dewan.investorAvatar border
TS
dewan.investor
Lembaga HAM: Israel Gunakan Warga Gaza sebagai 'Perisai Hidup'




REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sebuah laporan terbaru dari lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Euro-Mid Observer mengungkapkan bahwa militer Zionis Israel menggunakan warga sipil Palestina sebagai ‘perisai manusia’.

Sebuah tim investigasi dari organisasi non-pemerintah yang berbasis di Jenewa dan Jalur Gaza itu telah memperoleh kesaksian orang pertama dari beberapa keluarga di berbagai lokasi yang menggambarkan penangkapan mereka dan dijadikan sebagai “tameng hidup” bagi tentara Zionis Israel selama berjam-jam pada suatu waktu.

“Pemerintah Israel telah berusaha untuk terus memberlakukan pembunuhan tanpa pandang bulu atas warga sipil --termasuk lebih dari 400 anak-anak-- dengan mengklaim bahwa pejuang bersembunyi di antara penduduk. Padahal, sebenarnya tidak ada tempat di Gaza yang aman dari pemboman dan penembakan,” kata Ramy Abdu, ketua Euro-Mid Observer, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency, Selasa.

“Sebaliknya, apa yang kita telah dokumentasikan adalah bahwa pasukan Israel benar-benar menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai saat pasukan membunuh tetangga mereka,” kata Ramy Abdu dalam rilis resmi Euro-Mid Observer.

Saksi Hidup
Salah satu korban, Ramadhan Muhammad Qadeeh, yang tinggal di kota Khuza’a, selatan Jalur Gaza, menceritakan siksaan mengerikan kepada keluarganya dalam sebuah wawancara video yang direkam oleh Media Kota dan dirilis Euro-Mid pada 9 Agustus 2014 lalu.

Pada 25 Juli 2014 lalu, Qadeeh mengatakan dirinya sedang duduk di rumah bersama keluarganya berjumlah 27 orang, termasuk 19 perempuan dan anak-anak. Pada pukul 01:00 waktu setempat, pasukan Zionis Israel menyerbu ke dalam rumah.

Ayahnya, Muhammad Qadeeh (65), yang memegang dokumen perjalanan Spanyol, mencoba untuk memberitahu para prajurit bahwa mereka adalah warga sipil. Dia mengulangi seruan itu sekali dalam bahasa Ibrani dan kemudian dalam bahasa Arab.

Ketika ia mengambil langkah ke arah para prajurit, salah satu dari mereka menembakkan dua peluru tepat ke jantungnya dari jarak hanya satu meter. Dia meninggal seketika di depan keluarganya.

“Kemudian mereka memerintahkan kami untuk menanggalkan pakaian kami dan mengikat tangan kami ke atas. Mereka membawa kami ke salah satu kamar dan menjadikan kami sebagai perisai, meminta kami berdiri di jendela seolah-olah kami sedang mencari sesuatu di luar,” kata Qadeeh.

“Saya berada di satu jendela dan tiga anak dari keluarga saya di jendela lainnya. Para prajurit kemudian mulai menembak di sekitar kami,” ungkap Qadeeh.

Anggota keluarga pindah ke kamar dan jendela yang berbeda, dengan peluru melesat di sekitar mereka, selama lebih dari delapan jam tanpa makanan atau minuman. “Itu menakutkan, saya tidak tahu bagaimana kami dapat selamat,” katanya.

Insiden Lain
Dalam insiden lain, pada 23 Juli 2014 lalui, Ahmad Jamal Abu Reeda (17) mengatakan tertahan oleh pasukan Israel yang mengancam akan membunuhnya.

Setelah dengan kasar menginterogasi dan memukulinya, pasukan Zionis memerintahkan Abu Reeda berjalan di depan mereka dengan todongan senjata, disertai dengan anjing polisi, kemudian menggeledah rumah dan bangunan lainnya.

Beberapa kali, pasukan Zionis menuntut agar ia menggali di tempat-tempat yang mereka curigai terdapat terowongan. Abu Reeda dipaksa menjadi 'perisai hidup' untuk tetap berada bersama pasukan Zionis selama lima hari.

sumber: http://www.republika.co.id/berita/in...-perisai-hidup

Euro-Mid Documents Israel’s Use of Human Shields in Gaza

Geneva- The Israeli military uses Palestinian civilians as human shields, a new report from the Euro-Mid Observer for Human Rights soon will reveal. An investigative team from the non-governmental organization, based in both Geneva and the Gaza Strip, has obtained first-person testimony from several families in various locations describing their capture and use as “shields” for Israeli soldiers for hours at a time.

“The Israeli government has tried to defend its indiscriminate killing of civilians - including more than 400 children - by claiming that resistance fighters hide among the people, when actually there is no place in Gaza that is safe from the bombs and shelling,” says Ramy Abdu, chair of the Euro-Mid Observer. “Instead, what we have documented is that Israeli forces have literally used Palestinian civilians as shields as they killed their neighbors.”

One of these victims, Ramadan Muhammad Qadeeh, who lives in the town of Khuza’a in the southern Gaza Strip, recounted his family’s harrowing ordeal in a video interview recorded by Media Town and released by Euro-Mid Aug. 9. An Israeli assault leveled much of Khuza'a, leaving whole streets flattened and once-grand mosque domes reduced to ground level. One man recalled counting 360 shell attacks in a single hour. Most of the town's 14,000 inhabitants fled.

On July 25, says Qadeeh, he was sitting in his home with his extended family of 27, including 19 women and children. At 1 p.m., Israeli forces stormed into the house. His 65-year-old father, Muhammad Qadeeh, who holds a Spanish travel document, tried to tell the soldiers that that they are civilians, repeating it once in Hebrew and then in Arabic. When he took a step toward the soldiers, one of them fired two bullets directly into his heart from a distance of just one meter. He died immediately, in front of his family.

“Then they ordered us to take off our clothes and tied our hands up. They took us to one of the rooms and used us as shields, making us stand at the windows as if we were looking outside,” Qadeeh says. “I was at one window and three children from my family at another. The soldiers then began firing around us.”

The family members were moved to different rooms and windows, with bullets flying around them, for more than eight hours without food or drink. “It was terrifying, I don’t know how we survived,” he says.

In another incident, on July 23, 17-year-old Ahmad Jamal Abu Reeda, says he was restrained by Israeli troops who threatened to kill him. After harshly interrogating and beating him, the troops ordered Abu Reeda to walk ahead of them at gun point, accompanied by police dogs, as they searched houses and other buildings. Several times, they demanded that he dig in places they suspected tunnels to exist. Abu Reeda was forced to remain with the Israeli forces for five days.

Euro-Mid Monitor notes that the Israeli practice of using Palestinians as human shields is not new. It previously documented an incident in which Israeli military forces stormed a home in the village of Silwad, near Ramallah in the West Bank, and used it as a watchtower for snipers. The home’s residents – two elderly Palestinians with American citizenship – were herded into and kept in one of the rooms after their phones were confiscated.

“International humanitarian law prohibits the use of civilians as human shields,” says Abdu. “Fighting forces must make every effort to protect civilians who are not involved in killing and make sure they are kept away from danger. Israel must be held to account by the organizations charged with upholding international law.”

sumber: http://www.euromid.org/en/article/59...hields-in-Gaza

kenapa berita selama ini hamas yg difitnah menggunakan warga sipil Palestina sebagai ‘perisai manusia’ ya emoticon-Cape d... (S)
0
3.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan