Assalamualaikum, gan....

Repsol mahal gan.... Pake yang murah aja

Di thread ane kali ini ane akan membahas tentang kehidupan para abdi dalem. Yang akan ane bahas disini adalah kehidupan para abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta/Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan pengabdiannya kepada Keraton Yogyakarta. Mungkin bagi agan yang tinggalnya di wilayah Yogyakarta/Surakarta mungkin cukup familiar dengan keberadaan para abdi dalem ini. Tapi buat agan yang belum tahu, simak thread ane kali ini.

Sebenarnya gan, thread ane kali ini terinspirasi oleh tugas bahasa jawa ane waktu semester kemarin. Tugasnya suruh jalan-jalan keliling Jogja Istimewa gitu. Jalan-jalannya tentu sekelompok sama temen-temen ane dong gans... Dan kali ini yang akan ane bahas bukan masalah guru ane yang ngasih tugas, tugas ane, perjalanan ane, atau bahkan temen temen ane . Tapi, yups! Apa yang akan ane tulis dibawah... Yuk ke TKP Yuk! Buat yang waktu ngaskusnya mepet karena harus nganterin emaknya ke salon atau keburu boker di pinggir kali belakang rumah, ngacir aja yuk Buat yang mau jalan pelan pelan juga boleh kok

Apa Abdi Dalem Itu?



Abdi dalem merupakan orang yang mengabdikan dirinya kepada keraton dan sultan/raja dengan segala peraturan yang ada. Abdi dalem berasal dari kata “abdi” yang merupakan kata dasar dari mengabdi dan “dalem” yang artinya internal.

Abdi dalem sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Abdi Dalem Kaprajan dan Abdi Dalem Punakawan. Abdi Dalem Kaprajan memiliki tingkat/derajat yang lebih tinggi dibanding Abdi Dalem Punakawan. Jumlah Kaprajan juga tidak begitu banyak jika dibandingkan Abdi Dalem Punakawan.
Selain itu, yang membedakan kedua abdi dalem adalah uang pituas/gaji dari pihak keraton. Untuk Abdi Dalem Keprajan tidak mendapatkan uang pituas karena sudah mendapat uang pensiun, sedangkan Punakawan mendapat uang pituas meskipun jumlahnya sedikit.

1. Penampilan


Penampilan para abdi dalem memang sangat memiliki ciri khas. Buat agan yang pernah berkunjung ke kompleks keraton yogyakarta pasti mudah untuk mengetahui mana yang merupakan abdi dalem. Abdi dalem memakai seragam yang bercorak lurik tiga per empat biru dengan kancing leher berjumlah enam dan kancing tangan berjumlah lima. Eits, pakaian ini penuh filosofi, corak lurik tersebut menandakan keteguhan hati alias orang yang sungguh-sungguh. Kancing di leher menandakan rukun iman dan kancing lengan tangan menandakan rukun islam. Selain itu para abdi dalem menggunakan blangkon sebagai penutup kepala lengkap dengan jarik khususnya.

2. Pengabdian


Hal yang patut diteladani dari para abdi dalem ini adalah pengabdiannya kepada sultan sebagai pemimpinnya. Gaji yang diterima para abdi dalem ini memang sedikit, namun bagi para abdi dalem hal itu bukanlah suatu masalah. Bagi para abdi dalem, menjadi abdi dalem adalah panggilan jiwa. Menurut mereka, dengan menjadi abdi dalem akan mendapatkan berkah dari keraton, baik berkah dalam kehidupan, rejeki, anak, kesehatan, dll. Selain itu mereka bisa menjadi dekat dengan sultan dan kerabatnya. Para abdi dalem juga tidak mendapatkan hari libur, namun sekali lagi ini bukan masalah bagi mereka. Mereka tetap menjalani pengabdian mereka tanpa mengeluh, justru mendapatkan kepuasan batin.

3. Apa yang Diberikan Keraton Kepada Mereka


Para Abdi dalem mendapatkan gelar dari keraton dan mendapatkan pendidikan. Hal ini bertujuan agar mereka memahami segala adat peraturan keraton dan benar-benar bersungguh untuk menjadi abdi dalem. Abdi dalem yang masih memiliki hubungan darah dengan keraton akan mendapat gelar “Raden”, sedangkan yang tidak memiliki hubungan darah dengan keraton akan mendapat gelar “Mas Bekel”, “Mas Rono”, dan “Mas Lurah”. Selain mendapatkan gelarpara abdi juga mendapatkan “pawiyatan” alias pelajaran tentang budi pekerti, budaya keraton, dan agama islam. Tujuannya agar abdi dalem mengerti unggah ungguh alias sikap perilakuyang sopan, fasih dan mengerti tentang budaya jawa, dan pendalaman agama islam.

4. Pekerjaan Para Abdi Dalem


Pekerjaan para abdi ya melayani sultan, keluarga kerajaan, dan kerabat-kerabatnya yang tinggal di wilayah kraton. Abdi dalem juga bertugas saat perayaan-perayaan kraton dan upacara tradisional di wilayah keraton, seperti grebeg maulud, grebeg besar, jamasan pusaka kraton (Penyucian dengan upacara khusus), dll. Namun abdi dalem juga diberi kebebasan untuk menekuni pekerjaan mereka sebagai sumber pendapatan, ada yang menjadi pedagang, pegawai negeri, petani, dll.

5. Jika mau jadi abdi dalem lalu?
Jika mau jadi abdi dalem agan harus mendaftarkan diri. Siapapun boleh, asal bisa mengatur waktu dengan baik, mematuhi semua aturan yang ada, dan bertingkah laku sepantasnya abdi dalem. Namun selain mendaftar, sebagian abdi dalem menjadi abdi dalem karena memang sudah tradisi keluarga mereka yang turun temurun mengabdikan diri pada sultan dengan menjadi abdi dalem. Usia abdi dalem saat ini memang sudah sepuh-sepuh (tua). Sementara anak muda yang ingin menjadi abdi dalem semakin sedikit karena minat mereka yang juga merosot.

6. Gaji
Jangan menjadi abdi dalem jika hanya ingin dibayar. Sekali lagi menjadi abdi dalem adalah pengabdian yang tinggi, gaji nomor 2, pengabdian nomor 1. Saat ini, gaji para abdi dalem sudah naik akibat Danais (Dana Keistimewaan) yang sudah cair. Dahulu gaji abdi dalem tidak lebih dari Rp. 20.000/bulan. Sementara itu setiap memengikuti perayaan tahunan seperti Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar diupah Rp 2000 saja. Sekarang gaji mereka sudah naik gans! Danais itu sendiri akan diperuntukkan bagi 4000 abdi dalem (Kraton 3000 orang dan Puro Pakualaman 1000 orang). Dari danais itu sendiri, 1,8-2 juta untuk gaji sultan, 1,4 juta untuk adipati, Rp 1.250.000 untuk abdi dalem tertinggi yaitu KRT (Kanjeng Raden Tumenggung), dan abdi dalem paling rendah sebesar Rp 600.000. Itu per bulannya. Untuk gaji abdi dalem lainnya disesuaikan dengan UMP, jam kerja, dan beban tugasnya.