan banyak hal menyenangkan yang datang kepada kita.




Quote:


Quote:
Quote:
Keterampilan yang Membuat Bahagia Selamanya

Hidup tak selalu lurus. Sering kali berbelok, berkelok, berlubang, bahkan kadang menjebloskan kita pada bermacam persoalan. Tapi, apa sebenarnya keterampilan dasar yang harus kita miliki agar mampu melewati berbagai hadangan tersebut dan mengubahnya menjadi kebahagiaan?

Quote:
Quote:



Sering kali kita dihadapkan pada fakta bahwa apa yang kita dengar kerap menyakitkan. Apa yang harus kita lakukan? Salah satu caranya adalah dengan menjadikan omongan itu sebagai “bahan evaluasi”. Bisa jadi, omongan itu ada benarnya sehingga itulah saat kita untuk berbenah diri.

Quote:
Quote:



Ada kalanya kita memiliki momen kali pertama melakukan sesuatu. Mulai dari kali pertama berkencan, kali pertama masuk kerja, kali pertama presentasi, dan berbagai macam hal lainnya. Saat itu, tak jarang kita menjadi kaku, kelu, atau bahkan mati kutu karena gugup. Untuk mencegahnya, lakukan persiapan sedini mungkin, cari referensi tentang apa yang harus dilakukan, atau bahkan siapkan humor untuk mengalihkan kegugupan. Bila itu semua terlewati, pelan tapi pasti kita akan bisa mengendalikan situasi.

Quote:
Quote:



Dalam menghadapi berbagai macam pilihan hidup, kadang kita sering berbincang dalam hati. Masalahnya, kadang suara itu tak hanya satu atau dua, tapi banyak! Ada yang menawarkan A, ada yang memberi solusi B, ada yang C, D, dan seterusnya. Mana yang akan kita pilih? Di sinilah keterampilan kita diuji agar mampu memilih mana jawaban yang akan kita ambil untuk mengatasi suatu keadaan. Dengan memilih mana yang paling banyak membawa dampak positif bagi berbagai pihak, kita pun akan lebih gampang merasakan kebahagiaan yang kita cari.

Quote:
Quote:



Sibuk bekerja, sibuk kejar target, sibuk menyenangkan pasangan, sibuk olahraga, sibuk yang lain-lain hingga jarang sekali memiliki waktu untuk diri sendiri. Salahkah? Tidak juga. Tapi, sesekali coba renungkan, benarkah waktu yang kita habiskan sungguh-sungguh membuat kita merasa bahagia? Jika belum, kita perlu memiliki keterampilan memilih waktu istirahat terbaik. Tak perlu lama, yang penting kualitasnya. Misalnya, menonton film yang menenangkan, menjalankan hobi, atau menulis refleksi diri. Yang penting, rasakan “kenikmatan” sebenar-benarnya kala melakukan aktivitas tersebut. Dengan cara itu, kita sedang “mengisi baterai” kehidupan yang kadang sering kali tertutupi oleh berbagai kesibukan.

Quote:
Quote:



Sepertinya sederhana. Tapi, dengan ketulusan dan keikhlasan kita memuji, respons rasa senang atau bahagia yang didapat akan kembali kepada kita. Senyuman orang yang dipuji akan membuat kita juga bahagia. Inilah hukum “pantulan” yang akan membuat kita juga lebih mudah berbahagia.

Quote:
Quote:



Percayalah, inilah salah satu “sumber kebahagiaan”. Dengan memiliki keterampilan memasak—bahkan yang dasar sekali pun, atau malah sekadar membuat masakan instan—kita bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan sekitar dengan lebih baik. Malah, tak jarang di area dapur, sering terjadi interaksi yang bisa membuat hubungan keluarga bisa lebih langgeng. Bukan itu saja, dengan masakan yang kita bawa, suasana di kantor bisa lebih cair. Karena itu, meski bukan “keterampilan wajib” memasak bisa jadi alternatif untuk mendatangkan kebahagiaan.
Masih banyak keterampilan lain yang bisa bermanfaat untuk mendatangkan kebahagiaan. Yang jelas, maksimalkan setiap hari, niscaya akan banyak hal menyenangkan yang datang kepada kita.

Quote:
Quote:
Sekian thread ane semoga bermanfaat 


Diubah oleh smartprett 28-09-2014 01:04
0
5.1K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan