chatarinneAvatar border
TS
chatarinne
Dua Kubu Tetap Saling Klaim. Kalau 22 juli ada yg Ngajak Rusuh, Tembak di Tempat
Dua Kubu Tetap Saling Klaim
Rabu, 16 Juli 2014 09:56 WIB

SALING klaim memenangi pemilihan presiden 2014 terus berlangsung. Djarot Saiful Hidayat, Ketua Tim Penggerak Saksi Seluruh Indonesia, Tim Kampanye Nasional Jokowi-Jusuf Kalla, menyatakan jagoannya mengantongi perolehan suara 53, 46 persen sedangkan pasangan Prabowo- Hatta 46, 54 persen.

Djarot Saiful Hidayat mengaku perbandingan suara tersebut diperoleh dari perhitungan real count yang diolah Pusat Data Tim Kampanye Nasional Jokowi-Jusuf Kalla. Menurutnya, sumber data yaitu formulir C1 yang dilaporkan para koordinator lapangan ke pusat data nasional. Data yang masuk melalui dua jalur yaitu sistem IT Jokowi-JK dan data manual.
"Kemudian dikomparasi dengan data manual yang telah dihitung tim kampanye Jokowi-JK secara berjenjang mulai dari kecamatan, kabupaten, sampai dengan provinsi," ungkap Djarot Saiful Hidayat dalam jumpa pers di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa (14/7).

Menurutnya, data yang masuk ke pusat data nasional sudah mencapai lebih dari 90 persen. Berdasarkan data itu, kemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di beberapa provinsi mencapai di atas 65 persen. Namun di beberapa provinsi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mengalami kekalahan dari pesaingnya.

Sebaliknya, Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyatakan bahwa hasil real count yang mereka lakukan siap diadu dengan pihak Jokowi-Jusuf Kalla. Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon mengatakan, saat ini muncul beragam versi perhitungan cepat.

"Pihak sebelah menyuarakan leading, tapi kami juga punya data konkrit didukung oleh C1 dan seluruh saksi di seluruh Indonesia. Kami leading di dalam perhitungan real count," cetus Fadli di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta, Selasa.

Menurut Fadli, data yang dipegang tim Prabowo-Hatta akan digunakan sebagai bukti apabila diperlukan. Mengenai Mahkamah Konstitusi (MK) yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengajukan keberatan dari hasil Pilpres 2014, Fadli melihat hal tersebut merupakan mekanisme biasa.
"Lima tahun lalu, saya Sekretaris Tim Pasangan Megawati-Prabowo yang mengajukan gugatan ke MK. Padahal perbedaan dengan pasangan SBY-Boediono mencapai 30 persen lebih. Saat itu kami ajukan ke MK," katanya
http://bangka.tribunnews.com/2014/07...p-saling-klaim

TNI Endus pada 22 Juli Rawan Terjadi Konflik
Rabu, 16 Juli 2014, 16:24 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah mendeteksi akan adanya peningkatan tensi konflik pada 22 Juli 2014, tepat ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pemenang Pilpres 2014.

Peristiwa rusuh itu berpotensi dilakukan masing-masing pendukung capres dan cawapres karena merasa tidak puas dengan hasil keputusan KPU.

"Jika melihat masing-masing pendukung sudah deklarasi tentu ada peningkatan tensi konflik saat KPU mengumumkan satu pemenang," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya saat dihubungi Republika, Rabu (16/7).

Meski demikian, kata Fuad, dipastikan konflik komunal itu tidak akan meluas, mengingat Panglima TNI Jenderal Moeldoko sudah menginspeksi kesiapan semua pasukan dan perlengkapan untuk mencegah terjadinya kerusuhan. "Semua kelangkapan, baik kekuatan alutsista, logistik dan pasukan sudah siap," ujarnya.

Menurut Fuad, TNI sudah mendatangi markas semua pasukan elite di TNI, seperti Kostrad, Kopassus, Paskhas, dan Marinir supaya siap bergerak untuk mencegah konflik. "Jadi tadi itu ngecek semua kelengkapan logistik dan akomodasi untuk selalu stand by dalam rangka pengamanan rangkaian pengumuman 22 Juli nanti," ujarnya.

Fuad pun mengimbau, semua pendukung capres dan cawapres, jika tidak puas dengan hasil keputusan KPU supaya mengajukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK) daripada melakukan kerusuhan.
http://www.republika.co.id/berita/pe...erjadi-konflik

Kapolri: 22 Juli bikin kerusuhan, tembak di tempat!
Rabu, 16 Juli 2014 / 16:32 WIB

JURNAL3.COM | JAKARTA – Kapolri Jenderal Pol Sutarman menegaskan, pihaknya sudah melakukan pengamanan super ekstra jelang pengumuman KPU pada 22 Juli 2014 mendatang.

Polri akan bertindak tegas jika situasi keamanan sudah berada di luar kontrol. Bahkan, kata Kapolri, tidak menutup kemungkinan kalau tahapan itu berujung pada perintah tembak di tempat. “Bukan perintah tembak di tempat, tapi langkah menggunakan senjata,” tegas Kapolri, Rabu (16/07/2014).

Menurut Kapolri, tindakan Polri dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang telah sesuai dalam menanggapi kerusuhan mulai dari tahap awal mencegah terjadinya kericuhan. “Itu langkah-langkah menanggapi kerusuhan, dari step satu sampai enam sudah dilatih semua,” lanjutnya.

Polri, lanjutnya, juga sudah menebar intelijen berkaitan dengan indikasi kerusuhan di Indonesia. “Ini perlu kita waspadai, karena kedua kubu saling tuding sana curang dan sini curang,” pungkasny
http://www.jurnal3.com/kapolri-22-ju...bak-di-tempat/

--------------------------------

Perang sodara ... mau jadi di Syria kedua?


emoticon-Takut
0
2.7K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan