Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sweetsuitAvatar border
TS
sweetsuit
Tokoh Golput Arief Budiman Akhirnya Pilih Jokowi
Jakarta - Pencetus golongan putih (Golput) alias tidak memilih dalam setiap Pemilihan Umum (Pemilu) selama Orde Baru, sosiolog Arief Budiman, menyatakan mendukung dan akan memilih pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) pada Pemilu, 9 Juli 2014. Pasalnya, Jokowi adalah pribadi yang merakyat.

Demikian dikatakan Ketua Seknas Jokowi Salatiga, Gatot Prabowo, dalam surat elektroniknya. Gatot dan sejumlah pengurus Seknas Jokowi Salatiga bertemu Arief Budiman dan istinya Leila Arief Budiman di rumah mereka di Salatiga, pada pertengahan Juni 2014.

Menurut Gatot, Arief Budiman yang terus mengikuti perkembangan politik di Indonesia, dan tentunya perkembangan-perkembangan dalam Pilpres 2014, menilai bahwa figur Jokowi adalah figur yang merakyat. “Saya percaya Jokowi merakyat”, ucap Arief ditirukan Gatot.

Sejumlah catatan diberikan Arief kepada Gatot dan teman-teman, salah satunya adalah mengenai penampilan Jokowi. Menurut Arief, penampilan Jokowi adalah representasi dari penampilan orang Indonesia pada umumnya. Sebelumnya, sejumlah tokoh nasional pun mengucapkan hal serupa.

Golput adalah gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda terhadap pelaksanaan pemilu 1971 yang dinilai tidak demokratis dalam proses pelaksanaannya.

Pemilu 1971 ini merupakan pemilu pertama pada masa Orde Baru, yang diikuti tiga partai dari 10 partai politik yang ada saat itu, suatu jumlah yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik.

Pendeklarisasiannya Golput ini dilakukan sebulan sebelum hari pelaksanaan pemungutan suara pada pemilu pertama di era Orde Baru, yaitu dideklarisasikan di Balai Budaya Jakarta, pada 3 Juni 1971.

Sepanjang Orde Baru, Arief Budiman sebagai pemimpin Golput dianggap sebagai seorang pembangkang dan sulit menjadi PNS walau ia menyandang gelar doktor lulusan Harvard Amerika Serikat.

Istilah “putih” yang dimaksud adalah anjuran dari para tokoh Golput agar pemilih ketika masuk ke bilik suara tidak mencoblos gambar parpol peserta pemilu, tetapi mencoblos bagian putih surat suara. Selain itu, para pencetus gerakan Golput menempelkan pamflet kampanye yang menyatakan tidak akan turut dalam pemilu. Mereka juga menempelkan tanda gambar segi lima dengan dasar warna putih pada sejumlah tempat.

Menurut Arief Budiman, Golput bukan untuk mencapai kemenangan politik, tetapi untuk melahirkan tradisi agar ada jaminan dalam situasi apa pun jika terjadi perbedaan pendapat dengan pemerintah. Di dalam bukunya yang berjudul Kebebasan, Negara dan Pembangunan, Arief mengatakan, dorongan Golput pada tahun 1971 dipicu oleh kekecewaan terhadap UU Pemilu yang tidak demokratis.

Penulis: E-8/FMB

Sumber:PR/Suara Pembaruan

http://m.beritasatu.com/nasional/195315-tokoh-golput-arief-budiman-akhirnya-pilih-jokowi.html

Ayo panasbung, lebih semangat lagi sms blastnya..
0
2.5K
26
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan