emperasank0Avatar border
TS
emperasank0
|Hall of Shame| Sejumlah Aksi Curang Kubu Prabowo-Hatta di Pilpres 2014
Bocah di Bawah Umur Ini Terpergok Hendak Mencoblos
Rabu, 9 Juli 2014 16:38 WIB



TRIBUNSUMSEL.COM, SEMARANG – Seorang anak di bawah umur, AMN yang masih berusia 12 tahun kedapatan ingin mencoblos pada pilpres ini. Namanya memang sudah tertera dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

AMN pun terlihat santai hendak memasuki ruangan. Dia masuk mendaftar dan hendak menggunakan hak pilihnya di bilik suara. Untung, tindakan AMN sempat terpergok pengawas dari Badan Pengawas Pemilu yang melakukan sidak di Lapas Kedungpane, Semarang.

“Saya disuruh sama teman untuk milih. Ya, disuruh datang saja, suruh nyoblos ya saya mau,” kata AMN seusai terpergok hendak mencoblos, Rabu (9/7/2014).

AMN juga tak bisa disalahkan sepenuhnya. Dia sendiri tercatat masuk ke DPK nomor urut 46 di TPS 10 Kelurahan Wates itu. TPS itu dengan dua TPS lainnya, 08 dan 09 didirikan di Lapas Kedungpane Semarang. Tercatat pula, AMN kelahiran tahun 2001.

Saya diminta suruh nyoblos nomor satu, tapi tak tahu namanya. Saya baru sebulan di sini (lapas), kena kasus penganiayaan,” ujar AMN.

Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Abhan Misbah yang menemukan pelanggaran admintistrasi di TPS nomor urut 10 mengatakan, anak yang masih di bawah umur tidak boleh menggunakan hak pilihnya, sehingga tidak bisa masuk ke DPK.

“Untung kami tahu dan lihat anak itu sebelum ikut mencoblos. Kalau ketahuannya sesudah mencoblos, maka harus dilakukan pencoblosan ulang," papar Abhan, Rabu.

Pihaknya pun berjanji akan mencatat berbagai masalah yang ditemukannya sewaktu sidak. Dia pun menginginkan agar ada evaluasi mendalam seusai pelaksaan pilpres ini.

"Anak itu tercantum dalam daftar pemilih khusus (DPK). Nah, itu masalahnya. Untuk itu, nanti KPPS-nya juga akan kita evaluasi bersama," paparnya.

Code:
http://sumsel.tribunnews.com/2014/07/09/bocah-di-bawah-umur-ini-terpergok-hendak-mencoblos



Anggota KPPS di Aceh arahkan pemilih memilih Prabowo-Hatta
Reporter : Afif | Rabu, 9 Juli 2014 11:22




Merdeka.com - Seorang anggota KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 di Sekolah Dasar (SD) Persit, desa Bandar Baru, Lamprit, Banda Aceh kedapatan oleh seorang warga yang hendak memilih terlihat anggota KPPS itu mengarahkan beberapa pemilih berusia lanjut untuk memilih salah satu pasangan calon presiden, yaitu Capres Prabowo - Hatta.

Seorang saksi mata, warga setempat yang tidak mau disebut namanya mengatakan, pengarahan itu berawal saat seorang nenek menanyakan di TPS mana dia harus memilih, dan siapa yang harus dia pilih.

"Jadi mulanya seorang nenek tanya di mana tempat dia memilih dan bertanya siapa memilih, lalu anggota KPPS itu langsung mengarahkan untuk memilih Prabowo," kata sumber merdeka.com.

Lanjutnya, anggota petugas KPPS tersebut awalnya mengatakan ada 2 pasangan capres yaitu Prabowo dan Jokowi. Kemudian saat si nenek tersebut kembali bertanya harus milih siapa? petugas tersebut langsung mengarahkan untuk memilih Prabowo. "Petugas KPPS itu langsung bilang pilih saja Prabowo," ujarnya.

Adapun TPS 7 itu berada di komplek PHB Lamprit, Banda Aceh merupakan komplek perumahan prajurit TNI maupun pensiunan. Semua pemilih di kawasan itu mayoritas keluarga tentara maupun pensiunan tentara.

Code:
http://www.merdeka.com/pemilu-2014/anggota-kpps-di-aceh-arahkan-pemilih-memilih-prabowo-hatta.html



Anggota KPPS Ini Tagih Kembali Uang yang Dibagikan
Kamis, 10 Juli 2014 | 07:51 WIB



TEMPO.CO, Mojokerto - Selain di Jombang, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, juga terbukti membagi-bagikan uang ke calon pemilih dan mengarahkan pilihan ke pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Akibat perbuatannya itu, Anggota KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Dusun Mejoyo, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Yoyok, langsung dinonaktifkan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) desa setempat. Yoyok mengakui membagikan uang ke puluhan warga masing-masing Rp 10 ribu.

"Informasi yang kami terima dari PPS, yang bersangkutan sudah dinonaktifkan dan tadi tidak bertugas sebagai Anggota KPPS," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto Ayuahanafiq, Rabu, 9 Juli 2014. (Baca:Begini Ketua KPPS Jombang Ketahuan Bagi-bagi Uang)

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Mojokerto, Miskanto, membenarkan informasi tersebut. "Panwascam sudah melapor ke kami dan kami sedang tunggu apakah masalah ini dilaporkan resmi ke Panwascam," ujarnya.

Informasi yang dihimpun Tempo menyebut bahwa meski Yoyok sudah mengaku membagikan uang, masalah ini diselesaikan secara damai di tingkat PPS setempat.

Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Trowulan Arif membenarkan jika masalah ini diselesaikan secara damai. Pihak pelapor tidak jadi melaporkan secara resmi, tetapi meminta pelaku menarik kembali uang yang sudah diberikan kepada puluhan warga.

"Untuk menghindari konflik antar warga, kami tempuh jalur damai dan kedua pihak sudah menerima," kata Arif. Pelaku akhirnya meminta kembali uang yang sudah diberikan ke calon pemilih sebanyak 50 orang masing-masing Rp 10 ribu. Uang total Rp 500 ribu kami sita sebagai barang bukti.

Di Jombang, Ketua KPPS di Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak, Edi Sunarko, juga terbukti membagikan uang ke sejumlah warga masing-masing Rp 20 ribu dan mengarahkan dukungan untuk Prabowo-Hatta.Setelah diperiksa Panwascam danKPU Jombang, Edi akhirnya mengundurkan diri sebagai Ketua KPPS.

Code:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/10/269591924/Anggota-KPPS-Ini-Tagih-Kembali-Uang-yang-Dibagikan



Bagi-bagi Uang Anggota PPS di Kediri Dilaporkan ke Panwas
Rabu, 9 Juli 2014 10:29 WIB



TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Pelaksanaan pilpres di Kabupaten Kediri, Jawa Timur masih diwarnai laporan terjadinya praktik money politics.

Laporan money politics terjadi di Desa Ngino, Kecamatan Plemahan dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen.

Ketua Panwaslu Kabupaten Kediri Muji Harjito saat dikonfirmasi Surya Online membenarkan adanya dua laporan dugaan money politics.

Kejadian itu berlangsung pada H - 1 pilpres.

"Di Desa Ngino seorang anggota PPS saudara Sumardi diketahui telah membagikan amplop berisi uang (Prabowo -Hatta)kepada warga sebanyak 10 amplop, masing-masing Rp 20.000," jelas Muji Harjito kepada Surya Online (Tribunnews.com Network) , Rabu (9/7/2014).

Sementara di Desa Sidomulyo, juga ada laporan dugaan money politics. Saat ini masih proses tindaklanjut petugas panwas.

Kronologis kejadian money politics di Desa Ngino, bermula dari laporan Babinkamtibmas.

Kemudian petugas meneruskan laporkan tersebut ke petugas panwas dan ditindaklanjuti petugas pengawas lapangan.

Petugas bersama dengan kasun kemudian mendatangi saudara Sumardi serta mengintrogasi. Yang bersangkutan mengakui telah membagikan uang tersebut namun sudah habis.

Muji Harjito menjelaskan, rencananya saksi, pelapor dan terlapor bakal dimintai keterangan pukul 13.00 WIB di Kantor Panwaslu Kabupaten Kediri.

Code:
http://m.tribunnews.com/regional/2014/07/09/bagi-bagi-uang-anggota-pps-di-kediri-dilaporkan-ke-panwas



Panwas Kediri Panen Aduan Soal Relawan Prabowo
Rabu, 09 Juli 2014 | 22:35 WIB



TEMPO.CO, Kediri -Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kediri kebanjiran laporan kecurangan yang dilakukan tim pemenangan Prabowo. Salah satunya melibatkan anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang membagikan uang kepada pemilih.

Ketua Panwas Kabupaten Kediri Muji Harjito mengatakan sejak kemarin hingga pagi tadi laporan money politic yang disampaikan masyarakat ke panwas terus mengalir. Seluruhnya dilakukan oleh tim sukses Prabowo - Hatta yang membagi-bagikan uang Rp 20 ribuan kepada calon pemilih.Ironisnya, salah satu pelaku adalah anggota PPS Desa Ngino, Kecamatan Plemahan Selasa, 8 Juli 2014 malam. "Dia ketahuan menyebarkan uang untuk memilih Prabowo," kata Jito, Rabu 9 Juli 2014.

Setelah diperiksa, anggota PPS berinisial SU itu terpergok membawa 10 amplop uang yang belum dibagikan. Karena terbukti tak netral, sejak pagi tadi SU sudah dicopot dari jabatannya dan tak boleh berada di lingkungan TPS 9 yang menjadi tempat tugasnya.


Laporan berikutnya juga diterima dari warga di Desa Semambung, Kecamatan Kayenkidul. Seorang relawan Prabowo tertangkap tangan membagikan uang Rp 20.000 kepada warga untuk memilih nomor urut 1. Saat ini pelaku masih diperiksa dengan barang bukti 2 lembar pecahan Rp 20 ribuan.

Panwas juga memeriksa relawan Prabowo lain di Desa Dawung, Kecamatan Ringinrejo yang membagikan uang Rp 20 ribuan kepada warga. Demikian pula seorang ibu-ibu pembagi uang Rp 20 ribuan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen yang terpergok membagikan uang yang sama kepada 17 calon pemilih pagi tadi. "Kami akan bawa persoalan ini ke sidang Gakumdu besok," kata Jito.

Sementara itu meski banyak ditemukan praktik money politic, perolehan suara Prabowo di Kediri tak bisa mengungguli Jokowi. Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Kediri Woro Reny Permana mengklaim kemenangan Jokowi mencapai 60 persen. Sejumlah simpatisan Jokowi bahkan sudah melakukan tasyakuran dengan mencukur gundul rambut.

Code:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/09/269591846/Panwas-Kediri-Panen-Aduan-Soal-Relawan-Prabowo



Terima Uang dari Timses Prabowo, Warga Lapor Panwaslu
Rabu, 9 Juli 2014 | 14:50 WIB



KEDIRI, KOMPAS.com — Beberapa warga asal Desa Semambung, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendatangi kantor Panwaslu setempat untuk melaporkan adanya politik uang yang diduga melibatkan kubu capres dan cawapres Prabowo-Hatta, Rabu (9/7/2014).

Beberapa warga itu mendatangi kantor Panwaslu beserta warga yang menerima uang dan barang buktinya berupa amplop berisi uang tunai Rp 20.000.

Agus Cahyono, seorang warga penerima amplop, mengatakan, amplop berisi uang itu diterima dari Wagiman pagi tadi sebelum pencoblosan dimulai.

Dia menambahkan, amplop yang diterima dari Wagiman yang dikenal sebagai tim sukses Prabowo-Hatta itu berwarna putih polos tanpa gambar apa pun.

"Pak Wagiman hanya bilang, ewangono (bantulah) Prabowo,"kata Agus Cahyono saat melapor di Panwaslu.


Atas laporan itu, Panwaslu saat ini sedang melakukan langkah pengumpulan keterangan dari para pelapor dan juga akan mengklarifikasinya kepada pihak-pihak yang dilaporkan.

"Kita akan tindak lanjuti sesuai dengan mekanisme yang ada sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pilpres," kata Muji Harjito, Ketua Panwaslu Kabupaten Kediri.

Code:
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/07/09/14504021/Terima.Uang.dari.Timses.Prabowo.Warga.Lapor.Panwaslu



Satgas Anti Politik Uang tangkap pelaku dugaan money politics

Reporter : Chandra | Rabu, 9 Juli 2014 01:06



Merdeka.com - Tim Satgas Anti politik uang dari relawan pasangan capres-cawapres Joko Widodo - Jusuf Kalla Banyumas Jawa Tengah, menangkap pelaku diduga menyebarkan politik uang di Kecamatan Rawalo, Selasa (8/7) malam.

Tim tersebut mendapat laporan adanya orang yang memberikan uang sebesar Rp 10 ribu kepada beberapa warga di Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo. Seorang warga yang menerima, Umedi mengaku mendapatkan uang dari seseorang sekitar pukul 17.00 WIB.

"Saya diberi uang Rp 10 ribu dari Joko. Dia bilang besok pilih Prabowo,"ujarnya saat dimintai keterangan, Banyumas.


Kemudian, tim menuju ke rumah Joko dan membawa ke sekretariat PAC PDIP Kecamatan Rawalo. Joko mengaku, mendapat uang tersebut dari seseorang bernama Sirin.

"Saya diberi uang Rp 500 ribu untuk disebar ke lingkungan sekitar rumah. Saya bagikan Rp 10 ribu per orang dan bilang suruh pilih Prabowo," katanya.


Juru bicara Tim Sukses Joko Widodo - Jusuf Kalla wilayah Banyumas, Febrian Nugroho mengatakan saat ini menjadi waktu yang rawan dalam pemilu presiden kali ini. "Informasi uang yang turun ada di beberapa tempat malam ini. Money politics sudah kami ketahui sejak sore," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari kubu Prabowo di Banyumas.

Code:
http://www.merdeka.com/pemilu-2014/satgas-anti-politik-uang-tangkap-pelaku-dugaan-money-politics.html



Ditemukan Pembagian Uang Rp 20.000
Rabu, 9 Juli 2014 22:11 WIB



SURYA Online, GRESIK - Satubi, warga Dusun Rejosari, Desa Sumberrame, Kecamatan Wringinanom, dilaporkan ke Panwaslu Kecamatan Wringinanom karena terpergok warga saat membagikan uang Rp 20.000 untuk memilih Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto - Hatta Radjasa.

"Satubi tertangkap tangan saat membagikan uang Rp 20.000 ke Ketua RT dan tetangga RT
. Karena akan dimassa warga, Satubi langsung dibawa ke Kantor Panwascam beserta barang bukti uang Rp 20.000," kata Kiswono warga setempat yang malaporkan Satubi ke Panwaslu Kecamatan Wringinanom.


Terpisah, Kholyatul Mudzibah, Komisioner Panwascam Wringinanom, mengatakan, pelimpahan ke Panwaslu Kabupaten akan dilimpahkan besok. "Berkas belum disampaikan ke Panwaskab, rencana besok," katanya.

Code:
http://surabaya.tribunnews.com/2014/07/09/ditemukan-pembagian-uang-rp-20000


emoticon-MarahGeng Wowo yg sok suci ketahuan belangnya.
Diubah oleh emperasank0 10-07-2014 06:08
0
4.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan