TS
kucingsial
[Fanfic] A Date with Fujimiya-san Mom (Ishuukan Friendsalt)
Just for lulz gan
Just for fun
Just for fun
Spoiler for Story:
Ahhhhh betapa malasnya mengerjakan pr liburan musim panas. Ya, liburan musim panas hanya tinggal tersisa beberapa hari lagi. Namun aku sama sekali belum menyentuh pr-pr yang menumpuk layaknya sampah yang belum sempat dibuang. Ingin sekali rasanya minta bantuan pada Fujimiya-san dan kawan-kawan untuk segera membereskannya. Mungkin dengan cara itu pr-pr ini akan selesai dalam waktu singkat, tapi paling tidak aku ingin mencoba untuk mengerjakannya dulu sendiri. Aku tak mau dicap sebagai pemalas meskipun mereka sudah tahu seberapa bodohnya diriku dalam hal pelajaran sekolah. Yah, walaupun bodoh setidaknya aku ingin terlihat sebagai anak yang rajin di depan Fujimiya-san……
Ayo Hase Yuki kamu pasti bisa! target hari ini kerjakan dulu setengahnya atau seperempatnya atau sebisanya…. Begitulah isi suara dan jeritan dalam hatiku yang selalu menggema. Dipikir-pikir kasihan sekali diriku ini sampai-sampai mengerjakan pr saja harus menyemangati diri sendiri. Andai saja disampingku ada Fujimiya-san yang dengan setia menemani, mungkin aku bisa lebih semangat lagi untuk mengerjakan pr-pr keparat ini.
Beberapa jam telah berlalu. Dan penunjuk waktu digital pada smartphoneku menunjukkan tepat pukul sebelas malam. Tak terasa aku sudah bergelut dengan pr-pr ini sampai larut malam menjelang pagi. Ibarat lampu, mataku mungkin hanya tinggal tersisa lima wattsaja. Kesadaranku perlahan mulai menghilang. Kucoba untuk mengurangi rasa ngantuk ini dengan menyeduh secangkir kopi hangat. Sepertinya tidak mempan, kopi yang baru saja ku minum itu sama sekali tak ada efeknya tetap saja rasa ngantuk ini menghantui.
Ahhhh akhirnya tubuh ini telah mencapai batasnya. Dalam rasa ngantuk yang teramat sangat aku tak sengaja menumpahkan kopi yang kuseduh tadi di atas meja belajar. Rasa hangat cairan hitam yang tumpah dan membasahiku itu sesaat mengembalikan kesadaranku. Ah sial, padahal di atas meja ini ada pr-pr yang sedang kukerjakan dan juga smartphoneku. Sebisa mungkin kuselamatkan barang-barang penting yang berada di atas sana. Namun naas, nasib smartphoneku dan beberapa buku sudah tak dapat tertolong lagi.
Smartphoneku sama sekali tak meninggalkan tanda-tanda kehidupan maksudku tidak bisa dinyalakan lagi alias matot(mati total). Yah, mau tak mau aku harus membetulkannya atau menggantinya dengan yang baru besok karena disana terdapat nomor-nomor dan alamat mail penting. Seperti nomornya Fujimiya-san, alamat mail Fujimiya-san dan nomor telepon rumah Fujimiya-san. Ah iya, tak lupa juga dengan nomor dan alamat mail sahabat terbaikku Shougo-kun. Sekarang lebih baik aku tidur dulu mengisi tenaga untuk keesokkan harinya.
Hari pun dengan cepat berganti, sekitar pukul sebelas saat pagi menjelang siang. Aku berangkat menuju kota terdekat untuk mengganti smartphoneku. Sesuai dengan rencanaku sebelumnya yang disebabkan oleh ‘kecelakaan’ pada malam itu. Meskipun di luar cuacanya sangat panas, ya sangat panas apalagi penyebabnya kalau bukan sedang musim panas di Jepang. Ah, saat seperti ini aku malah ingin agar musim gugur atau musim semi yang hangat segera datang. Namun ketika mereka datang aku malah merindukan musim panas karena banyak liburnya. Terkadang manusia ah tidak, mungkin hanya aku sendiri saja yang memang aneh.
Sesampainya disana aku tak menyangka suasana kota terlihat cukup ramai walaupun di luar cuacanya sangat panas. Mungkin orang-orang ingin memanfaatkan liburan musim panas ini semaksimal mungkin dengan pergi ke tempat-tempat hiburan. Di saat cuaca panas begini aku malah ingin segera masuk ke ruangan ber-ac, menyelesaikan misi untuk mengganti smartphoneku lalu cepat-cepat pulang ke rumah.
Ketika hampir sampai ke tempat tujuan, kebetulan klise yang biasa muncul di karya-karya fiksi datang menghampiri.
“Hase-kun, kau Hase-kun bukan? temannya Kaori?”
“Fujimiya-san Okaa-san se-selamat siang!” Aku sempat terkejut saat melihat sosoknya bagaimana mungkin kita bisa bertemu di tempat seperti ini, ah sudahlah………
“Ah Hase-kun kebetulan sekarang sudah jam makan siang, ayo kita makan bareng di family restorantada yang ingin kubicarakan tentang Kaori(lagi).”
“Ta-tapi Okaa-san ada sesuatu yang ingin kubeli di department store.”
“Sudahlah nanti saja, ayo Okaa-san yang bayarin loh.”
Yak, lagi-lagi dengan memanfaatkan situasi ‘kebetulan’ sebuah plot dipaksa untuk digerakkan. Aku berusaha menolak tawaran itu dengan cara yang halus tapi sepertinya tidak berhasil. Akupun menuruti ajakan Okaa-san dan masuk ke dalam family restorant yang tak jauh dari tempat kami berada. Di dalam restoran itu kami saling duduk berhadap-hadapan membuatku jadi sedikit nervous dengan situasi ini. Beberapa menit kemudian seorang pelayan wanita berusia muda langsung menyodorkan daftar menu makanan kepada kami.
Setelah selesai memesan makanan dan minuman kami langsung memulai pembicaraan sembari menunggu pesanan datang. Tentu saja Okaa-san lah yang lebih dulu mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan.
“Hmmmm jadi Hase-kun apa kau tidak malu makan bersama wanita yang jauh lebih tua darimu?”
“Eh, Okaa-san bu-bukan begitu ma-maksudku!” dengan panik aku langsung berdiri sambil celingak- celinguk memasang muka cemas.
“Hihihihi, Hase-kun kau ini lucu sekali begitu mudah untuk dikerjai.” Tenang saja orang lain akan menganggap kita sebagai pasangan biasa layaknya Ibu dengan anak laki-lakinya.”
“Oh iya tentu saja hahaha.” aku hanya bisa tertawa kering saat menyadari pertanyaaan Okaa-san yang penuh dengan jebakan. Kucoba mengalihkan pembicaraan ini dengan mengganti topik yang sebenarnya ingin kami bicarakan.
“Lalu Okaa-san apa yang ingin kau tanyakan tentang Kao eh, maksudku Fujimiya-san?”
“Untuk sementara waktu lupakan sejenak tentang Kaori, hari ini aku hanya ingin kencan bersama Hase-kun.”
“Heeeeeee!” aku kaget bukan main mendengar jawaban yang keluar dari mulut wanita yang kira-kira berumur tiga puluhan itu. Walaupun begitu ku akui wajahnya masih terlihat muda dan cantik. Bagaimanapun juga hal ini tetap saja mengagetkanku sampai-sampai ku tersedak dibuatnya ketika sedang minum dengan tenang.
“Hase-kun, Hase-kun!” Bercanda kok bercanda!”
Okaa-san lagi-lagi sukses menggodaku. Melihat pelayan wanita yang datang membawa pesanan ke arah meja kami membuat perasaanku sedikit lega. Pasalnya bila pesanan itu tak kunjung tiba, bisa-bisa habis aku dibuli Okaa-san. Kami pun segera menyantap makanan itu dengan lahapnya. Yah, lumayan karena di traktir oleh Fujimiya Okaa-san perutku jadi terisi dan tak perlu kelaparan di tengah cuaca yang panas ini. Dan yang paling penting, semua makanan yang kupesan ini gratis meskipun aku harus meladeni godaan-godaan jahil dari Okaa-san………
Sebelum kami berpisah tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Okaa-san atas traktirannya ini.
“Fujimiya Okaa-san terima kasih banyak atas makanannya semuanya enak dan lezat.”
“Sama-sama Hase-kun.” wajah Okaa-san terlihat begitu senang setelah mentraktirku. Akupun bermaksud segera pergi ke tempat tujuan untuk menyelesaikan misiku. Belum sempat aku berjalan jauh meninggalkannya suara yang merdu itu kembali memanggilku.
“Eh tunggu sebentar Hase-kun!”
Reflek, lagi-lagi aku berhenti sejenak dan membalikkan badanku padanya. Dengan memasang senyum palsu aku menoleh ke arahnya sembari berkata.
“Ya Okaa-san ada yang bisa kubantu?”
“Kau tau Hase-kun, Kaori selalu bercerita tentang Kedai crepes di sekitar sini, apa kau tau dimana tempat itu berada?” aku ingin sekali membelikannya untuk Kaori.”
“Aku tahu dimana Kedai crepes itu Okaa-san, kebetulan dekat kok dari sini.” sambil menunjukan jalan pada Okaa-san yang tak tahu arah.
Ah, tentu saja aku tahu tempat itu. Bersama Fujimiya-san aku sempat mendatanginya sekali, tapi sayang Kedai crepes yang berbentuk seperti cart itu sedang tutup ketika kami sampai disana.
Untung saja Kedaicrepes itu sedang buka kali ini, terlebih lagi sepertinya tempat itu terlihat sepi pembeli. Padahal biasanya selalu ramai di hari-hari kerja. Yah, paling tidak Okaa-san tidak harus antri saat membeli crepes untuk Fujimiya-san. Hal itu sudah kuanggap seperti keberuntungan yang tak terduga. Bingo, setelah mensyukuri keberuntungan sebelumnya kali ini giliran keberuntungan lain yang datang menghampiriku. Okaa-san menuju ke arahku sambil membawa dua buah crepes. Satu untuk dirinya dan satu lagi tentu saja untuk diriku.
“Ini Hase-kun kau boleh ambil satu.”
“Eh, tidak usah Okaa-san sudah cukup dengan traktirannya.” jawabku pura-pura menolak meskipun dalam hati penasaran dengan rasa crepes itu.
“Ah tidak apa-apa Hase-kun, anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku karena telah memberitahukan lokasi Kedai crepes ini.
Ah…. aku tak bisa menolaknya lagi kuambil crepes itu dari tangan Okaa-san. Lagi-lagi ia terlihat senang ketika aku menerima segala tawarannya. Sebenarnya aku merasa tak enak bila terus menerus berhutang budi pada Okaa-san. Namun apa daya senyumanya menaklukan segalanya. Senyuman yang manis dan terlihat tulus itu benar-benar meluluhkan hatiku. Sembari menyantap crepes tersebut kami mencari tempat yang teduh untuk sekedar menghidari panasnya terik matahari. Beruntung kami menemukan sebuah bangku taman dengan pohon-pohon rindang di atasnya yang seakan-akan melindunginya dari panasnya cuaca hari ini.
Okaa-san terlihat sedikit capek, ia benar-benar melepas segala rasa lelahnya ketika duduk di bangku taman bersamaku. Dan sesekali ia berdesah ah, bukan maksudku menghela nafas menandakan bahwa ia tak sanggup lagi untuk di ajak berjalan-jalan. Di lihat-lihat lagi Okaa-san memang mirip dengan Fujimiya-san. Senyuman tulusnya dan gaya rambut mereka sangat mirip. Hanya umur dan warna rambut berwarna coklat gelap milik Okaa-san lah yang membedakan mereka berdua. Tentu saja mirip, hubungan mereka kan hubungan Ibu dengan anaknya.
Saat sedang asyik memandangi Okaa-san aku dikejutkan dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut manisnya. Pertanyaan bernada serius dari Okaa-san itu ditujukan padaku.
“Hase-kun apa kau senang berteman dengan Fujimiya-san.”
“Eh te-tentu saja Okaa-san aku sangat senang Fujimiya-san mau berteman dengan orang sepertiku.”
“Terima kasih Hase-kun.” Mengetahui kondisi Kaori yang seperti itu kau masih mau berteman dengannya.”
Ya, aku bisa mengerti kekhawatiran Okaa san. Fujimiya-san mempunyai sebuah kondisi aneh yang sulit dipercaya oleh kebanyakan orang. Hal itu ia anggap sebagai kelemahan, kekurangan dan gangguan yang membuatnya tidak dapat hidup normal layaknya anak-anak muda seusianya. Awalnya aku sendiri tidak percaya tetapi Fujimiya-san dengan jujur memberitahukan rahasia ini kepadaku.
Ingatannya tentang seorang teman akan hilang dalam setiap minggu dan akan di reset lagi setiap hari senin.
“Yak Hase-kun sudah saatnya aku untuk segera pulang.” Kasihan Kaori sendirian di rumah.”
“Yah, semoga selamat di perjalanan Okaa-san.”
Baiklah sepertinya aku juga harus bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Tak terasa aku sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga bersama Fujimiya Okaa-san.
Tunggu dulu, sepertinya aku melupakan sesuatu.
Apa ya?
Ah sudahlah aku ingin cepat-cepat
sampai rumah dan merebahkan tubuhku di kamar yang ber-ac. Tanpa pikir panjang aku segera menuju stasiun kereta untuk pulang.
Ayo Hase Yuki kamu pasti bisa! target hari ini kerjakan dulu setengahnya atau seperempatnya atau sebisanya…. Begitulah isi suara dan jeritan dalam hatiku yang selalu menggema. Dipikir-pikir kasihan sekali diriku ini sampai-sampai mengerjakan pr saja harus menyemangati diri sendiri. Andai saja disampingku ada Fujimiya-san yang dengan setia menemani, mungkin aku bisa lebih semangat lagi untuk mengerjakan pr-pr keparat ini.
***
Beberapa jam telah berlalu. Dan penunjuk waktu digital pada smartphoneku menunjukkan tepat pukul sebelas malam. Tak terasa aku sudah bergelut dengan pr-pr ini sampai larut malam menjelang pagi. Ibarat lampu, mataku mungkin hanya tinggal tersisa lima wattsaja. Kesadaranku perlahan mulai menghilang. Kucoba untuk mengurangi rasa ngantuk ini dengan menyeduh secangkir kopi hangat. Sepertinya tidak mempan, kopi yang baru saja ku minum itu sama sekali tak ada efeknya tetap saja rasa ngantuk ini menghantui.
Ahhhh akhirnya tubuh ini telah mencapai batasnya. Dalam rasa ngantuk yang teramat sangat aku tak sengaja menumpahkan kopi yang kuseduh tadi di atas meja belajar. Rasa hangat cairan hitam yang tumpah dan membasahiku itu sesaat mengembalikan kesadaranku. Ah sial, padahal di atas meja ini ada pr-pr yang sedang kukerjakan dan juga smartphoneku. Sebisa mungkin kuselamatkan barang-barang penting yang berada di atas sana. Namun naas, nasib smartphoneku dan beberapa buku sudah tak dapat tertolong lagi.
Smartphoneku sama sekali tak meninggalkan tanda-tanda kehidupan maksudku tidak bisa dinyalakan lagi alias matot(mati total). Yah, mau tak mau aku harus membetulkannya atau menggantinya dengan yang baru besok karena disana terdapat nomor-nomor dan alamat mail penting. Seperti nomornya Fujimiya-san, alamat mail Fujimiya-san dan nomor telepon rumah Fujimiya-san. Ah iya, tak lupa juga dengan nomor dan alamat mail sahabat terbaikku Shougo-kun. Sekarang lebih baik aku tidur dulu mengisi tenaga untuk keesokkan harinya.
***
Hari pun dengan cepat berganti, sekitar pukul sebelas saat pagi menjelang siang. Aku berangkat menuju kota terdekat untuk mengganti smartphoneku. Sesuai dengan rencanaku sebelumnya yang disebabkan oleh ‘kecelakaan’ pada malam itu. Meskipun di luar cuacanya sangat panas, ya sangat panas apalagi penyebabnya kalau bukan sedang musim panas di Jepang. Ah, saat seperti ini aku malah ingin agar musim gugur atau musim semi yang hangat segera datang. Namun ketika mereka datang aku malah merindukan musim panas karena banyak liburnya. Terkadang manusia ah tidak, mungkin hanya aku sendiri saja yang memang aneh.
Sesampainya disana aku tak menyangka suasana kota terlihat cukup ramai walaupun di luar cuacanya sangat panas. Mungkin orang-orang ingin memanfaatkan liburan musim panas ini semaksimal mungkin dengan pergi ke tempat-tempat hiburan. Di saat cuaca panas begini aku malah ingin segera masuk ke ruangan ber-ac, menyelesaikan misi untuk mengganti smartphoneku lalu cepat-cepat pulang ke rumah.
Ketika hampir sampai ke tempat tujuan, kebetulan klise yang biasa muncul di karya-karya fiksi datang menghampiri.
“Hase-kun, kau Hase-kun bukan? temannya Kaori?”
“Fujimiya-san Okaa-san se-selamat siang!” Aku sempat terkejut saat melihat sosoknya bagaimana mungkin kita bisa bertemu di tempat seperti ini, ah sudahlah………
“Ah Hase-kun kebetulan sekarang sudah jam makan siang, ayo kita makan bareng di family restorantada yang ingin kubicarakan tentang Kaori(lagi).”
“Ta-tapi Okaa-san ada sesuatu yang ingin kubeli di department store.”
“Sudahlah nanti saja, ayo Okaa-san yang bayarin loh.”
Yak, lagi-lagi dengan memanfaatkan situasi ‘kebetulan’ sebuah plot dipaksa untuk digerakkan. Aku berusaha menolak tawaran itu dengan cara yang halus tapi sepertinya tidak berhasil. Akupun menuruti ajakan Okaa-san dan masuk ke dalam family restorant yang tak jauh dari tempat kami berada. Di dalam restoran itu kami saling duduk berhadap-hadapan membuatku jadi sedikit nervous dengan situasi ini. Beberapa menit kemudian seorang pelayan wanita berusia muda langsung menyodorkan daftar menu makanan kepada kami.
Setelah selesai memesan makanan dan minuman kami langsung memulai pembicaraan sembari menunggu pesanan datang. Tentu saja Okaa-san lah yang lebih dulu mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan.
“Hmmmm jadi Hase-kun apa kau tidak malu makan bersama wanita yang jauh lebih tua darimu?”
“Eh, Okaa-san bu-bukan begitu ma-maksudku!” dengan panik aku langsung berdiri sambil celingak- celinguk memasang muka cemas.
“Hihihihi, Hase-kun kau ini lucu sekali begitu mudah untuk dikerjai.” Tenang saja orang lain akan menganggap kita sebagai pasangan biasa layaknya Ibu dengan anak laki-lakinya.”
“Oh iya tentu saja hahaha.” aku hanya bisa tertawa kering saat menyadari pertanyaaan Okaa-san yang penuh dengan jebakan. Kucoba mengalihkan pembicaraan ini dengan mengganti topik yang sebenarnya ingin kami bicarakan.
“Lalu Okaa-san apa yang ingin kau tanyakan tentang Kao eh, maksudku Fujimiya-san?”
“Untuk sementara waktu lupakan sejenak tentang Kaori, hari ini aku hanya ingin kencan bersama Hase-kun.”
“Heeeeeee!” aku kaget bukan main mendengar jawaban yang keluar dari mulut wanita yang kira-kira berumur tiga puluhan itu. Walaupun begitu ku akui wajahnya masih terlihat muda dan cantik. Bagaimanapun juga hal ini tetap saja mengagetkanku sampai-sampai ku tersedak dibuatnya ketika sedang minum dengan tenang.
“Hase-kun, Hase-kun!” Bercanda kok bercanda!”
Okaa-san lagi-lagi sukses menggodaku. Melihat pelayan wanita yang datang membawa pesanan ke arah meja kami membuat perasaanku sedikit lega. Pasalnya bila pesanan itu tak kunjung tiba, bisa-bisa habis aku dibuli Okaa-san. Kami pun segera menyantap makanan itu dengan lahapnya. Yah, lumayan karena di traktir oleh Fujimiya Okaa-san perutku jadi terisi dan tak perlu kelaparan di tengah cuaca yang panas ini. Dan yang paling penting, semua makanan yang kupesan ini gratis meskipun aku harus meladeni godaan-godaan jahil dari Okaa-san………
Sebelum kami berpisah tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Okaa-san atas traktirannya ini.
“Fujimiya Okaa-san terima kasih banyak atas makanannya semuanya enak dan lezat.”
“Sama-sama Hase-kun.” wajah Okaa-san terlihat begitu senang setelah mentraktirku. Akupun bermaksud segera pergi ke tempat tujuan untuk menyelesaikan misiku. Belum sempat aku berjalan jauh meninggalkannya suara yang merdu itu kembali memanggilku.
“Eh tunggu sebentar Hase-kun!”
Reflek, lagi-lagi aku berhenti sejenak dan membalikkan badanku padanya. Dengan memasang senyum palsu aku menoleh ke arahnya sembari berkata.
“Ya Okaa-san ada yang bisa kubantu?”
“Kau tau Hase-kun, Kaori selalu bercerita tentang Kedai crepes di sekitar sini, apa kau tau dimana tempat itu berada?” aku ingin sekali membelikannya untuk Kaori.”
“Aku tahu dimana Kedai crepes itu Okaa-san, kebetulan dekat kok dari sini.” sambil menunjukan jalan pada Okaa-san yang tak tahu arah.
Ah, tentu saja aku tahu tempat itu. Bersama Fujimiya-san aku sempat mendatanginya sekali, tapi sayang Kedai crepes yang berbentuk seperti cart itu sedang tutup ketika kami sampai disana.
***
Untung saja Kedaicrepes itu sedang buka kali ini, terlebih lagi sepertinya tempat itu terlihat sepi pembeli. Padahal biasanya selalu ramai di hari-hari kerja. Yah, paling tidak Okaa-san tidak harus antri saat membeli crepes untuk Fujimiya-san. Hal itu sudah kuanggap seperti keberuntungan yang tak terduga. Bingo, setelah mensyukuri keberuntungan sebelumnya kali ini giliran keberuntungan lain yang datang menghampiriku. Okaa-san menuju ke arahku sambil membawa dua buah crepes. Satu untuk dirinya dan satu lagi tentu saja untuk diriku.
“Ini Hase-kun kau boleh ambil satu.”
“Eh, tidak usah Okaa-san sudah cukup dengan traktirannya.” jawabku pura-pura menolak meskipun dalam hati penasaran dengan rasa crepes itu.
“Ah tidak apa-apa Hase-kun, anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku karena telah memberitahukan lokasi Kedai crepes ini.
Ah…. aku tak bisa menolaknya lagi kuambil crepes itu dari tangan Okaa-san. Lagi-lagi ia terlihat senang ketika aku menerima segala tawarannya. Sebenarnya aku merasa tak enak bila terus menerus berhutang budi pada Okaa-san. Namun apa daya senyumanya menaklukan segalanya. Senyuman yang manis dan terlihat tulus itu benar-benar meluluhkan hatiku. Sembari menyantap crepes tersebut kami mencari tempat yang teduh untuk sekedar menghidari panasnya terik matahari. Beruntung kami menemukan sebuah bangku taman dengan pohon-pohon rindang di atasnya yang seakan-akan melindunginya dari panasnya cuaca hari ini.
Okaa-san terlihat sedikit capek, ia benar-benar melepas segala rasa lelahnya ketika duduk di bangku taman bersamaku. Dan sesekali ia berdesah ah, bukan maksudku menghela nafas menandakan bahwa ia tak sanggup lagi untuk di ajak berjalan-jalan. Di lihat-lihat lagi Okaa-san memang mirip dengan Fujimiya-san. Senyuman tulusnya dan gaya rambut mereka sangat mirip. Hanya umur dan warna rambut berwarna coklat gelap milik Okaa-san lah yang membedakan mereka berdua. Tentu saja mirip, hubungan mereka kan hubungan Ibu dengan anaknya.
Saat sedang asyik memandangi Okaa-san aku dikejutkan dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut manisnya. Pertanyaan bernada serius dari Okaa-san itu ditujukan padaku.
“Hase-kun apa kau senang berteman dengan Fujimiya-san.”
“Eh te-tentu saja Okaa-san aku sangat senang Fujimiya-san mau berteman dengan orang sepertiku.”
“Terima kasih Hase-kun.” Mengetahui kondisi Kaori yang seperti itu kau masih mau berteman dengannya.”
Ya, aku bisa mengerti kekhawatiran Okaa san. Fujimiya-san mempunyai sebuah kondisi aneh yang sulit dipercaya oleh kebanyakan orang. Hal itu ia anggap sebagai kelemahan, kekurangan dan gangguan yang membuatnya tidak dapat hidup normal layaknya anak-anak muda seusianya. Awalnya aku sendiri tidak percaya tetapi Fujimiya-san dengan jujur memberitahukan rahasia ini kepadaku.
Ingatannya tentang seorang teman akan hilang dalam setiap minggu dan akan di reset lagi setiap hari senin.
“Yak Hase-kun sudah saatnya aku untuk segera pulang.” Kasihan Kaori sendirian di rumah.”
“Yah, semoga selamat di perjalanan Okaa-san.”
Baiklah sepertinya aku juga harus bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Tak terasa aku sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga bersama Fujimiya Okaa-san.
Tunggu dulu, sepertinya aku melupakan sesuatu.
Apa ya?
Ah sudahlah aku ingin cepat-cepat
sampai rumah dan merebahkan tubuhku di kamar yang ber-ac. Tanpa pikir panjang aku segera menuju stasiun kereta untuk pulang.
Diubah oleh kucingsial 26-06-2014 06:37
0
1.3K
Kutip
3
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan