Tulis Kata-kata Ini, Polisi Tangkap dan Aniaya 2 Anggota KNPB di Manokwari
Manokwari, MAJALAH SELANGKAH -- Kepolisian wilayah Manokwari, Provinsi Papua Barat menangkap seorang pelajar atas nama Roberth Yelemaken (16) dan seorang mahasiswa atas nama Oni Weya (21) di Manokwari, Papua Barat, Jumat (08/08/14), Pukul 02:30 waktu setempat.
Kepada majalahselangkah.com, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Manokwari, Sarpas Mbisikmbo mengatakan, Roberth Yelemaken dan Oni Weya adalah anggotanya.
Mengapa mereka ditangkap dan dianiaya?
Tim Pengacara Hukum dan Hak Asasi Manusia dari LP3BH yang diwakili Advokat Theresje Julianty Gasperzs sore tadi, Pukul 18:00 waktu setempat telah bertemu Roberth Yelemaken dan Oni Weya.
Keterangan yang diterima majalahselangkah.com malam ini, LP3BH mengatakan, alasan polisi belum dapat menjelaskan tuduhan pasal apa dalam KUHP pidana kepada Roberth dan Oni, karena sampai sekitar jam 6 sore tadi Laporan Polisi (LP) mengenai perbuatan kedua pelajar dan mahasiswa tersebut belum turun dari Kapolres ke Satuan Reserse Kriminal Polres Manokwari.
"Ternyata walaupun belum ada LP untuk menjadi pedoman dasar dalam memahami dan mendalami kasus yang diduga dilakukan oleh kedua anak muda tersebut, tapi sejumlah aparat Polisi secara main hakim sendiri telah bertindak menganiaya keduanya sejak ditangkap," tulis Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Papua Barat, Yan Christian Warinussy.
Dijelaskan, terbukti dalam pengakuan mereka kepada Advokat Gaspersz bahwa ketika itu (maksudnya jam 03:00 WIT) mereka berdua disuruh oleh 'kakak-kakak'nya agar membawa cat (paint) untuk menulis kata-kata berikut: "Indonesia ilegal, referendum Yes, Indonesia Panta Lobang." Juga, menggambar gambar Bendera Bintang Kejora dan Bendera Merah Putih.
"Perbuatan keduanya ternyata sempat dilihat oleh beberapa orang anggota TNI Angkatan Laut yang berada di sekitar Komplek Perumahan Bumi Marina yang terletak tepat di depan kedua anak muda tersebut melakukan perbuatannya. Anggota TNI Angkatan Laut tadi lalu menelpon Piket Polres Manokwari dan datanglah beberapa anggota polisi berpakai preman dan langsung menangkap dan menganiaya Roberth dan Oni secara membabi buta," tulis LP3BH dalam keterangannya.
Roberth yang masih kecil dan berusia sekitar 16 tahun mengaku dia dipukul dengan popor senjata di bagian kepala, disiram dengan cat (paint) dan ditendang di bagian wajahnya beberapa kali oleh anggota Polisi dan anggota TNI Angkatan Laut tersebut.
Kemudian mereka berdua dibawa ke Kantor Polres Manokwari dan sempat dipukul dan ditendang berkali-kali oleh anggota-anggota polisi yang bertugas pada malam hari hingga pagi hari, lalu dimasukkan ke dalam sel dan ditahan hingga saat ini.
Dikatakannya, LP3BH saat ini sedang mempersiapkan surat kuasa sebagai dokumen penting yang memenuhi standar hukum yang berlaku untuk memberikan advokasi hukum bagi Roberth dan Oni.
"LP3BH juga mendesak Kapolres Manokwari agar meberikan teguran keras dan menjamin agar kedua tersangka yaitu Roberth Yelemaken dan Oni Weya dapat memperoleh perlindungan hukum sebagaimana dijamin di dalam pasal 52 KUHAP serta pasal 50, 51, 54, 55 dan 56 KUHAP serta menjunjung tinggi azas presumption of innocent (praduga tidak bersalah)," katanya.
"Sehingga kedua tersangka tidak boleh mendapat perlakuan kasar, apalagi dianiaya atau dihina serta dilecehkan oleh siapapun selama berada di dalam tahanan Polres Manokwari, termasuk dijamin dapat segera memperoleh bantuan hukum sesuai permintaan keluarganya kepada LP3BH Manokwari saat ini," tulis Yan. (Yermias Degei/MS)
https://m.facebook.com/photo.php?fbi...94085922982540
Ane udah pernah buat tred ttg OPM dan minta agan KasKuser sini report / lapor postingan postingan mereka di FP: [url]fb.com/freewestpapua[/url]
TS minta agan report juga postingan di kedua akun FB itu agar supaya pengaruh mereka yg punya fans puluhan ribu orang (mayoritas luar negeri) dalam menjelek2an Indonesia, TNI dan SBY bisa hilang dari FB
Tujuan kita adalah Papua Merdeka. Merdeka secara politik. Kedaulatan politik harus diraih oleh bangsa Papua. Itulah jaminan kesejahteraan. Dan itu akan terwujud tanpa campur tangan penjajah Indonesia. Merekalah aktor perusak dan penghambat kesejahteraan bangsa Papua.
Jangan pernah berharap Indonesia akan sejahterakan Papua. Karena fakta hari ini, orang pendatang dan kapitalis birokrat yang sejahtera di Papua dari hasil pencurian, perampokan, dan exploitasi SDA Papua. Sedangkan orang Papua ditindis, diperbudak, dan dibunuh oleh superioritas pendatang dan penguasa kolonial Indonesia.
Sudah cukup orang Papua dipaksa untuk menjadi bagian dari pembangunan Indonesia yang gagal. Kekuasaan harus berada sepenuhnya di tangan rakyat West Papua dalam suatu negara yang merdeka sendiri, dan cita-cita kesejahteraan yang bermartabat akan tercapai.
Solidaritas perjuangan anak negeri Papua harus dikobarkan terus. Yakinlah, bahwa kita mampu menjadi bangsa yang dihargai di bumi ini. Papua Merdeka.