VIVAnews – Militer Israel akan menghentikan sementara serangan udara ke Gaza, Kamis, 17 Juli 2014, selama enam jam. Menurut perwakilan militer Israel, langkah itu ditempuh demi alasan kemanusiaan.

BBC, 16 Juli, melansir bahwa serangan udara akan dihentikan sementara mulai pukul 10.00 waktu setempat. Penghentian serangan temporer ini dibenarkan oleh perwakilan Kementerian Pertahanan Israel (IDF).

Israel ingin memberikan kesempatan kepada warga Palestina untuk memasok kebutuhan logistik. Namun IDF mengingatkan, gencatan senjata sementara ini tidak boleh digunakan sebagai celah oleh kelompok militan Hamas untuk bisa menyerang warga sipil Israel atau target militer mereka.

Jika hal itu terjadi, IDF mengancam akan merespons serangan Hamas secara tegas.

Gencatan senjata sementara ini didukung oleh PBB. Koordinator Khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Robert Serry, mengatakan di stasiun televisi Israel Channel Two, mendukung penghentian serangan di Gaza demi alasan kemanusiaan. Apabila Israel setuju, kata Serry, mereka juga akan meminta langkah serupa ditempuh kelompok Hamas.

“Apabila itu terjadi, saya juga akan menyerukan kepada Hamas dan faksi militan lainnya melakukan tindakan serupa untuk berhenti menembakkan roket dan menghormati gencatan senjata demi alasan kemanusiaan,” ujar Serry dikutip Channel News Asia.

Demi kepentingan warga Gaza, kedua kubu harus menghentikan peperangan untuk sementara waktu. “Agar bisa memberikan warga Palestina di Gaza sebuah kesempatan untuk pergi ke rumah sakit, memperoleh perawatan, atau mencari makanan,” kata Serry.

Kelompok Hamas mempertimbangkan gencatan senjata sementara itu. Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengaku telah diinformasikan oleh PBB mengenai proposal gencatan senjata yang akan dilakukan hari ini.

“Proposal itu kini tengah dipelajari dan ketika sebuah keputusan telah diambil, kami akan menyampaikannya dalam sebuah keputusan resmi,” kata Zuhri.

Sebelumnya, Hamas secara resmi menolak gencatan senjata yang diusulkan Mesir. Menurut mereka, usulan gencatan senjata itu dilakukan secara sepihak dan hanya diinformasikan melalui media.