alybayhaki
TS
alybayhaki
Orasi Prabowo dianggap menghina Indonesia Timur
Merdeka.com - Massa pendukung calon presiden Prabowo di Stadion Andi Mattalatta di Makassar, Sulawesi Selatan menjadi saksi orasi Prabowo yang berapi-api, Selasa 17 Juni kemarin. Ia ditemani Presiden PKS Anis Matta dan Ketua Umum Partai Golkar , Aburizal Bakrie . Dengan gaya ala Bung Karno, di atas panggung Prabowo mengelus warga Makassar dengan mengaku sebagai orang Sulawesi, karena mendiang ibunya yang berasal dari Sulawesi Utara.

Dan karena itu, Prabowo merasa amat mengenal karakter orang Indonesia timur. "Mau dengar sifat-sifat orang Indonesia timur? Orang Indonesia timur itu cepat naik pitam, tapi cepat juga turun. Orang Indonesia timur itu suka melanglang buana, senang pesta, hatinya lurus, kalau bicara apa adanya. Kadang-kadang dianggap terlalu keras," kata Prabowo .

Selain itu, "Orang Indonesia timur itu suka berkelahi, makanya cocok masuk tentara atau polisi. Atau jadi pelaut. Orang Indonesia timur itu walaupun suka berantem tapi orang-orangnya setia."

Terakhir, kata Prabowo ,"orang Indonesia timur makannya banyak sekali. Makannya banyak, saudara-saudara sekalian. Makanya pemimpin Indonesia harus mengurus pertanian, supaya rakyatnya cukup makan."

Pidato Prabowo yang disampaikan dengan retorika yang bagus dan suara yang lantang ini, disambut sorak sorai pendukungnya.

Akan tetapi, karakter orang Indonesia timur yang cepat naik pitam, suka berantem, makannya banyak sekali yang disebut Prabowo menuai kecaman dari sebagian besar orang Indonesia timur yang mendengar kata-kata Prabowo lewat radio dan siaran langsung televisi. Mereka yang marah ini, selain dari kalangan bukan pendukung Prabowo , juga adalah orang-orang yang belum menentukan pilihannya.

Media sosial memanas oleh kata-kata Prabowo . Tenriagi Malawat, seorang dokter asal Makassar, misalnya, menyebut Prabowo sesungguhnya memiliki kesan negatif terhadap orang-orang Indonesia timur. "Negatif, kawan. Itu maksudnya negatif," tulis Tenriagi dalam sebuah perdebatan di Facebook.

Ia jelas tak suka, kesan Prabowo terhadap orang Indonesia timur itu. "Masalahnya, saya dan (sebagian) orang-orang Indonesia timur tidak suka disebut jelek, terus ada 'tapi'-nya di belakang, dikatain trus dibujuk lagi setelahnya. Disebut negatif lalu diluruskan lagi kemudian. Kita bukan anak-anak yang mudah dibujuk," katanya.

Menurut Tenriagi, kalimat-kalimat orasi Prabowo jelas mengklasifikasikan orang Indonesia timur secara aneh. "Negatif kesimpulannya. Kasihan bila masih banyak yang menganggap omongan tadi bermaksud baik," tulis Tenriagi.

Sementara itu, pendukung Prabowo , Azharia Harun yang hadir di Stadion Andi Mattalatta dan menepis makna negatif kata-kata Prabowo . Ia malah memuji Prabowo .

"Hanya Prabowo yang bisa memaknai bahwa kesan-kesan negatif yang selama ini melekat pada sifat orang Bugis Makassar, justru (di dalamnya) terpendam watak yang baik," tulis Azharia.

Ia menangkap kesan Prabowo terhadap orang Indonesia timur sebagai, "Wataknya keras tapi hatinya lurus. Sifatnya pemarah tapi tidak pendendam."

Karena itulah, Azharia tak habis pikir orasi Prabowo dianggap menghina orang Indonesia timur. "Justru karena Prabowo paham, orang Bugis Makassar itu kalo ngomong straight to the point. Tidak suka bertele-tele. Kenapa harus malu kalau memang betul?" tulis Azharia.

Usai berorasi, Prabowo diberi gelar oleh warga Makassar, Daeng Parani. "Artinya Prabowo adalah orang yang berani menegakkan kebenaran, orang yang konsisten dengan kata-katanya," ucap Amin Syam, Ketua Tim Pemenangan Koalisi Merah Putih Sulawesi Selatan.

bodoh

Bukan sekali ini Prabowo mengungkap kesan negatif tentang orang Indonesia. Seperti ditulis Republika.com, Selasa 27 Mei 2014, Prabowo juga pernah menyindir kelemahan sifat bangsa Indonesia. "Bangsa Indonesia ini kadang-kadang terlalu ramah, naif, lugu dan kadang-kadang bodoh. Sifat ramah ini sebenarnya manjadi karunia sekaligus kejelekan bangsa Indonesia," kata Prabowo .

Ia mengucapkan itu dalam acara "Konsolidasi Nasional Pemenangan Pilpres 2014" yang diselenggarakan DPP PKS di Hotel Chandra Kirana, Jakarta, Selasa 27 Mei petang.

Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam ini, menurut Prabowo , sangat ramah dengan tamunya. "Dari berbagai suku bangsa, kita kalau kedatangan tamu, walaupun keluarganya susah makan, maka akan pinjam dari tetangga, bahkan utang dulu di warung," katanya.

Dengan kebaikan ini, menurut dia, orang Indonesia jadinya terlalu ramah, naif, lugu. "Anda tahu singkatan lugu? Ya, lucu dan bodoh. Kita ingin jadi bangsa terhormat, tidak hanya bisa menjadi pasar, atau membeli barang dari negara lain," ujar Prabowo . (skj)
0
763
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan