ada artikel yang dishare hari ini di tempo yaitu mengenai sifat megalomania ( tapi kenapa berada di bagian pemilu 2014 ? )
pertama2 sedikit info dari wikipedia mengenai Megalomania :
http://en.wikipedia.org/wiki/Megalomania
Quote:
Megalomania is a psychopathological condition characterized by delusional fantasies of power, relevance, omnipotence, and by inflated self-esteem.Historically it was used as an old name for narcissistic personality disorder prior to the latter's first use by Heinz Kohut in 1968, and is used today as a non-clinical equivalent. It is not mentioned in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) or the International Statistical Classification of Diseases (ICD).
mari kita liat langsung sama2 artikelnya :
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...sa-Disembuhkan
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan kepribadian grandiose dalam diri seseorang yang ambisius tak bisa disembuhkan. Kepribadian tersebut berciri-ciri suka memberikan penilaian berlebihan atas diri sendiri, suka pamer kekuasaan, dan memiliki hasrat kuasa superioritas yang akut atau disebut pula megalomania.
"Bila sudah tertanam dari dirinya sejak kecil. Tak akan bisa berubah," kata Hamdi saat dihubungi, Kamis, 24 Juli 2014. Rumah mewah dan luas dari seseorang itu, bisa menjadi tolok ukur untuk menilai kepribadian orang megalomania. "Kayak baron di Eropa."
Musababnya, kata dia, sedari kecil seorang megalomania, sudah dibentuk karakternya sebagai pemimpin. Sehingga, kata Hamdi, orang megalomania itu tak bisa menerima kekalahan.
Selain tak bisa menerima kekalahan, Hamdi menilai,orang megalomania itu suka mengalihkan permasalahan dan menganggap kesalahan berasal dari luar dirinya.
Menurut Hamdi, kepribadian semacam itu seperti mengingkari dunia. "Seseorang curang, tapi meneriaki lainnya justru yang berbuat curang." Hamdi menyatakan tak kaget melihat sikap orang megalomania yang selalu mencitrakan diri sebagai orang yang dizalimi.
Lantaran tak bisa menerima kekalahan, orang megalomania akan mencari kompensasi kegagalannya pada masa lalu dengan mengincar jabatan yang lebih tinggi.
Hamdi menilai, secara keseluruhan, orang megalomania tak cocok dengan kepemimpinan yang kini dibutuhkan. "Nanti bisa kontraproduktif."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
merasa familiar dengan yang ane bold diatas ?
kalau baca artikelnya ga ada kata prabowo sama skali,tapi kalo liat linknya....