Yuk Kita Intip Tradisi Masyarakat Indonesia Di Bulan Sya’ban
TS
oolaf
Yuk Kita Intip Tradisi Masyarakat Indonesia Di Bulan Sya’ban
Quote:
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam adat, tradisi dan budayanya. Di antaranya adalah tradisi yang berlangsung di bulan Sya'ban. Nah mengingat sekarang ini sudah masuk Bulan Sya'ban, yuk gan kita intip tradisi apa saja sih, yang berlangsung selama bulan sebelum Ramadhan itu
1. Sedekah Nasi/Ruahan Sya’ban
Quote:
Tradisi Sedekah Nasi atau sering juga disebut Ruahan Sya’ban ini berlangsung turun temurun di dalam kehidupan masyarakat Melayu Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Pada tradisi ini, setiap harinya selama satu bulan, tiap warganya mengadakan jamuan makan di rumahnya. Biasanya jamuan makan ini dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam 9, 10 atau jam 11an. Sementara untuk sorenya biasanya dilaksanakan setelah ashar.
Spoiler for Ngiler:
Tamu yang telah di undang dan hadir pada Sedekah Nasi ini dijamu dengan hidangan nasi dan lauk pauk. Dalam jamuan makan ini tradisi Saprahan juga diterapkan yaitu sebanyak 6 orang duduk ‘‘bersila’’ dan melingkari lauk pauk yang terdiri dari 6 macam seperti daging ayam, ikan, sapi, sayur kacang, nanas, kentang dan lain-lain dengan syarat lauk pauk tersebut harus 6 macam. Perlu agan ketahui bahwa antara kaum pria dan wanita terpisah selama jamuan makan ini berlangsung
Sebelum menyantap jamuan tersebut, tentu digelar terlebih dahulu yang namanya tahlilan dan do’a. Setelah itu para tamu dapat menyantap hidangan yang telah di sediakan. Setelah acara jamuan makan selesai, maka besok harinya akan diadakan lagi jamuan makan di rumah warga lainnya, dan begitulah seterusnya hingga bulan Sya’ban berakhir.
2. Tradisi ‘‘Saba’’
Spoiler for Ilustrasi, ga dapat fotonya:
Quote:
Bagi warga Dusun Pringtutul Desa Kalisabuk Kecamatan Kesugiah Kabupaten Cilacap tentu sudah tidak asing dengan tradisi sya’banan ini. Tradisi ini adalah sebuah ritual adat berjalan-jalan dengan membeli jajanan di sepanjang jalan dusun pada malam 15 sya’ban untuk persiapan menjelang hadirnya bulan Ramadhan.
Sya’banan oleh warga setempat juga disebut “saba” yang berarti pergi berkeliaran keluar rumah untuk mencari sesuatu. Para warga keluar rumah menuju jalan yang kearah masjid untuk membeli jajanan yang banyak dijajankan di pinggiran jalan sepanjang jalan tesebut yang kemudian untuk dibawa kerumah tetangga atau saudara sebagai buah tangan saat silaturahmi/berkunjung pada esok harinya.
Tradisi Sya’banan ini dilaksanakan pada pertengahan bulan sya’ban atau dengan kata lain diadakan pada setiap malam tanggal 15 sya’ban di sepanjang jalan menuju masjid Nailul Anwar. Tradisi ini dimulai setelah shalat Isya’ yang dimulai dengan shalat sunah Nisfu sya’ban yang kemudian dilanjutkan dengan jalan-jalan menyusuri sepanjang jalan yang menuju masjid dengan membeli beraneka ragam jajanan yang banyak dijajakan di pinggir jalan sepanjang jalan menuju masjid.
3. Muegang
Quote:
Tradisi Muegang ini merupakan tradisi masyarakat aceh. Muegang meruapakan serangkaian aktivitas membeli, mengolah dan menyantap daging sapi. Tradisi ini dilakukan 2 hari menjelang Bulan Ramadhan. Tradisi meugang juga dilakukan pada saat menjelang hari raya Idul fitri dan Idul Adha. Namun yang paling sangat terasa istimewa, adalah tradisi meugang saat menyambut bulan puasa.
Spoiler for Awas:
Spoiler for Awas gan:
Quote:
Pada tradisi ini, 2 hari sebelum bulan Ramadhan, masyarakat akan berduyun-duyun pergi ke pasar untuk membeli daging sapi yang akan di oleh dan di santap bersama keluarga. Tentu tradisi ini membawa berkah tersendiri bagi pedagang/penjual daging sapi. Pasalnya permintaan akan daging sapi cukup banyak, sehingga membuat harga daging mengalami kenaikan harga.
Pada tradisi ini akan terlihat pemandangan yang unik yaitu bermunculan tempat-tempat penjualan daging yang berderet memanjang yang tentunya menjadi serbuan para pembelinya.
Selain di masyarakat Aceh, ternyata tradisi Muegang juga berlangsung di masyarakat Melayu Kab. Sambas. Berdasarkan dari beberapa sumber yang di searching di google, masyarakat setempat menyebut tradisi tersebut dengan istilah Megang’’. Tradisi itu dilakukan satu hari sebelum Bulan Ramadhan.
4. Balimau
Quote:
Tradisi Balimau ini adalah tradisi masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Tradisi ini adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian
Spoiler for Balimau:
Spoiler for Balimau Gan:
Quote:
Latar belakang dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, mensucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tak ada sabun, wilayah yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan.
Dalam tradisi ini sebetulnya perempuan tidak perlu mandi di sungai agar tidak bercampur dengan lelaki, tetapi bisa di sumur umum. Namun dalam perkembangan selanjutnya kebiasaan ini kemudian berkembang di masyarakat secara tak agamis lagi. Mandi bersama dilakukan di sungai dengan alasan untuk berekreasi sehingga bercampur antara lelaki dan perempuan. Kebiasaan baru inilah yang bertentangan dengan agama Islam, sedangkan pada dasarnya tradisi Balimau tidak demikian
5. Ziarah dan Bersih-Bersih Kubur
Quote:
Tradisi ini hampir dilakukan oleh semua masyarakat Islam di Indonesia. Pada tradisi ini, masyarakat secara massal akan berziarah ke makam keluarganya untuk membacakan do’a. selain berziarah, bersih-bersih kuburan/makam juga dilakukan. Bersih-bersih kuburan ini dilakukan secara gotong royong, mulai dari jalan masuk ke lingkungan makam hingga pemakaman.
6. Dugderan
Quote:
Dugderan merupakan festival untuk menandai dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadan yang diadakan di Kota Semarang. Perayaan yng telah dimulai sejak masa kolonial ini dipusatkan di daerah Simpang Lima. Perayaan dibuka oleh wali kota dan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan kembang api (nama "dugderan" merupakan onomatope dari suara letusan). Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam pasar malam) dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yang dinamakan "warak ngendok". Dugderan dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana dakwah Islam.
7. Jalur Pacu
Quote:
Pacu Jalur adalah sejenis lomba perahu dayung tradisional dari Riau berukuran panjang sekitar 25-40 m dengan awak perahu 40-60 orang.
Setiap tahunnya, sekitar tanggal 23-26 Agustus, diadakan Festival Pacu Jalur sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi,Riau bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pacu Jalur ini sudah masuk kalender pariwisata nasional. Biasanya sebelum pacu jalur dimulai diawali dengan Upacara Sakral dan Magis oleh Pawang jalur. Seluruh Desa dan Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singing mengirimkan wakilnya untuk mengikuti lomba sebagai partisipasi dan prestise masing-masing desa. Disamping pacu jalur diadakan juga Pekan Raya Kuantan Singing, pertunjukan Sendratari, lagu daerah, randai, dan sebagainya
8. Mungguhan
Quote:
Mungguhan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat dan bahkan juga teman-teman kita saling bermaaf-maafan sambil menikmati sajian makanan khas untuk kemudian mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang. Tradisi ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat walaupun dengan cara yang berbeda-beda.
Tetapi intinya tetap satu, yaitu berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan.
Inilah tradisi yang biasa dilakukan ditengah masyarakat sunda pada umumnya yang secara turun temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya.
9. Padusa
Quote:
Tradisi ini merupakan tradisinya masyarakat jawa di Klaten, Boyolali, Salatiga dan Yogyakart. Padusa ini merupakan tradisi berupa upacara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air ditempat-tempat kramat. Tradisi ini disebut “Padusa” yang bermakna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa bersih secara lahir dan batin.
Selain itu juga bermakna sebagai pembersihan diri atas segala kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan sebelumnya.
10. Nyadran
Quote:
‘Nyadran adalah salah satu prosesi adat jawa dalam bentuk kegiatan tahunan di bulan ruwah (sya’ban), dari mulai bersih-bersih makam leluhur, masak makanan tertentu, seperti apem, bagi-bagi makanan, dan acara selamatan atau disebut kenduri. Nama nyadran sendiri berasal dari kata Sradha – nyradha – nyradhan, kemudian menjadi nyadran.’
Sadranan yang dalam lafal lidah Jawa sering disebut "nyadran" adalah rangkaian ritus budaya yang mentradisi, berupa pembersihan makam leluhur, peziarahan tabur bunga dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. Secara singkat makna harfiah sadranan adalah ziarah.
Tradisi ini dilakukan di wilayah Surakarta yang meliputi Kab. Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten dan sekitarnya.
Pada tradisi ini, setiap keluarga membawa sajian nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya ke pemakaman leluhur desa yang telah dibersihkan sehingga tampak asri. Menjelang tengah hari, ulama desa yang disebut 'modin' memanjatkan doa-doa, disusul santap siang dari nasi kenduri dengan cara saling bertukar nasi tumpeng.
Intropeksi: Kalau ada yang kurang kata, kalimat, atau kesalahan pengertian, mohon dimaafkan. Kalau yang merasa kurang silakan dilengkapi, nanti ane update lagi hehe..
