

TS
NeedBeat
TIDUR :)
Quote:

Quote:
Ini adalah cerita fiksi yang saya karang sendiri jika ada kesamaan alur cerita nama serta kesamaan lainnya mohon di maafkan 



Quote:
Spoiler for TIDUR:
TIDUR
Cerita ini mengisahkan tentang seorang pria bernama mada yang awalnya sangat senang bergadang. Kesehariannya mungkin hanya sedikit aktivitas yang dia kerjakan di luar rumah, setengah waktu santainya digunakan untuk bermain game didepan komputer.
Suatu hari ia tersadar kan kebiasaan jeleknya ini, ia pun melihat jam saat itu juga, waktu menunjukan pukul 02.00 pagi dan pada saat itu juga di tersadar jika dia sudah terbangun sekitar 2 hari untuk bermain game, akhirnya dia memutuskan untuk mematikan komputernya dan berbaring untuk beristirahat.
Selama beberapa menit dia terus saja gelisah, hatinya sangat tidak tenang, lalu dia memutuskan melihat kesekitar kamarnya, hanya terlihat ruangan gelap tanpa penerangan satu pun dengan ventilasi yang tertutup, membuat ruangan itu sangat lembap dan gelap, dan juga di sekitarnya banyak sampah-sampah makanan kecil.
Dia terus saja memandangi langit-langit di kamarnya berharap bias tidur dengan segera agar dia bisa menyudahi kegelisahan yang di rasakannya, tak lama kemudian dia mendengar suara mengetuk-ngetuk dari arah jendela kamarnya, didalam fikirannya mungkin itu hanya suara angin yang berhembus kearah jendela tetapi saat dia melihat kearah jendela dimana suara itu berasal, dia melihat sesosok bayangan tangan yang mengetuk-ngetuk dan beberapa saat juga melambai-lambai begitu berulang-ulang, nafas mada mulai tak teratur dia berfikir tangan siapa itu, sedangkan dirumahnya mada sedang sendiri menjaga rumahnya yang di tinggal oleh keluarganya yang sedang diluar kota.
Dengan perasaan ragu-ragu dan takut dia pun memberanikan diri untuk membuka gorden warna biru langit yang menutupi jendela kamarnya yang tak jauh dari tempat dia berbaring.
Sreeeeetttt!! Sangat kencang suara itu berbunyi saat mada menarik gorden tersebut, seketika dia menutup matanya tidak berani melihat, tak berapa lama dia berani untuk melihat kearah jendela tersebut, perlahan ia membuka matanya dan ternyata.. Kosong.. tidak ada apa-apa disana, lalu apa yang dilihat olehnya tadi?
Akhirnya mada kembali menutup gorden tersebut dan berbaring di kasurnya yang nyaman dengan guling kesayangannya yang dia peluk sangat erat.
Dia kembali berfikir sosok apa yang dia lihat tadi, apakah hanya halusinasinya semata karna dia kurang tidur selama dua hari belakangan ini, lalu dia mencoba menenangkan diri dengan memainkan handphone canggihnya yang baru dibelinya saat dibuka handphone tersebut ternyata ada beberapa pesan yang diterimanya, 1 pesan dari ayahnya yang menanyakan keadaannya dirumah, 1 lagi dari wanita yang sangat disukainya, mukanya memerah sesaat saat menerima pesan tersebut, lalu yang terakhir pesan dari.. loh? Ternyata tidak ada nomornya dan akhirnya dia memutuskan untuk membuka pesan tersebut.
Dia sangat terkejut, Jantungnya kembali berdegub sangat keras dan seluruh tubuhnya berkeringat akibat dari kegelisahan dan ketakutan yang dia rasakan saat membaca pesan tersebut.. “Hai kamu yang sedang ada di tempat tidur, sombong sekali kamu tidak membalas lambaian ku tadi aku memerhatikan mu loh sejak kamu bermain game itu kamu sangat serius sekali hihihi sepertinya kamu butuh istirahat mata mu memerah terlihat dari jendala sini”.
Dia pun terdiam tanpa kata.. matanya tidak berani melihat kearah jendela, dia menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan selimut agar tidak melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya tadi, dia mulai memasang headset di telinganya dan memasang lagu jazz kesukaannya sangat keras sekali, akhirnya dia pun tenang saat itu dengan mendengarkan irama dari musik-musik jazz.
Dia pun sempat terlelap selama beberapa menit lalu dia terbangun oleh bunyi tanda pesan masuk dari handphonenya akhirnya dia membuka pesan dari nomor yang kosong tersebut “Sudah mau tidur ya? Yasudah selamat tidur ya aku setia menemani mu di sisi mu” bukannya disisiku hanya ada guling kesayangan ku?
Suatu hari ia tersadar kan kebiasaan jeleknya ini, ia pun melihat jam saat itu juga, waktu menunjukan pukul 02.00 pagi dan pada saat itu juga di tersadar jika dia sudah terbangun sekitar 2 hari untuk bermain game, akhirnya dia memutuskan untuk mematikan komputernya dan berbaring untuk beristirahat.
Selama beberapa menit dia terus saja gelisah, hatinya sangat tidak tenang, lalu dia memutuskan melihat kesekitar kamarnya, hanya terlihat ruangan gelap tanpa penerangan satu pun dengan ventilasi yang tertutup, membuat ruangan itu sangat lembap dan gelap, dan juga di sekitarnya banyak sampah-sampah makanan kecil.
Dia terus saja memandangi langit-langit di kamarnya berharap bias tidur dengan segera agar dia bisa menyudahi kegelisahan yang di rasakannya, tak lama kemudian dia mendengar suara mengetuk-ngetuk dari arah jendela kamarnya, didalam fikirannya mungkin itu hanya suara angin yang berhembus kearah jendela tetapi saat dia melihat kearah jendela dimana suara itu berasal, dia melihat sesosok bayangan tangan yang mengetuk-ngetuk dan beberapa saat juga melambai-lambai begitu berulang-ulang, nafas mada mulai tak teratur dia berfikir tangan siapa itu, sedangkan dirumahnya mada sedang sendiri menjaga rumahnya yang di tinggal oleh keluarganya yang sedang diluar kota.
Dengan perasaan ragu-ragu dan takut dia pun memberanikan diri untuk membuka gorden warna biru langit yang menutupi jendela kamarnya yang tak jauh dari tempat dia berbaring.
Sreeeeetttt!! Sangat kencang suara itu berbunyi saat mada menarik gorden tersebut, seketika dia menutup matanya tidak berani melihat, tak berapa lama dia berani untuk melihat kearah jendela tersebut, perlahan ia membuka matanya dan ternyata.. Kosong.. tidak ada apa-apa disana, lalu apa yang dilihat olehnya tadi?
Akhirnya mada kembali menutup gorden tersebut dan berbaring di kasurnya yang nyaman dengan guling kesayangannya yang dia peluk sangat erat.
Dia kembali berfikir sosok apa yang dia lihat tadi, apakah hanya halusinasinya semata karna dia kurang tidur selama dua hari belakangan ini, lalu dia mencoba menenangkan diri dengan memainkan handphone canggihnya yang baru dibelinya saat dibuka handphone tersebut ternyata ada beberapa pesan yang diterimanya, 1 pesan dari ayahnya yang menanyakan keadaannya dirumah, 1 lagi dari wanita yang sangat disukainya, mukanya memerah sesaat saat menerima pesan tersebut, lalu yang terakhir pesan dari.. loh? Ternyata tidak ada nomornya dan akhirnya dia memutuskan untuk membuka pesan tersebut.
Dia sangat terkejut, Jantungnya kembali berdegub sangat keras dan seluruh tubuhnya berkeringat akibat dari kegelisahan dan ketakutan yang dia rasakan saat membaca pesan tersebut.. “Hai kamu yang sedang ada di tempat tidur, sombong sekali kamu tidak membalas lambaian ku tadi aku memerhatikan mu loh sejak kamu bermain game itu kamu sangat serius sekali hihihi sepertinya kamu butuh istirahat mata mu memerah terlihat dari jendala sini”.
Dia pun terdiam tanpa kata.. matanya tidak berani melihat kearah jendela, dia menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan selimut agar tidak melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya tadi, dia mulai memasang headset di telinganya dan memasang lagu jazz kesukaannya sangat keras sekali, akhirnya dia pun tenang saat itu dengan mendengarkan irama dari musik-musik jazz.
Dia pun sempat terlelap selama beberapa menit lalu dia terbangun oleh bunyi tanda pesan masuk dari handphonenya akhirnya dia membuka pesan dari nomor yang kosong tersebut “Sudah mau tidur ya? Yasudah selamat tidur ya aku setia menemani mu di sisi mu” bukannya disisiku hanya ada guling kesayangan ku?

Quote:
Spoiler for Update part 2 nih :
Keesokan harinya ternyata dia terbangun seperti biasa, ternyata semalam setelah mendapatkan pesan singkat itu dia pingsan, dan lalu dia melihat jam dinding untuk meyakinkan jam berapa kah sekarang, jam menunjukan pukul 12.00 waktu sudah cukup siang.
dia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri, dia berjalan menuju kamar mandi saat itu dia membuka pintu kamarnya untuk mencapai kamar mandinya yang cukup jauh jaraknya dia harus melewati ruang keluarga dan dapur.
Saat melewati ruang keluarga dia melihat bahwa televisi di ruang keluarganya sedang menyalah, di dalam benaknya dia berfikir “Bukannya tadi malam aku tidak menonton tv ya? Ahh sudahlah kumatikan saja tv ini” dia pun mematikan tv tersebut dan beranjak ke kamar mandi.
Saat melewati dapur pun ada hal yang aneh, sebelumnya dia membuka-buka semua laci yang berisikian makanan dan minuman ringan alhasil semua laci terbuka, sendok dan peralatan makan dimana-mana akan tetapi kondisi dapur saat ini sangat rapih dengan laci yang tertutup dan sendok dan peralatan makan lainnya sudah berada pada tempatnya, “ah sudahlah mungkin tadi malam aku lupa jika sudah membereskannya”, dia pun beranjak menuju kekamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi dia pun membuka pintu kamar mandi, kreeeeeeeekk! Tidak ada apa-apa.. akhirnya dimasuk kedalam kamar mandi dengan keadaan hati yang tenang,saat dia mandi dia pun berfikir bahwa apa yang di alaminya semalam? Apakah itu cuma mimpi belaka atau halusinasi karna dia kurang tidur atau nyata.
Setelah selesai mandi dia pun melewati dapur kembali, dia shock saat melewati dapur.. kembali dia terkaget-kaget karena kondisi dapur yang semula rapih kembali ke keadaaan berantakan seperti waktu semalam terakhir dia mengambil makanan, dia pun berusaha membuang semua fikiran negative dan berjalan kembali ke arah ruang keluarga, kembali lagi dia shock karena tv kembali menyalah padahal jelas- jelas tadi sudah di matikan, akhirnya dia berlari sekencang-kencangnya kedalam kamar dan mengunci pintu.
Setelah selesai rapih-rapih dan menenangkan diri akhirnya dia menelfon salah satu temannya yang bernama zeni, “Zen kau bisa kerumah ku sekarang untuk menginap? Hah? Nanti aku ceritakan mengapa aku panik seperti ini cepatlah kesini” di tutuplah telfon itu, terlihat dari wajah tenang mada sepertinya zen mengabulkan keinginan mada.
Tak beberapa lama zen datang, pria dengan tinggi 170cm, rambut belah pinggir dan kulit sawo matang itu pun bertanya,”ada apa mada? Kamu sangat pucat sekali?”, mada pun mempersilahkan zen masuk, zen masuk ke dalam rumah mada dengan agak merunduk dikarenakan pintu rumah mada yang agak rendah dan akhirnya mereka berdua duduk di ruang keluarga mada.
Mada pun menceritakan apa yang terjadi saat 2 hari kemarin, Zen mengangguk-angguk tanda bahwa dia mengerti apa yang di ceritakan oleh mada dan akhirnya mada pun meminta zen untuk menginap selama orang tua mada sedang di luar kota, zen pun menjawab “okelah kalau begitu aku akan menemani mu sekalian membuktikan apakah benar yang kau ceritakan padaku” mada pun terlihat agak tenang.
Raut muka zen berubah menjadi agak serius saat melihat dan memandang ruangan yang ada pada rumah mada sepertinya mengetahui sesuatu tentang apa yang terjadi di dalam rumah mada.
dia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri, dia berjalan menuju kamar mandi saat itu dia membuka pintu kamarnya untuk mencapai kamar mandinya yang cukup jauh jaraknya dia harus melewati ruang keluarga dan dapur.
Saat melewati ruang keluarga dia melihat bahwa televisi di ruang keluarganya sedang menyalah, di dalam benaknya dia berfikir “Bukannya tadi malam aku tidak menonton tv ya? Ahh sudahlah kumatikan saja tv ini” dia pun mematikan tv tersebut dan beranjak ke kamar mandi.
Saat melewati dapur pun ada hal yang aneh, sebelumnya dia membuka-buka semua laci yang berisikian makanan dan minuman ringan alhasil semua laci terbuka, sendok dan peralatan makan dimana-mana akan tetapi kondisi dapur saat ini sangat rapih dengan laci yang tertutup dan sendok dan peralatan makan lainnya sudah berada pada tempatnya, “ah sudahlah mungkin tadi malam aku lupa jika sudah membereskannya”, dia pun beranjak menuju kekamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi dia pun membuka pintu kamar mandi, kreeeeeeeekk! Tidak ada apa-apa.. akhirnya dimasuk kedalam kamar mandi dengan keadaan hati yang tenang,saat dia mandi dia pun berfikir bahwa apa yang di alaminya semalam? Apakah itu cuma mimpi belaka atau halusinasi karna dia kurang tidur atau nyata.
Setelah selesai mandi dia pun melewati dapur kembali, dia shock saat melewati dapur.. kembali dia terkaget-kaget karena kondisi dapur yang semula rapih kembali ke keadaaan berantakan seperti waktu semalam terakhir dia mengambil makanan, dia pun berusaha membuang semua fikiran negative dan berjalan kembali ke arah ruang keluarga, kembali lagi dia shock karena tv kembali menyalah padahal jelas- jelas tadi sudah di matikan, akhirnya dia berlari sekencang-kencangnya kedalam kamar dan mengunci pintu.
Setelah selesai rapih-rapih dan menenangkan diri akhirnya dia menelfon salah satu temannya yang bernama zeni, “Zen kau bisa kerumah ku sekarang untuk menginap? Hah? Nanti aku ceritakan mengapa aku panik seperti ini cepatlah kesini” di tutuplah telfon itu, terlihat dari wajah tenang mada sepertinya zen mengabulkan keinginan mada.
Tak beberapa lama zen datang, pria dengan tinggi 170cm, rambut belah pinggir dan kulit sawo matang itu pun bertanya,”ada apa mada? Kamu sangat pucat sekali?”, mada pun mempersilahkan zen masuk, zen masuk ke dalam rumah mada dengan agak merunduk dikarenakan pintu rumah mada yang agak rendah dan akhirnya mereka berdua duduk di ruang keluarga mada.
Mada pun menceritakan apa yang terjadi saat 2 hari kemarin, Zen mengangguk-angguk tanda bahwa dia mengerti apa yang di ceritakan oleh mada dan akhirnya mada pun meminta zen untuk menginap selama orang tua mada sedang di luar kota, zen pun menjawab “okelah kalau begitu aku akan menemani mu sekalian membuktikan apakah benar yang kau ceritakan padaku” mada pun terlihat agak tenang.
Raut muka zen berubah menjadi agak serius saat melihat dan memandang ruangan yang ada pada rumah mada sepertinya mengetahui sesuatu tentang apa yang terjadi di dalam rumah mada.

Spoiler for part 3:
Malam telah tiba, mada mulai menyiapkan makan malam untuk dia dan zen. Mada adalah seorang yang terampil memasak dari kecil dia sudah belajar memasak dari ibunya yang memang hobby memasak. Mada membuat tumis kangkung dan tempe tahu beserta sambalnya lengkap. Saat itu jam di dapur sudah menunjukan jam 10 malam dan memang mada merasa bahwa dirinya agak lama tadi saat memasak.
Akhirnya dia dengan segera dan sigap menyiapkan makan malam untuk dirinya dan zen. Setelah meja makan telah rapih dan dapur sudah bersih dia pun berjalan ke kamarnya dimana zen sedang asiknya tadi membaca novel koleksi mada. Saat berjalan semilir hawa dingin membuat bulu kuduk mada naik sesaat dia pun menghiraukan semua itu dan terus berjalan kearah kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya dia membuka pintu dengan perlahan.. Kriiiiiikkk! Dia melihat zen sedang tertidur dengan pulasnya "Hei zen bangun aku sudah menyiapkan makan malam yang enak untuk kita berdua ayo bangun!" tegur mada sambil menggoyangkan badan zen.
Mada merasa aneh, zen bukanlah tipe orang yang sulit di bangunkan juga sedang tertidur dia tahu itu karna mada sudah bersahabat dengan zen dari semenjak mereka di taman kanak-kanak, dan saat itu badan zen terasa sangat dingin seperti es.
"zen, bangun zen kenapa kamu??" selagi mada sibuk membangunkan zen ternyata pintu masuk rumah mada ada yg mengetuk-ngetuk "ah mungkin itu tamu" mada pun berjalan menuju pintu depan dan betapa kagetnya saat dia melihat orang yang berada di depan pintu.. "ZEN !! kenapa kamu bisa ada disini !!"
"loh bukanya kamu yg menghubungi ku dan menyuruh ku datang kesini? Maaf pulsa ku habis jadi tidak bisa membalas tadi aku ada urusan aku baru bisa kesini malam-malam begini hehe"
Ja.. Ja.. Jadi? Yang di kamar ku tadi? Yang ku ajak ngobrol dari siang tadi? Mada pun pingsan seketika.
Akhirnya dia dengan segera dan sigap menyiapkan makan malam untuk dirinya dan zen. Setelah meja makan telah rapih dan dapur sudah bersih dia pun berjalan ke kamarnya dimana zen sedang asiknya tadi membaca novel koleksi mada. Saat berjalan semilir hawa dingin membuat bulu kuduk mada naik sesaat dia pun menghiraukan semua itu dan terus berjalan kearah kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya dia membuka pintu dengan perlahan.. Kriiiiiikkk! Dia melihat zen sedang tertidur dengan pulasnya "Hei zen bangun aku sudah menyiapkan makan malam yang enak untuk kita berdua ayo bangun!" tegur mada sambil menggoyangkan badan zen.
Mada merasa aneh, zen bukanlah tipe orang yang sulit di bangunkan juga sedang tertidur dia tahu itu karna mada sudah bersahabat dengan zen dari semenjak mereka di taman kanak-kanak, dan saat itu badan zen terasa sangat dingin seperti es.
"zen, bangun zen kenapa kamu??" selagi mada sibuk membangunkan zen ternyata pintu masuk rumah mada ada yg mengetuk-ngetuk "ah mungkin itu tamu" mada pun berjalan menuju pintu depan dan betapa kagetnya saat dia melihat orang yang berada di depan pintu.. "ZEN !! kenapa kamu bisa ada disini !!"
"loh bukanya kamu yg menghubungi ku dan menyuruh ku datang kesini? Maaf pulsa ku habis jadi tidak bisa membalas tadi aku ada urusan aku baru bisa kesini malam-malam begini hehe"
Ja.. Ja.. Jadi? Yang di kamar ku tadi? Yang ku ajak ngobrol dari siang tadi? Mada pun pingsan seketika.

Quote:
Spoiler for PART 4 ready:
Matahari mulai terik menyinari kulit mada dari arah jendela, kepalanya terasa begitu pusing hingga ia tidak kuat untuk sekedar duduk untuk menegakan badannya, “huuuh pusing sekali.. dimana ini” mada melihat sekitarnya cuma ada beberapa makanan yang berada di atas meja dan juga bekas air kompres yang berada di baskom yang berwarna kemerahan.
Dia berusaha memperhatikan lagi ruangan tersebut.. “ternyata ini di kamar ku sendiri huh mengapa aku bisa disini apakah zen? Oh! Iya zen kemana dia?” mada berusaha untuk bangkit dan mencari zen, seketika itu juga ada tangan yang menahannya, ternyata zen yang keluar dari kamar mandi dan menahan kepalaku untuk kembali berbaring, “sudah kamu istirahat saja dulu berbaring lah disini kepala mu masih sakitkan? Kemarin terbentur gagang pintu” zen melihat ku lagi dengan tatapan itu tatapan yang serius dan sangat tajam.
“Zen apa yang terjadi pada ku? Apakah kamu tahu sesuatu? Dari kemarin aku diganggu terus oleh makhluk yang asing, dari mulai mengetuk ngetuk jendela ku, membuat rumah ku berantakan, sampai ada yang kemarin berubah menjadi diri mu dan bertingkah seperti kamu juga”.
Zen ini memang dari kecil memiliki kemampuan di luar dari manusia-manusia normal lainnya, dia memiliki kemampuan untuk melihat makhluk halus juga bahkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka.Saat kecil zen pernah di ganggu oleh arwah penasaran yang katanya meninggal karena kecelakaan kendaraan di sebuah jembatan di dekat pegunungan yang sangat sepi.
Saat itu zen tidak merasakan takut sama sekali dia malah mengajak arwah itu berbincang-bincang, ternyata arwah itu penasaran karna ada pesan yang belum tersampaikan ke keluarga sang arwah di karenakan saat itu dia ingin berkunjung kerumah saudaranya yang berada di seberang gunung dan akhirnya malah mengalami kecelakaan yang sangat tragis karna mengantuk dan mobilnya menabrak pembatas jalan dan langsung meluncur ke jurang yang sangat terjal.
Setelah pesan itu di sampaikan oleh zen ke keluarga sang arwah setelah itu tenang lah sang arwah dan tidak mengganggu orang-orang yang melewati jembatan tersebut.
Dalam kasus mada, zen berkata bahwa mada mempunyai sesuatu yang mengganjal di hatinya pada masa lalunya yaitu seseorang yang sangat di sayanginya yaitu kekasihnya yang meninggal karena sakit, sepertinya dia masih ada pesan yang belum tersampaikan sehingga dia tidak tenang dan akhirnya menggangu mada agar dia bisa berinteraksi pada mada.
“Nadya.. apa yang ingin kau sampaikan pada ku.. aku rindu sekali pada mu nadya” mada melihat kearah jendela dan melihat kearah langit.. air matanya mulai terlihat jatuh dan berkilauan karna terkena pantulan sinar matahari. Nadya..
Dia berusaha memperhatikan lagi ruangan tersebut.. “ternyata ini di kamar ku sendiri huh mengapa aku bisa disini apakah zen? Oh! Iya zen kemana dia?” mada berusaha untuk bangkit dan mencari zen, seketika itu juga ada tangan yang menahannya, ternyata zen yang keluar dari kamar mandi dan menahan kepalaku untuk kembali berbaring, “sudah kamu istirahat saja dulu berbaring lah disini kepala mu masih sakitkan? Kemarin terbentur gagang pintu” zen melihat ku lagi dengan tatapan itu tatapan yang serius dan sangat tajam.
“Zen apa yang terjadi pada ku? Apakah kamu tahu sesuatu? Dari kemarin aku diganggu terus oleh makhluk yang asing, dari mulai mengetuk ngetuk jendela ku, membuat rumah ku berantakan, sampai ada yang kemarin berubah menjadi diri mu dan bertingkah seperti kamu juga”.
Zen ini memang dari kecil memiliki kemampuan di luar dari manusia-manusia normal lainnya, dia memiliki kemampuan untuk melihat makhluk halus juga bahkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka.Saat kecil zen pernah di ganggu oleh arwah penasaran yang katanya meninggal karena kecelakaan kendaraan di sebuah jembatan di dekat pegunungan yang sangat sepi.
Saat itu zen tidak merasakan takut sama sekali dia malah mengajak arwah itu berbincang-bincang, ternyata arwah itu penasaran karna ada pesan yang belum tersampaikan ke keluarga sang arwah di karenakan saat itu dia ingin berkunjung kerumah saudaranya yang berada di seberang gunung dan akhirnya malah mengalami kecelakaan yang sangat tragis karna mengantuk dan mobilnya menabrak pembatas jalan dan langsung meluncur ke jurang yang sangat terjal.
Setelah pesan itu di sampaikan oleh zen ke keluarga sang arwah setelah itu tenang lah sang arwah dan tidak mengganggu orang-orang yang melewati jembatan tersebut.
Dalam kasus mada, zen berkata bahwa mada mempunyai sesuatu yang mengganjal di hatinya pada masa lalunya yaitu seseorang yang sangat di sayanginya yaitu kekasihnya yang meninggal karena sakit, sepertinya dia masih ada pesan yang belum tersampaikan sehingga dia tidak tenang dan akhirnya menggangu mada agar dia bisa berinteraksi pada mada.
“Nadya.. apa yang ingin kau sampaikan pada ku.. aku rindu sekali pada mu nadya” mada melihat kearah jendela dan melihat kearah langit.. air matanya mulai terlihat jatuh dan berkilauan karna terkena pantulan sinar matahari. Nadya..

Spoiler for part 5 coming:
Mada masih menitikan air matanya dia masih teringat akan kenangan indah bersama nadya, rambutnya yang indah panjang menjuntai sebahu, matanya yang berbinar saat berbicara pada mada, canda tawa mereka saat mereka bersama-sama, masih teringat terakhir dia mengajak nadya pergi bertamasya keluar kota, sangat lah indah masa-masa itu tetapi mengapa hal itu harus berakhir begini tragisnya?
Zen kembali menepuk mada sembari berbicara padanya “Tenang saja teman.. aku akan membantu mu untuk berbicara pada nadya agar nadya bisa menyampainkan pesan terakhirnya pada mu”, mada mengusap air matanya, raut mukanya terlihat lebih ceria dari sebelumnya, matanya berbinar tanda bahwa dia memiliki harapan baru untuk berbicara dan bertemu dengan nadya lagi, mada menganggukan kepalanya tanda bahawa dia mengerti apa yang di ucapkan oleh zen.
Mada mengajak zen untuk makan siang bersamanya di luar, ada salah satu café yang memang menjadi langganannya sedari dulu dia kuliah, dia dan nadya dulu juga sering pergi kesana. Mada bersiap-siap untuk pergi ke café itu, dia memakai baju kemeja bermotif kotak-kotak berwarna putih, dan memakai celana jeans berwarna biru tua yang bagian lututnya sudah sobek, sedangkan zen memakai baju santai yaitu t-shirt putih polos dengan celana jeans ¾ dan topi berwarna hitam, mereka pun berjalan melewati pintu depan rumah, memakai sepatu secara bersamaan, ada yang janggal.. di rumah itu cuma ada zen dan mada tetapi saat di jejerkan sepatu yang ada di rumah itu ada 3 pasang.. 1 sepatu zen.. 1 sepatu mada.. dan satu lagi.. “Astagah” teriak mada, “Ini kan sepatunya nadya yang sengaja di tinggalkan disini jadi jika dia main kesini ada sepatu lain yang bisa dipakainya kenapa ada disini!? Setahu ku aku menyimpannya di rak sepatu di dekar garasi”.
Zen menepuk pundak mada dan berbisik padanya “Sudah mungkin dia mengunjungi mu tadi kangen kali.. yasudah ayuk kita langsung saja ke café “
Mada masih tidak tenang.. jantungnya kembali berdegub kencang.. tapi dia mengerti lalu mereka bersiap berangkat ke café menggunakan motor zen, zen menggunakan motor besar yang telah dimodifikasi, warna motor itu merah menyala.. zen berkata dia memilih warna merah itu melambangkan keberanian makanya dia memilih warna itu. Akhirnya mereka berdua pun berangkat ke café.
Di sepanjang perjalanan mada masih saja memikirkan nadya, tatapannya kosong, tetapi dia masih berbincang-bincang dengan zen membicarakan masa SMA mereka.
Sampailah mereka di sebuah café dituju, sebuah café dengan suasana dan dekorasi seperti negeri kincir angin, meja-meja yang artistic, dan lampu-lampu café yang khas menyala redup, dan pegawai-pegawai café yang menggunakan seragam khas dengan rompi hitam dan dasi kupu-kupu.
Mereka memilih tempat duduk disamping jendala, diluar jendela itu ada kolam ikan yang cukup besar diatas kolam itu juga ada jembatan kayu yang sangat khas dengan ukitan yang sangat unik.
Mereka memesan makanan pada menu lalu pegawai café tersebut membawa menu beserta pesanan mereka, setelah itu mereka kembali mengobrol, zen mengatakan bahwa mereka harus melakukan pemanggilan arwah jika mada ingin berinteraksi dengan nadya, pemanggilan itu harus dilakukan pada malam hari tepat tengah malam, dan dia harus membawa salah satu barang yang dimiliki oleh nadya sebagai alat pemanggilan.
Disela-sela obrolan datang lah pesanan mereka, mada memesan sandwich ayam dan lemon tea sedangkan zen memesan sandwich salmon dan orange juice.
Mereka menunda obrolan mereka untuk makan siang, sambil menyantap makanannya mada melihat kearah jendela, dia melihat di jembatan itu ada seorang wanita yang sedang melihat kearahnya, dia menggunakan gaun berwarna putih dengan motif buka mawar,”hah? Itu seperti nadya” dia memanggil zen untuk melihat kearah yang sama, “Zen lihat itu! Nadya!” saat zen melihatnya wanita itu sudah tidak ada di tempatnya. Mada kembaliterdiam dan berfikir.
“Apa yang ingin di sampaikan nadya pada ku.. mengapa dia terus menghampiri ku sehingga membuat fikiran ku kusut seperti ini”
Zen kembali menepuk mada sembari berbicara padanya “Tenang saja teman.. aku akan membantu mu untuk berbicara pada nadya agar nadya bisa menyampainkan pesan terakhirnya pada mu”, mada mengusap air matanya, raut mukanya terlihat lebih ceria dari sebelumnya, matanya berbinar tanda bahwa dia memiliki harapan baru untuk berbicara dan bertemu dengan nadya lagi, mada menganggukan kepalanya tanda bahawa dia mengerti apa yang di ucapkan oleh zen.
Mada mengajak zen untuk makan siang bersamanya di luar, ada salah satu café yang memang menjadi langganannya sedari dulu dia kuliah, dia dan nadya dulu juga sering pergi kesana. Mada bersiap-siap untuk pergi ke café itu, dia memakai baju kemeja bermotif kotak-kotak berwarna putih, dan memakai celana jeans berwarna biru tua yang bagian lututnya sudah sobek, sedangkan zen memakai baju santai yaitu t-shirt putih polos dengan celana jeans ¾ dan topi berwarna hitam, mereka pun berjalan melewati pintu depan rumah, memakai sepatu secara bersamaan, ada yang janggal.. di rumah itu cuma ada zen dan mada tetapi saat di jejerkan sepatu yang ada di rumah itu ada 3 pasang.. 1 sepatu zen.. 1 sepatu mada.. dan satu lagi.. “Astagah” teriak mada, “Ini kan sepatunya nadya yang sengaja di tinggalkan disini jadi jika dia main kesini ada sepatu lain yang bisa dipakainya kenapa ada disini!? Setahu ku aku menyimpannya di rak sepatu di dekar garasi”.
Zen menepuk pundak mada dan berbisik padanya “Sudah mungkin dia mengunjungi mu tadi kangen kali.. yasudah ayuk kita langsung saja ke café “
Mada masih tidak tenang.. jantungnya kembali berdegub kencang.. tapi dia mengerti lalu mereka bersiap berangkat ke café menggunakan motor zen, zen menggunakan motor besar yang telah dimodifikasi, warna motor itu merah menyala.. zen berkata dia memilih warna merah itu melambangkan keberanian makanya dia memilih warna itu. Akhirnya mereka berdua pun berangkat ke café.
Di sepanjang perjalanan mada masih saja memikirkan nadya, tatapannya kosong, tetapi dia masih berbincang-bincang dengan zen membicarakan masa SMA mereka.
Sampailah mereka di sebuah café dituju, sebuah café dengan suasana dan dekorasi seperti negeri kincir angin, meja-meja yang artistic, dan lampu-lampu café yang khas menyala redup, dan pegawai-pegawai café yang menggunakan seragam khas dengan rompi hitam dan dasi kupu-kupu.
Mereka memilih tempat duduk disamping jendala, diluar jendela itu ada kolam ikan yang cukup besar diatas kolam itu juga ada jembatan kayu yang sangat khas dengan ukitan yang sangat unik.
Mereka memesan makanan pada menu lalu pegawai café tersebut membawa menu beserta pesanan mereka, setelah itu mereka kembali mengobrol, zen mengatakan bahwa mereka harus melakukan pemanggilan arwah jika mada ingin berinteraksi dengan nadya, pemanggilan itu harus dilakukan pada malam hari tepat tengah malam, dan dia harus membawa salah satu barang yang dimiliki oleh nadya sebagai alat pemanggilan.
Disela-sela obrolan datang lah pesanan mereka, mada memesan sandwich ayam dan lemon tea sedangkan zen memesan sandwich salmon dan orange juice.
Mereka menunda obrolan mereka untuk makan siang, sambil menyantap makanannya mada melihat kearah jendela, dia melihat di jembatan itu ada seorang wanita yang sedang melihat kearahnya, dia menggunakan gaun berwarna putih dengan motif buka mawar,”hah? Itu seperti nadya” dia memanggil zen untuk melihat kearah yang sama, “Zen lihat itu! Nadya!” saat zen melihatnya wanita itu sudah tidak ada di tempatnya. Mada kembaliterdiam dan berfikir.
“Apa yang ingin di sampaikan nadya pada ku.. mengapa dia terus menghampiri ku sehingga membuat fikiran ku kusut seperti ini”

Spoiler for INDEX:
Spoiler for Menerima :












Diubah oleh NeedBeat 09-09-2014 01:51
0
14.4K
Kutip
139
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan