- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pikir Kalau Prabowo Jadi Presiden 2014-2019
TS
idfauzi21
Pikir Kalau Prabowo Jadi Presiden 2014-2019
Quote:
Segitunya kalian yang mau prabowo jadi presiden, coba berpikir kedepan gimana nasib bangsa tercinta ini dimasa kepimimpinan prabowo-hatta
Spoiler for 1:
Quote:
1. Menteri Utama
Coba agan pikir siapa yang bakal jadi menteri utama? pasti udah tau kan!! yahh siapa lagi kalau bukan yg berada setia di samping prabowo.
Aburizal Bakrie
Siapa yg tidak kenal dengan tokoh satu ini seorang pengusaha dan politikus indonesia, tapi tau kah agan2 semua? tokoh satu ini tidak layak menjadi pemimpin diindonesia coba ingat2 lagi tentang Lumpur Lapindo masalah itupun belum kelar ehh dia mau jadi menteri utama
Coba agan pikir siapa yang bakal jadi menteri utama? pasti udah tau kan!! yahh siapa lagi kalau bukan yg berada setia di samping prabowo.
Spoiler for aburizal bakrie:
Aburizal Bakrie
Siapa yg tidak kenal dengan tokoh satu ini seorang pengusaha dan politikus indonesia, tapi tau kah agan2 semua? tokoh satu ini tidak layak menjadi pemimpin diindonesia coba ingat2 lagi tentang Lumpur Lapindo masalah itupun belum kelar ehh dia mau jadi menteri utama
Spoiler for 2:
Quote:
2. Kabinet
Ada yg tau nama kabinet untuk prabowo nanti apa?, gw sih enggak usah nebak2 ngapain juga ditebak kalau dia udah kalah
Ada yg tau nama kabinet untuk prabowo nanti apa?, gw sih enggak usah nebak2 ngapain juga ditebak kalau dia udah kalah
Spoiler for 3:
Quote:
3. Calon menteri
Pasti udah tau semua agan2 yg akan duduk dikursi pemerintahannya om wowo nanti siapa? menurut ane sih sbb.
Apa jadinya kalau ada nama2 seperti Fadli zon, Fahri hamzah dan Suryadhrma ali yg terlibat korupsi ada di daftar menteri
sumber: www.google.com
Pasti udah tau semua agan2 yg akan duduk dikursi pemerintahannya om wowo nanti siapa? menurut ane sih sbb.
Spoiler for calon menteri:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian : Sri Mulyani Indrawati
2. Menteri Perdagangan : Hasyim Djojohadikusumo
3. Menteri Perindustrian :Sandiaga Salahuddin Uno
4. Menteri Koperasi dan UKM : Fadli Zon
5. Menteri Riset dan Teknologi : Zulkieflimansyah
6. Menteri Perumahan Rakyat : Anis Matta
7. Menteri Komunikasi dan Informasi : Teguh Juwarno
8. Menteri Pemuda dan Olah Raga : Fahri Hamzah
9. Menteri Kesehatan : Viva Yoga Mauladi
10. Menteri Keuangan : Aviliani
11. Menteri Dalam Negeri :Tifatul Sembiring
12. Menteri Luar Negeri : Dino Patti Djalal
13. Menteri Pertanian : Ahmad Heryawan
14. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
15. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat : Ahmad Mudzani
16. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
17. Menteri Sosial : Ahmad Dimyati Natakusumah
18. Menteri Agama : Surya Dharma Ali
19. Menteri Pendidikan : Dradjad Wibowo
20. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Tjatur Sapto Eddy
2. Menteri Perdagangan : Hasyim Djojohadikusumo
3. Menteri Perindustrian :Sandiaga Salahuddin Uno
4. Menteri Koperasi dan UKM : Fadli Zon
5. Menteri Riset dan Teknologi : Zulkieflimansyah
6. Menteri Perumahan Rakyat : Anis Matta
7. Menteri Komunikasi dan Informasi : Teguh Juwarno
8. Menteri Pemuda dan Olah Raga : Fahri Hamzah
9. Menteri Kesehatan : Viva Yoga Mauladi
10. Menteri Keuangan : Aviliani
11. Menteri Dalam Negeri :Tifatul Sembiring
12. Menteri Luar Negeri : Dino Patti Djalal
13. Menteri Pertanian : Ahmad Heryawan
14. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
15. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat : Ahmad Mudzani
16. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
17. Menteri Sosial : Ahmad Dimyati Natakusumah
18. Menteri Agama : Surya Dharma Ali
19. Menteri Pendidikan : Dradjad Wibowo
20. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Tjatur Sapto Eddy
Apa jadinya kalau ada nama2 seperti Fadli zon, Fahri hamzah dan Suryadhrma ali yg terlibat korupsi ada di daftar menteri
sumber: www.google.com
Spoiler for 4:
Quote:
Prabowo Cengeng
Spoiler for :
Menjadi pemimpin tidak perlu dipaksakan apalagi harus memaksakan diri dengan simbol-simbol kepahlawanan. Karena rasanya geli juga ketika melihat seseorang dipaksakan maju menjadi seorang pemimpin. Karena sejatinya pemimpin yang benar akan terlihat ketika diuji dengan waktu.
Lihat saja yang terjadi pada sosok Prabowo Subianto, sosok yang konon dikenal tegas, berwibawa dan gagah berani. Apalagi ketika ia sedang menunggang kuda dengan pedang disampingnya layaknya seorang ksatria muda di zaman kerajaan majapahit.
Tampilan luar biasa seperti itulah yang membuat kelompok garis keras aliran kanan pendukungnya mendeklarasikan seorang Prabowo menjadi Panglima Perang Umat Islam. Mereka menganggap pensiunan jendral yang dipecat dari dinas militer karena keterlibatannya dalam penculikan aktivis pro-demokrasi itu, sebagai satu-satunya harapan untuk mencegah Indonesia menjadi negara sekuler. Dalam sejarahnya kelompok kanan memang sering berkolaborasi dengan oknum militer yang bermasalah.
Benarkah sosok Panglima Perang Umat Islam itu dikenal tegas, berwibawa dan gagah berani ? Bila melihat tampilan Prabowo Subianto di layar iklan memang terlihat begitu mempesona. Dengan suara menggelegar siap menjadi penyelamat Indonesia. Apalagi dengan tampilan adegan sambil menunggang kuda layaknya ksatria gagah berani yang siap maju ke medan perang.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, sosok ksatria penunggang kuda itu yang sudah di beri gelar sebagai Panglima Perang Umat Islam semakin terlihat warna aslinya. Kesan tegas ternyata tak segagah yang dikira, aroma lebay Prabowo Subianto semakin nampak ketika dialog debat capres yang lebih banyak membuat kesalahan mendasar dalam dialog. Macan asia itu ternyata bukan sosok singa podium yang tangguh.
Sosok itu semakin terlihat lebay, apa arti dari tegas, berwibawa dan gagah berani itu kalau faktanya ketika satria piningit karbitan itu mengelak kehendak publik dengan tidak mengakui hasil penghitungan suara melalui quick count yang dilakukan oleh lembaga survei. Alasannya pun macam-macam, hasil quick count dianggap sebagai rekayasa, hasil quick count yang mengalahkan dirinya itu dianggap bohong yang benar adalah hasil quick count yang memenangkan dirinya sambil bersujud dilantai ubin bersama kelompok taliban pendukungnya, wujud syukur atas kemenangannya.
Lalu dengan penuh percaya diri mengatakan dengan tegas, marilah kita tunggu hasil real count melalui putusan KPU, tapi lidah memang tidak bertulang. Detik-detik menjelang pengumunan KPU, penunggang kuda yang mulai terlihat cengeng ini meminta pada KPU untuk menunda pengumunan, bukan hanya itu, tak lama kemudian justru meminta pada KPU agar pemilihan Presiden harus diulang karena banyak terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya.
Aneh bin ajaib, ada seorang panglima perang yang mencalonkan diri sebagai presiden dan mengaku menang tapi meminta pengunduran waktu pengumuman serta menuntut pemilu ulang. konyolnya penunggang kuda cengeng ini tidak percaya pada quick count lembaga survei lain tapi lebih percaya pada lembaga survei yang memenangkan dirinya hingga sempat mengklaim kemenangan dan bersujud syukur bahkan sempat menyelenggarakan syukuran kemenangan di hotel mewah.
Katanya siap kalah dan siap menang, tapi selalu menebar doktrin harus menang dengan segala cara dan tidak ada kata kalah. Slogan siap menang siap kalah ternyata cuma menjadi hiasan bibir. Katanya siap kalah dan siap menang tapi malah ingin menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Padahal sebelumnya penunggang kuda cengeng ini pernah mengatakan sangat yakin bahwa KPU akan netral dan professional.
Melihat realita ini hanya satu yang terucap, teriring ucapan selamat merayakan kemenangan pada Prabowo Subianto sang penunggang kuda cengeng, meskipun semua itu hanya terjadi dalam mimpi. Karena faktanya rakyat lebih menginginkan seorang Jokowi, sosok sederhana dan bersahaja serta sosok pemimpin yang lahir secara alamiah tanpa harus dipaksakan jadi pemimpin karbitan
Lihat saja yang terjadi pada sosok Prabowo Subianto, sosok yang konon dikenal tegas, berwibawa dan gagah berani. Apalagi ketika ia sedang menunggang kuda dengan pedang disampingnya layaknya seorang ksatria muda di zaman kerajaan majapahit.
Tampilan luar biasa seperti itulah yang membuat kelompok garis keras aliran kanan pendukungnya mendeklarasikan seorang Prabowo menjadi Panglima Perang Umat Islam. Mereka menganggap pensiunan jendral yang dipecat dari dinas militer karena keterlibatannya dalam penculikan aktivis pro-demokrasi itu, sebagai satu-satunya harapan untuk mencegah Indonesia menjadi negara sekuler. Dalam sejarahnya kelompok kanan memang sering berkolaborasi dengan oknum militer yang bermasalah.
Benarkah sosok Panglima Perang Umat Islam itu dikenal tegas, berwibawa dan gagah berani ? Bila melihat tampilan Prabowo Subianto di layar iklan memang terlihat begitu mempesona. Dengan suara menggelegar siap menjadi penyelamat Indonesia. Apalagi dengan tampilan adegan sambil menunggang kuda layaknya ksatria gagah berani yang siap maju ke medan perang.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, sosok ksatria penunggang kuda itu yang sudah di beri gelar sebagai Panglima Perang Umat Islam semakin terlihat warna aslinya. Kesan tegas ternyata tak segagah yang dikira, aroma lebay Prabowo Subianto semakin nampak ketika dialog debat capres yang lebih banyak membuat kesalahan mendasar dalam dialog. Macan asia itu ternyata bukan sosok singa podium yang tangguh.
Sosok itu semakin terlihat lebay, apa arti dari tegas, berwibawa dan gagah berani itu kalau faktanya ketika satria piningit karbitan itu mengelak kehendak publik dengan tidak mengakui hasil penghitungan suara melalui quick count yang dilakukan oleh lembaga survei. Alasannya pun macam-macam, hasil quick count dianggap sebagai rekayasa, hasil quick count yang mengalahkan dirinya itu dianggap bohong yang benar adalah hasil quick count yang memenangkan dirinya sambil bersujud dilantai ubin bersama kelompok taliban pendukungnya, wujud syukur atas kemenangannya.
Lalu dengan penuh percaya diri mengatakan dengan tegas, marilah kita tunggu hasil real count melalui putusan KPU, tapi lidah memang tidak bertulang. Detik-detik menjelang pengumunan KPU, penunggang kuda yang mulai terlihat cengeng ini meminta pada KPU untuk menunda pengumunan, bukan hanya itu, tak lama kemudian justru meminta pada KPU agar pemilihan Presiden harus diulang karena banyak terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya.
Aneh bin ajaib, ada seorang panglima perang yang mencalonkan diri sebagai presiden dan mengaku menang tapi meminta pengunduran waktu pengumuman serta menuntut pemilu ulang. konyolnya penunggang kuda cengeng ini tidak percaya pada quick count lembaga survei lain tapi lebih percaya pada lembaga survei yang memenangkan dirinya hingga sempat mengklaim kemenangan dan bersujud syukur bahkan sempat menyelenggarakan syukuran kemenangan di hotel mewah.
Katanya siap kalah dan siap menang, tapi selalu menebar doktrin harus menang dengan segala cara dan tidak ada kata kalah. Slogan siap menang siap kalah ternyata cuma menjadi hiasan bibir. Katanya siap kalah dan siap menang tapi malah ingin menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Padahal sebelumnya penunggang kuda cengeng ini pernah mengatakan sangat yakin bahwa KPU akan netral dan professional.
Melihat realita ini hanya satu yang terucap, teriring ucapan selamat merayakan kemenangan pada Prabowo Subianto sang penunggang kuda cengeng, meskipun semua itu hanya terjadi dalam mimpi. Karena faktanya rakyat lebih menginginkan seorang Jokowi, sosok sederhana dan bersahaja serta sosok pemimpin yang lahir secara alamiah tanpa harus dipaksakan jadi pemimpin karbitan
0
4.8K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan