Kaskus

Entertainment

tendszoneblogAvatar border
TS
tendszoneblog
Syekh Ahmad Khatib Al- Minangkabawi (Imam Masjidil Haram Asli Indonesia)
langsung aja gan ane copas dari blog aneTendsZone.blogspot.comsumbernya ada di blog ane juga . maap berantakan , ane pake kaskus app for android .

Syekh
Ahmad Khatib Al- Minangkabawi (Imam Masjidil Haram Asli Indonesia)

Ada banyak yang membuat kita Bangga kepada
Indonesia baik dari segi kekayaan alam ,
kebudayaan , pariwisata , bahasa dan masih
banyak lagi . namun ada satu yang membuat
saya bangga kepada indonesia melebihi
kebanggaan saya jika timnas sepak bola kita
bisa menjuarai piala dunia . itu adalah
kebanggaan saya kepada seseorang Syekh
Ahmad Khatib Al- Minangkabawi . siapakah
dia ?


dia adalah ulama besar Indonesia yang pernah
menjadi Imam,Khatib, Guru besar Masjidil Haram
sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20. Dia memiliki peranan
penting di Mekkah al Mukarramah dan di sana
menjadi guru para ulama Indonesia .

Syekh
Ahmad Khatib Al- Minangkabawi (Imam Masjidil Haram Asli Indonesia)

bernama lengkap Ahmad Khatib bin Abdul Latif
al-Minangkabawi lahir di koto gadang IV agam
sumatra barat pada hari Senin 6 Dzulhijjah
1276 Hijriyah (1860 Masehi) . anak dari Syaikh
‘Abdul Lathif


Sejarah Dan masa kecil :

Ketika masih di kampung kelahirannya, Ahmad
kecil sempat mengenyam pendidikan formal,
yaitu pendidikan dasar dan berlanjut ke Sekolah
Raja atau Kweek School yang tamat tahun 1871
M.

Di samping belajar di pendidikan formal yang
dikelola Belanda itu, Ahmad kecil juga
mempelajari mabadi’ (dasar-dasar) ilmu agama
dari Syaikh ‘Abdul Lathif, sang ayah. Dari sang
ayah pula, Ahmad kecil menghafal Al Quran dan
berhasil menghafalkan beberapa juz.
Pada tahun 1287 H, Ahmad kecil diajak oleh
sang ayah, ‘Abdul Lathif, ke Tanah Suci mekkah
untuk menunaikan ibadah haji. Setelah
rangkaian ibadah haji selesai ditunaikan,
‘Abdullah kembali ke Sumatera Barat sementara
Ahmad tetap tinggal di mekkah untuk
menyelesaikan hafalan Al Qurannya dan
menuntut ilmu dari para ulama-ulama mekkah
terutama yang mengajar di Masjid Al Haram .

Guru beliau :

1.Sayyid ‘Umar bin Muhammad bin
2.Mahmud Syatha Al Makki Asy Syafi’I
(1259-1330 H)
3.Sayyid ‘Utsman bin Muhammad
Syatha Al Makki Asy Syafi’i
(1263-1295 H)
4.Sayyid Bakri bin Muhammad Zainul
‘Abidin Syatha Ad Dimyathi Al Makki
Asy Syafi’I (1266-1310 H) –penulis
I’anatuth Thalibin.
5.Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan (wafat
1304) –mufti Madzhab Syafi’I di
mekkah
6.Yahya Al Qalyubi
Muhammad Shalih Al Kurdi


dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang tak
tercatat oleh sejarah . Selain mempelajari ilmu
Islam, Ahmad juga gemar mempelajari ilmu-ilmu
keduniaan yang mendudkung ilmu diennya
seperti ilmu pasti untuk membantu menghitung
waris dan juga bahasa Inggris sampai betul-
betul kokoh .
dengan ilmu dan pengetahuan yang luas
mengenai agama dan dunia tak heran juga jika
beliau mencetak murid - murid yang kelak
menjadi ulama besar bangsa ini



murid beliau diantaranya adalah :

1.Syaikh ‘Abdul Karim bin Amrullah
rahimahullah –ayah Ustadz Hamka-.
Seorang ulama kharismatik yang
memiliki pengaruh kuat di ranah
Minang dan Indonesia. Di antara
karya tulisnya adalah Al Qaulush
Shahih yang membicarakan tentang
nabi terakhir dan membantah paham
adanya nabi baru setelah Nabi
Muhammad terutama pengikut Mirza
Ghulam Ahmad Al Qadiyani.

2.KH.Muhammad Hasyim bin Asy’ari Al
Jumbangi rahimahullah –salah satu
pendiri Jam’iyyah Nahdlatul ‘Ulama

3.Muhammad Darwis alias KH.Ahmad
Dahlan bin Abu Bakar bin Sulaiman
rahimahullah –pendiri Jam’iyyah
Muhammadiyyah

4.Ustadz ‘Abdul Halim Majalengka
rahimahullah–pendiri Jam’iyyah
I’anatul Mubta’allimin yang bekerja
sama dengan Jam’iyyah Khairiyyah
dan Al Irsyad

5.Syaikh ‘Abdurrahman Shiddiq bin
Muhammad ‘Afif Al Banjari
rahimahullah –mufti Kerajaan
Indragiri
dan masih banyak lagi .



berawal dari kegemaran beliau mengunjungi
toko buku milik Muhammad Shalih Al Kurdi yang
terletak di dekat Masjid Al Haram untuk
membeli kitab-kitab yang dibutuhkan atau
sekedar membaca buku saja jika belum memiliki
uang untuk membeli. Karena seringnya Syaikhul
Ahmad Khatib Rahimahullah mengunjungi toko
buku itu membuat pemilik toko, Shalih Al Kurdi,
menaruh simpati kepadanya, terutama setelah
mengetahui kerajinan, ketekunan, kepandaian
dan penguasaannya terhadap ilmu agama serta
keshalihannya.

Ketertarikan Shalih Al Kurdi terhadap Syaikhul
Ahmad Khatib Rahimahullah dibuktikan dengan
dijadikannya Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah sebagai menantu.Salih Al Kurdi
pun menikahkannya dengan putri pertamanya
yang kata Hamka dalam Tafsir Al Azhar
bernama Khadijah.

Dari pernikahannya dengan Khadijah itu,
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah dikaruniai
seorang putra, yaitu ‘Abdul Karim (1300-1357
H).

Sayang Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah
dengan Khadijah tidak berlangsung lama karena
Khadijah meninggal dunia.Shalih Al Kurdi, sang
mertua, akhirnya meminta beliau untuk menikah
kembali dengan purinya yang lain, yaitu adik
kandung Khadijah yang bernama Fathimah.
Fathimah adalah seorang seorang wanita
teladan dalam keshalihan dan memiliki hafalan
Al Quran yang baik. Oleh karena itu tidak heran
jika anak-anaknya kelak menjadi orang-orang
yang memiliki kedudukan tinggi di Timur
Tengah

Anak Beliau diantaranya adaalah :


Abdul Malik. Ketua redaksi koran Al
Qiblah dan memiliki kedudukan tinggi
di Al Hasyimiyyah (Yordan). Belajar
kepada sang sang ayah lalu
mempelajari adab dan politik


Abdul Hamid Al Khathib –seorang
ulama ahli adab dan penyair
kenamaan yang pernah menjadi staf
pengajar di Masjid Al Haram dan duta
besar Saudi untuk Pakistan.
Di antara
karya ilmiahnya adalah Tafsir Al
Khathib Al Makki 4 jilid, sebuah
nazham (sya’ir) berjudulSirah Sayyid
Walad Adam shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Al imam Al ‘Adil (sejarah dan
biografi untuk Raja ‘Abdul ‘Aziz Alu
Su’ud)

Kealiman Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah
dibuktikan dengan dilangkatnya beliau menjadi
imam dan khathib sekaligus staf pengajar di
Masjid Al Haram. Jabatan sebagai imam dan
khathib bukanlah jabatan yang mudah diperoleh.
Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang
yang memiliki keilmuan yang tinggi.


salah satu penyebab beliau bisa di angkat
menjadi imam di masjidil haram adalah suatu
ketika dalam sebuah shalat berjama’ah yang di
imami langsung Syarif ‘Aunur Rafiq. Di tengah
shalat, ternyata ada bacaan imam yang salah,
mengetahui itu Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah pun, yang ketika itu juga menjadi
makmum, dengan beraninya membetulkan
bacaan imam. Setelah usai shalat, Syarif ‘Aunur
Rafiq bertanya siapa gerangan yang telah
membenarkan bacaannya tadi. Lalu
ditunjukkannya Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah yang tak lain adalah menantu
sahabat karibnya, Shalih Al Kurdi, yang terkenal
dengan keshalihan dan kecerdasannya itu.
Akhirnya Syarif ‘Aunur Rafiq mengangkat
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah sebagai
imam dan khathib Masjid Al Haram untuk
madzhab Syafi’i.


Perhatiannya terhadap hukum waris juga sangat
tinggi, kepakarannya dalam 'mawarits' (hukum
waris) telah membawa pembaharuan adat
Minang yang bertentangan dengan Islam.
Martin van Bruinessen mengatakan, karena
sikap reformis inilah akhirnya al-Minangkabawi
semakin terkenal.
Salah satu kritik Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah yang cukup keras termaktub di
dalam kitabnya 'Irsyadul Hajara fi Raddhi 'alan
Nashara'. Di dalam kitab ini, ia menolak doktrin
trinitas Kristen yang dipandangnya sebagai
konsep Tuhan yang ambigu.


Selain masalah teologi, dia juga pakar dalam
ilmu falak. Hingga saat ini, ilmu falak digunakan
untuk menentukan awal Ramadhan dan Syawal,
perjalanan matahari termasuk perkiraan wahtu
salat, gerhana bulan dan matahari, serta
kedudukan bintang-bintang 'tsabitah' dan
'sayyarah', galaksi dan lainnya.
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah juga pakar
dalam geometri dan tringonometri yang
berfungsi untuk memprediksi dan menentukan
arah kiblat, serta berfungsi untuk mengetahui
rotasi bumi dan membuat kompas yang berguna
saat berlayar. Kajian dalam bidang geometri ini
tertuang dalam karyanya yang bertajuk 'Raudat
al-Hussab' dan 'Alam al-Hussab'.


Akhirnya Pada tanggal 9 Jumadil Ula tahun
1334 H, Allah ‘memanggil’ Syaikhul Ahmad
Khatib Rahimahullah ke hadhirat-Nya setelah
sekian lama hidup di dunia yang fana ini. Ya,
jatah beliau tinggal di dunia ini telah habis
setelah mencetak kader-kader yang hingga
detik ini masih disebut-sebut. Jasad beliau
memang sudah tiada, namun kehadirannya
seakan-akan masih bisa dirasakan karena
keilmuan dan peninggalan-peninggalannya
berupa murid-muridnya yang terus
memperjuangkan misi-misinya dan terutama
karya-karya ilmiahnya yang masih terus dibaca
hingga hari ini. Rahimahullah wa askanahu
fasiha jannatih.
itulah sejarah dan cerita satu-satunya dan yang
terakhir imam masjidil haram yang bukan
keturunan arab
Diubah oleh tendszoneblog 22-07-2014 00:08
0
4.5K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan