Bagaimana bila kenyataannya televisi (TV) merupakan sebuah mesin kontrol pikiran yang sangat masif? Kotak ajaib itu telah mensugesti penontonnya dengan banyak hal, hingga apa yang seharusnya dilakukan oleh penonton, bahkan hingga kecenderungan atau cara berpikir penontonnya pun dapat dikontrol dengan mudah melalui tayangan-tayangan yang menghibur. Bayangkan dampakyang demikian merusak.

Sebelum beranjak dari membaca tulisan ini, penting kiranya anda menyadari bahwa ketika seseorang menonton TV mereka memasuki kondisi gelombang otak alpha. Sebagaimana ketika anda mulai tertarik pada tulisan ini dan mulai menikmati membaca tiap paragrafnya hingga selesai. Anda sedang memasuki kondisi alpha.

Kondisi alpha adalah saat seseorang menjadi lebih mudah tersugesti. Umumnya, kondisi alpha ini juga yang merupakan kondisi saat seseorang melakukan kegiatan seperti meditasi, relaksasi, kontemplasi, melamun, membaca, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Karena, kondisi alpha memungkinkan seseorang untuk fokus pada satu titik perhatian dan secara sukarela melakukannya.



Kenapa televisi? Karena televisi ditonton ketika seseorang berada pada waktu senggang. Pasca bekerja, saat berkumpul bersama keluarga, saat-saat melepaskan penat dan kecenderungan mencari hiburan. Saat itulah televisi menjadi pilihan hiburan yang ada, mudah, dan kini semakin murah. Program-program menarik dari stasiun televisi favorit pun menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu.

Padahal, tidak tertutup kemungkinan pada program-program favorit itu terdapat pesan-pesan tersembunyi yang merupakan tujuan dari program mind control. Ini seperti yang diungkapkan oleh seorang mantan programmer Illuminati, sebuah organisasi rahasia yang melakukan pengkultusan setan, roh jahat, dan dajjal, yang mungkin kini telah menguasai dunia dengan pengaruhnya.

Namanya Svali, Perempuan ini adalah seorang mantan kepala programmer di dalam organisasi Illuminati. Ia turut terlibat dalam pembuatan program-program kontrol pikiran. Tidak hanya itu, ia juga seorang trainerdalam hal keilmuan. Ia mengatakan bahwa media telah sangat terinfiltrasi oleh pesan-pesan Illuminati yang bertujuan untuk mengontrol massa. Hal ini terutama terdapat pada program televisi yang berlabel untuk anak-anak.



Pernah ada sebuah studi penelitian yang menyimpulkan bahwa kekerasan di televisi tidak mempengaruhi perilaku anak-anak. Svali justru bertanya, siapa para peneliti itu? Siapa yang telah mendanai mereka? Svali mengatakan bahwa para peneliti itu hanyalah para gerombolan pengacau. Sebab sudah sangat jelas sekali, bahwa tayangan di televisi sangat mempengaruhi penontonnya. Para pemerhati perilaku dalam kelompok peneliti pengacau itu pasti lebih tahu mengenai hal ini.



Televisi memang tidak mampu mengubah secara total kepribadian orang-orang yang menontonnya. Namun televisi mampu menumpulkan sensitivitas seseorang terhadap hal-hal seperti kekerasan, ***nografi, dan hal-hal mistis. Apabila yang menontonya adalah anak-anak, tentunya hal-hal yang telah disebutkan itu akan mempengaruhi persepsinya. Kita sudah pernah mengetahui bagaimana efek tayangan gulat WCW bagi anak-anak yang telah menelan korban nyawa.



Kebanyakan kartun, kata Svali, memiliki pesan tersembunyi yang dibalut keindahan gambar yang bertujuan untuk mempengaruhi anak-anak pada generasi yang akan datang, merusak tatanan nilai keluarga serta moralitas konservatif keagamaan, selalu berprasangka, dan kurang tepat dalam berpolitik. Ya, TV kini telah memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Tidak hanya di dunia barat, juga di Indonesia. Yang menjadi korban, khususnya adalah anak-anak kecil. Lihatlah, sudah berapa banyak orang tua yang menjadikan televisi sebagai babysitteranak-anak mereka, tanpa tahu apa yang mereka tonton.

Sumber : Televisi, media hipnotis masal, pengontrol pikiran