besok.ngecorrAvatar border
TS
besok.ngecorr
(Inilah Kredibilitas LSI)LSI: Partai Islam Alami Krisis
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Islam diprediksi bakal tidak mampu berbicara banyak di Pemilu 2014. Berdasarkan temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), suara partai Islam tidak lebih 5 persen.

Survei dilakukan pada 1 hingga 8 Maret lalu, dengan metode multistage random sampling, jumlah sampel 1.200 responden, dan margin of error 2,9 persen.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, suara partai Islam terbesar ditempati PKB dengan suara 4,5 persen, PPP meraih 4,0 persen, PAN 4,0 persen, dan PKS 3,7 persen. PBB yang dikenal juga partai Islam belum dimasukkan karena belum pasti ikut Pemilu 2014.

Krisis partai Islam sangat jelas kalau dibandingkan dengan partai nasionalis yang menempati posisi teratas. Partai Golkar mengumpulkan 22,2 persen, PDI Perjuangan mendapat 18,8 persen, Partai Demokrat meraih 11,7 persen, dan Partai Gerindra 7,3 persen.

Adjie mengatakan, dampak suara partai Islam ternyata merembet dengan popularitas tokoh partai Islam yang kalah pamor dibanding tokoh partai nasionalis.

Hal itu tersaji dengan kandidat calon presiden (capres) capaian Megawati Soekarnoputri tertinggi dengan suara 20,7 persen, Aburizal Bakrie mengumpulkan 20,3 persen, Prabowo Subianto meraih 19,2 persen, Wiranto 8,2 persen, dan Hatta Rajasa sebagai representasi tokoh Islam hanya mendapat 6,4 persen.

Adapun untuk cawapres, posisi tertinggi ditempati Jokowi dengan suara 35,2 persen, posisi kedua diduduki Jusuf Kalla dengan 21,2 persen, Hatta Rajasa mendapat 17,1 persen, Mahfud MD 15,1 persen, dan Suryadharma Ali 2,9 persen.

"Untuk tokoh capres partai Islam kalah pamor. Untuk cawapres, Jokowi menjadi primadona," kata Adjie di kantor LSI, Ahad (17/3).

http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/03/17/mjsmsm-lsi-partai-islam-alami-krisis




Survei LSI: Partai Islam Makin Terancam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Partai berbasis massa Islam dinilai semakin terancam kehilangan pendukung. Popularitas dan elektabilitas mereka diprediksi akan semakin melorot jika Pemilu Legislatif diselenggarakan saat ini.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi lima besar parpol yang akan mendominasi adalah partai nasionalis. Dari 1.200 responden survei, mayoritas mendukung partai nasionalis, ketika ditanyakan jika Pemilu Legislatif digelar hari ini maka partai apakah yang akan dipilih.

Golkar menduduki posisi tertinggi dengan perolehan suara 21 persen. Kemudian disusul PDIP dengan 17,2 persen suara. Demokrat memperoleh 14 persen. Gerindra hanya 5,2 persen. Sementara Nasdem diprediksi memperoleh lima persen suara. Sisanya adalah pendukung berbagai partai yang jumlahnya 13,4 persen.

LSI mendifinisikan Partai nasionalis sebagai partai berasaskan Pancasila dan berbasis pemilih nonagama. "Lima partai itu memperoleh dukungan 5 sampai 21 persen," jelas Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, di Jakarta, Ahad (14/10). Menurutnya prediksi perolehan suara ini menunjukkan pertarungan sengit pada Pemilu nantinya adalah antar partai nasionalis, bukan partai Islam.

Sementara partai Islam seperti PKS, PPP, PAN, dan PKB, hanya memperoleh suara di bawah lima persen. "Tidak ada satupun dari partai Islam memperoleh suara diatas lima persen," imbuh Adjie. Partai Islam adalah partai berbasis massa Islam atau berideologi Islam.

Adjie melihat dukungan terhadap parpol Islam semakin melorot adalah wajar. "Tren suara perolehan partai Islam selalu menurun," jelas Adjie.

Berdasarkan data-data sebelumnya, pada Pemilu 1955 parpol Islam memperoleh 43,7 persen. Pada 1999 menurun menjadi 36,8 persen. Pada Pemilu 2004 suara partai Islam menurun lagi menjadi 36,1 persen. Pada 2009 suara parpol Islam semakin melorot menjadi 23,1 persen. Jika saat ini digelar Pemilu maka perolehan suara Parpol Islam hanya 21,1 persen. "Partai Islam punya kecenderungan turun dari masa ke masa," jelas Adjie.

LSI menilai partai Islam semakin tidak memiliki posisi tawar tinggi. Pemilu 2009 adalah bukti nyata kegagalan parpol Islam memeperoleh suara. Akibatnya, parpol tiga besar adalah Demokrat, Golkar, dan PDIP.

Sementara parpol Islam baru menduduki posisi keempat, yaitu PKS dan PAN di urutan kelima. "Ini mengakibatkan SBY memilih pendamping Boediono yang merupakan representasi kaum nasionalis, bukan kaum Islam," jelas Adjie.

Pengumpulan data survei dilakukan mulai awal hingga delapan Oktober kemarin. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling atau sistem pengacakan berjenjang. Sejumlah 1.200 responden ditemui tatap muka untuk diwawancarai. Survei ini diprediksi memiliki margin error sebesar 2,9 persen.

http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/10/14/mbvh0y-survei-lsi-partai-islam-makin-terancam



Survei LSI: 4 Parpol Terancam Tak Lolos ke Parlemen

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI), empat partai politik peserta Pemilu 2014 terancam tak lolos ambang batas Parlemen sebesar 3,5 persen. Keempat partai tersebut adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Menurut hasil survei LSI, elektabilitas PKS hanya 2,2 persen, Nasdem 2 persen, PBB 0,7 persen, dan PKPI 0,5 persen. Menurut LSI, survei itu dilakukan pada 6 Januari hingga 16 Januari 2014 dengan jumlah responden 1200 orang. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Meski demikian, LSI mengaku ada tingkat kesalahan surveinya lebih kurang 2,9 persen. Selain itu, masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan, yakni mencapai 30,1 persen.

Namun, menurut peneliti LSI Adjie Alfarab, jika suara mereka yang belum menentukan pilihan dibagi secara proporsional ke 12 partai politik, maka hasilnya keempat partai tersebut juga tetap tidak lolos ke Parlemen. PKS hanya akan mendapatkan 3,15 persen, Nasdem 2,86 persen, PBB 1 persen, dan PKPI 0,72 persen.

Adjie menambahkan, jika bekerja keras, PKS dan Nasdem kemungkinan besar bisa melawati ambang batas Parlemen. PKS dinilai sebagai partai yang memiliki soliditas organisasi dan militansi kader yang kuat. Adapun Nasdem ditopang oleh pendanaan dan akses media yang besar. Jika kelebihan tersebut dimanfaatkan oleh masing-masing partai, maka ada harapan mereka lolos ke Parlemen.

"Meskipun waktu penyelenggaraan Pileg tinggal kurang lebih menyisakan dua bulan lagi, tapi masih ada harapan," ujar Adjie saat merilis hasil survei di Kantor LSI, di Jakarta, Minggu (2/2/2014) siang.

Namun, bagi PBB dan PKPI, menurut Adjie, sangat berat untuk lolos ke Parlemen periode 2014-2019. Selain perolehan suara yang masih jauh dari ambang batas, kedua partai ini dinilai tidak mempunyai modal yang cukup untuk menaikkan suara dalam waktu singkat.

http://nasional.kompas.com/read/2014/02/02/1830362/Survei.LSI.4.Parpol.Terancam.Tak.Lolos.ke.Parlemen


Kenyataannya di pileg kemaren LSI meleset, lembaga survei abal2 pramuria politik emoticon-fuck
0
3.2K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan