scoutgardAvatar border
TS
scoutgard
(WTA) membedakan rudal by satelit
VIVAnews - Usai insiden
penembakan rudal yang
menghancurkan Pesawat Malaysia
Airlines MH17 beserta 295
penumpang di dalamnya, Amerika
Serikat langsung menuduh
pemberontak Pro-Rusia yang
bertanggung jawab atas insiden itu.
Negeri Paman Sam itu meyakini
pemberontak Pro-Rusia
menembakkan rusal darat ke udara
dan menjatuhkan pesawat yang
lepas landas dari Amsterdam,
Belanda itu. Namun, Rusia maupun
pemberontak membantah tudingan
ini.
Di sisi lain, Ukrania juga
membantah. Ukraina mengaku tak
ada laporan rudal yang hilang dari
gudang persenjataan mereka.
Ukrania juga berdalih tidak terlibat
dalam insiden itu. Sebab jangkauan
rudal militer Ukrania itu tak sampai
mencapai titik terbang MH17.
Melansir New Scientist, Sabtu 19
Juli 2014, keyakinan AS itu
tampaknya bukan sekadar isapan
jempol sebab Angkatan Udara AS
memiliki satelit yang mampu
mendeteksi sinyal radar rudal di
Ukrania timur.
Militer AS itu memanfaatkan sinar
inframerah yang terdapat di satelit
itu untuk mendeteksi ledakan rudal
di udara. Amerika Serikat, tulis
laman Space.com , juga
berpengalaman dalam pendeteksian
rudal balistik sejak 1970-an.
Lebih dari empat dekade lalu,
Departemen Pertahanan AS telah
meluncurkan serangkaian satelit
dengan teleskop inframerah yang
menghadap Bumi. Perangkat satelit
pemantau itu merupakan bagian
dari Program Dukungan Pertahanan
(DSP). Dengan kelengkapan satelit
dan teleskop itulah, militer AS bisa
melihat potensi serangan dan
ancaman perang.
Dan dalam beberapa tahun terakhir,
kemampuan DSP telah ditingkatkan
dengan pembaharuan menjadi
Space Based Infrared System
(SBIRS). Teknologi terbaru itu
menawarkan peluncuran satelit
yang lebih canggih dalam
mendeteksi rudal yang memiliki
kecepatan tinggi.
Diketahui SBIRS didukung dengan
dua fasilitas satelit orbit
geostasioner Bumi (GEO) yang
dibangun oleh Lockheed Martin,
perusahaan antariksa global AS.
Dua satelit itu disebutkan melayang
pada ketinggian 35.400 kilometer,
jauh melebihi Stasiun Antariksa
Internasional yang berada di
ketinggian 400 kilometer di atas
Bumi.
Cara Deteksi Rudal
Dalam konteks rudal yang
menembak jatuh MH17, SBIRS
disebutkan bisa melihat peringatan
titik sinar radar pada layar fasilitas
Buckley Air Force Base, Colorado.
Data itu berasal dari SBIRS.
"Setiap rudal memiliki tanda yang
berbeda," ujar Riki Ellison, pendiri
Advokasi Aliansi Pertahanan Rudal.
Lembaganya, kata Ellison, bakal
berbagi data dengan satelit militer
negara lain untuk mengumpulkan
informasi lebih lanjut, sebelum
akhirnya diberikan ke Komando AS
di Eropa.
Militer AS juga mengaku bakal terus
memantau sedekat mungkin lokasi
jatuhnya MH17 dari ruang angkasa.
Hal ini penting sebab tersiar kabar
lokasi MH17 sudah dikuasai oleh
pemberontak Pro-Rusia. Militer AS
mengantisipasi pihak manapun yang
ingin mencuri puing-puing penting,
misalnya kotak hitam pesawat.
Sekretaris pers Pentagon, Laskmana
Angkatan Laut John Kirby
mengatakan analisis data deteksi
rudal harus kredibel, transparan,
dan tanpa halangan.
Ia juga menyerukan gencatan
senjata untuk memastikan area
MH17 aman dan para ahli
investigasi bisa mengakses lokasi
itu.
Terkait gambar deteksi insiden yang
menjatuhkan MH17, militer AS
tidak berniat mempublikasikan ke
publik dalam waktu dekat ini.
Namun, perusahaan satelit
komersil, DigitalGlobe,
kemungkinan yang akan merilis
foto lokasi kecelakaan di masa
mendatang.
Satelit pengawasan Bumi yang
dioperasikan DigitalGlobe, hari ini
berusaha mengambil foto lokasi
kecelakaan MH17, namun terhalang
awan.
Perusahaan itu mengaku akan terus
berusaha mengambil gambar
pencitraan dan kemudian
memposting gambar yang
dikumpulkan secara online kepada
publik. (ita)
© VIVA.co.id


setiap rudal punya tanda yang berbeda,kalo misal sama2 infra red guiding,cara membedakanya bagaimana?
0
9.9K
102
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan