- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengakuan mantan PanasBung


TS
ust.jayakomara
Pengakuan mantan PanasBung
“Saya dibayar rp 2,5 juta per bulan. Mereka bilang jangan Sampai ada yang boleh tahu kalau kita kerja kayakgitu.”
Motto : Kami pasukan nasi bungkus Laskar cyber pejuang di belakang komputer. Senjata kami Facebook dan Twitter Menyerang lawan tak pernah gentar. Patuh setia pada yang bayar


Pastinya di kaskus ada juga panasbung yang dibayar,


Kalau yang ane masih ragu panasbung seperti ini .. soalnya ane jamin pasti banyak yang gaptek.

Motto : Kami pasukan nasi bungkus Laskar cyber pejuang di belakang komputer. Senjata kami Facebook dan Twitter Menyerang lawan tak pernah gentar. Patuh setia pada yang bayar


Quote:
Laki-Laki 20tahunan itu senyum-senyum sendiri. Ia terkenang pernah bekerja sebagai pasukan nasi bungkus alias Panasbung seperti yang dibuat dalam puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon di atas. Panasbung adalah laskar cyberbayaran.
“Dulu sih tidak tahu. Dibilang dulu kerjanya di depan komputer saja. Mereka bilang sih jangan sampai ada yang tahu kalau kita kerja kayak gitu,” kata laki-laki muda itu. Ia berkisah dirinya diajak temannya untuk menjadi relawan di Think Big Indonesia (TBI), yang berkantor di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Banyak teman di kampusnya, sebuah universitas ternama di Tangerang, Banten, yang mengisi waktu dengan menjadi relawan dan mendapatkan uang lumayan. “Sebulan dibayar Rp 2,5 juta. Bagi mahasiswa kan itu jumlah yang besar,” kisah pria yang minta namanya dirahasiakan itu, alasannya takut nanti diapa-apain kalau ketahuan membocorkan pernah menjadi Panasbung itu. “Saya takut nanti tidak aman,” katanya. Selain gaji Rp 2,5 juta, ia juga mendapat satu kali makan gratis dan disediakan minuman di kantornya, yang merupakan rukan dua lantai itu. Sedangkan peralatan kantor, berupa
komputer dan koneksi Internet, semua sudah tersedia. Ia bekerja dari Senin sampai Sabtu. Ada dua shiftyang diberlakukan di TBI, yakni pukul 07.00-16.00 WIB dan pukul 16.00-24.00 WIB.
“Seingatku sih ada 32 orang yang kerja. Sekarang katanya sudah ditambah lagi jadi tiga shift, orangnya juga nambahtapi tidak tahu berapa,” kata pria muda itu. Pria muda itu dan 31 temannya mendapat tugas melawan berita-berita jelek mengenaicalon presiden Prabowo Subianto di media massa. Setiap masing-masing personel memiliki lima akun Twitter dan lima akun Facebook. Sebelum bertugas, mereka diminta untuk mengetahui sejarah baik dan buruk Prabowo sehingga bisa menangkis bila ada berita negatif
terhadap mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Sehari, biasanya ia diberi 8 berita untuk dikomentari dengan 5 akun Twitter dan 5 akun
Facebook-nya.
“Kita cuma disuruh bagaimana berita buruk tentang Prabowo dipelintir jadi baik,” kata pemuda itu.Ia memberi contoh, misalkan bila Prabowo diberitakan melanggar HAM, maka ia diarahkan untuk menulis komentar, itu kejadian lama, sampai saat ini pengadilan belum menentukan Prabowo bersalah atau tidak, lagi pula semua orang itu pasti punya kesalahan. “Saya sebenarnya netral, tapi, karena kerja di situ, ya saya harus bela Prabowo. Saya keluar begitu lulus dan dapat kerjaan lain, itu cuma untuk ngisi kegiatan daripada nganggur,” cerita pria itu.
Mantan anggota tim TBI lainnya menjelaskan, selain melawan berita negatif Prabowo,mereka juga ditugasi memberi komentarkomentar berita tentang Jokowi. “Misalnya menulis komentar sebagai warga Jakarta dan menulis komentar agar Jokowi menyelesaikan tugas di Jakarta terlebih dahulu,” kata mantan karyawan TBI tersebut, yang juga tidak mau disebut namanya, kepada majalah detik.
“Misalnya lagi tentang revolusi mental, aku pernah komen visi-misinya Jokowi enggak jelas banget. Ngambang,” ujarnya. Suasana kerja biasanya sepi. Masing-masing sibuk berkutat dengan komputernya. “Paling kadang ada yang cekikikan bila sedang berantem di komen dengan pendukung Jokowi,” kisahnya. Meski sepi, pengawasan kerja cukup ketat. Siapa pun yang mau meninggalkan ruangan, bahkan hanya untuk sekadar buang air kecil, harus mencatatnya di sebuah buku. Tim relawan cyberTBI itu mengaku saat pertama masuk kerja, ia bertemu dan mendapat pengarahan dari Managing Partner TBI Juke Sutaram. Saat dikonfirmasi, Juke dengan jujur mengaku pihaknya adalah simpatisan PrabowoHatta. TBI sebagai perusahaan PR consultant sering membantu brandingPrabowo. Namun ia membantah mengerahkan Panasbung. Tidak ada karyawannya yang dipekerjakan untuk melawan berita negatif tentang Prabowo di media atau media sosial.“Kita tidak berkompeten melakukan itu karena kita tidak ditunjuk sebagai profesional. Kan kita pertemanan dengan Pak Prabowo. Kalau saya tak tahu ya, kalau di tempat JKW itu ada yang memproklamirkan(soal Panasbung) itu,” kata Juke kepada majalah detik. Seorang blogger yang memiliki ribuan pengikut memberi kesaksian soal Panasbung kelas atas. Menurutnya, ada sekelompok orang yang disebut sebagai Kelompok Opinion Leader, yang bertugas mempengaruhi para pengikutnya dengan membuat tulisan di media sosial. Mereka ini biasanya para selebritas di media sosial dengan pengikut ribuan. Nah, mereka mendapat imbalan gede dengan sistem kontrak bila mem-postingtulisan atau membuat status di akunnya ataupun ngeblogyang isinya memuji atau menjelekkan salah satu capres. “Tergantung jumlah followers-nya. Bisa yang sampai puluhan juta,” kata bloggerterkenal itu, yang namanya minta dirahasiakan. “Yang main dua kaki, tentunya lebih gede lagi karena dapat dari sana-sini.”
Istilah Panasbung kembali ramai ketika Fadli Zon membuat sajak berjudul Pasukan Nasi Bungkusakhir April lalu. Bila sejumlah Panasbung mengaku dibayar untuk membela Prabowo, Fadli justru memberi kesaksian sebaliknya, kubu Prabowo justru menjadi korban. Ia terinspirasi membuat sajak Panasbungitu karena geram Partai Gerindra banyak mendapat serangan dan kampanye hitam dari laskar cyber bayaran itu. Fadli, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Merah Putih, mengatakan pihak Prabowo kini mengawasi komentar-komentar Panasbung. “Ada, kebanyakan yang komentar-komentar begitu itu pakai akun anonim. Panasbung.,” kata Fadli kepada majalah detik. “Kita respons dengan kampanye putih.”
Sedangkan kubu Jokowi mengakui adanya tim khusus di jagat maya. Namun mereka membantah mengerahkan Panasbung. Cyber army di tim sukses Jokowi berbasis relawan. Mereka tidak disiapkan secara khusus dengan dana yang sangat besar. Jokowi bahkan tidak tahu soal tim di dunia maya itu. “Salah kalau nasi bungkus, kita makannya prasmanan sayur lodeh,” canda jubir PDIP, Eva Kusuma Sundari.
“Dulu sih tidak tahu. Dibilang dulu kerjanya di depan komputer saja. Mereka bilang sih jangan sampai ada yang tahu kalau kita kerja kayak gitu,” kata laki-laki muda itu. Ia berkisah dirinya diajak temannya untuk menjadi relawan di Think Big Indonesia (TBI), yang berkantor di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Banyak teman di kampusnya, sebuah universitas ternama di Tangerang, Banten, yang mengisi waktu dengan menjadi relawan dan mendapatkan uang lumayan. “Sebulan dibayar Rp 2,5 juta. Bagi mahasiswa kan itu jumlah yang besar,” kisah pria yang minta namanya dirahasiakan itu, alasannya takut nanti diapa-apain kalau ketahuan membocorkan pernah menjadi Panasbung itu. “Saya takut nanti tidak aman,” katanya. Selain gaji Rp 2,5 juta, ia juga mendapat satu kali makan gratis dan disediakan minuman di kantornya, yang merupakan rukan dua lantai itu. Sedangkan peralatan kantor, berupa
komputer dan koneksi Internet, semua sudah tersedia. Ia bekerja dari Senin sampai Sabtu. Ada dua shiftyang diberlakukan di TBI, yakni pukul 07.00-16.00 WIB dan pukul 16.00-24.00 WIB.
“Seingatku sih ada 32 orang yang kerja. Sekarang katanya sudah ditambah lagi jadi tiga shift, orangnya juga nambahtapi tidak tahu berapa,” kata pria muda itu. Pria muda itu dan 31 temannya mendapat tugas melawan berita-berita jelek mengenaicalon presiden Prabowo Subianto di media massa. Setiap masing-masing personel memiliki lima akun Twitter dan lima akun Facebook. Sebelum bertugas, mereka diminta untuk mengetahui sejarah baik dan buruk Prabowo sehingga bisa menangkis bila ada berita negatif
terhadap mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Sehari, biasanya ia diberi 8 berita untuk dikomentari dengan 5 akun Twitter dan 5 akun
Facebook-nya.
“Kita cuma disuruh bagaimana berita buruk tentang Prabowo dipelintir jadi baik,” kata pemuda itu.Ia memberi contoh, misalkan bila Prabowo diberitakan melanggar HAM, maka ia diarahkan untuk menulis komentar, itu kejadian lama, sampai saat ini pengadilan belum menentukan Prabowo bersalah atau tidak, lagi pula semua orang itu pasti punya kesalahan. “Saya sebenarnya netral, tapi, karena kerja di situ, ya saya harus bela Prabowo. Saya keluar begitu lulus dan dapat kerjaan lain, itu cuma untuk ngisi kegiatan daripada nganggur,” cerita pria itu.
Mantan anggota tim TBI lainnya menjelaskan, selain melawan berita negatif Prabowo,mereka juga ditugasi memberi komentarkomentar berita tentang Jokowi. “Misalnya menulis komentar sebagai warga Jakarta dan menulis komentar agar Jokowi menyelesaikan tugas di Jakarta terlebih dahulu,” kata mantan karyawan TBI tersebut, yang juga tidak mau disebut namanya, kepada majalah detik.
“Misalnya lagi tentang revolusi mental, aku pernah komen visi-misinya Jokowi enggak jelas banget. Ngambang,” ujarnya. Suasana kerja biasanya sepi. Masing-masing sibuk berkutat dengan komputernya. “Paling kadang ada yang cekikikan bila sedang berantem di komen dengan pendukung Jokowi,” kisahnya. Meski sepi, pengawasan kerja cukup ketat. Siapa pun yang mau meninggalkan ruangan, bahkan hanya untuk sekadar buang air kecil, harus mencatatnya di sebuah buku. Tim relawan cyberTBI itu mengaku saat pertama masuk kerja, ia bertemu dan mendapat pengarahan dari Managing Partner TBI Juke Sutaram. Saat dikonfirmasi, Juke dengan jujur mengaku pihaknya adalah simpatisan PrabowoHatta. TBI sebagai perusahaan PR consultant sering membantu brandingPrabowo. Namun ia membantah mengerahkan Panasbung. Tidak ada karyawannya yang dipekerjakan untuk melawan berita negatif tentang Prabowo di media atau media sosial.“Kita tidak berkompeten melakukan itu karena kita tidak ditunjuk sebagai profesional. Kan kita pertemanan dengan Pak Prabowo. Kalau saya tak tahu ya, kalau di tempat JKW itu ada yang memproklamirkan(soal Panasbung) itu,” kata Juke kepada majalah detik. Seorang blogger yang memiliki ribuan pengikut memberi kesaksian soal Panasbung kelas atas. Menurutnya, ada sekelompok orang yang disebut sebagai Kelompok Opinion Leader, yang bertugas mempengaruhi para pengikutnya dengan membuat tulisan di media sosial. Mereka ini biasanya para selebritas di media sosial dengan pengikut ribuan. Nah, mereka mendapat imbalan gede dengan sistem kontrak bila mem-postingtulisan atau membuat status di akunnya ataupun ngeblogyang isinya memuji atau menjelekkan salah satu capres. “Tergantung jumlah followers-nya. Bisa yang sampai puluhan juta,” kata bloggerterkenal itu, yang namanya minta dirahasiakan. “Yang main dua kaki, tentunya lebih gede lagi karena dapat dari sana-sini.”
Istilah Panasbung kembali ramai ketika Fadli Zon membuat sajak berjudul Pasukan Nasi Bungkusakhir April lalu. Bila sejumlah Panasbung mengaku dibayar untuk membela Prabowo, Fadli justru memberi kesaksian sebaliknya, kubu Prabowo justru menjadi korban. Ia terinspirasi membuat sajak Panasbungitu karena geram Partai Gerindra banyak mendapat serangan dan kampanye hitam dari laskar cyber bayaran itu. Fadli, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Merah Putih, mengatakan pihak Prabowo kini mengawasi komentar-komentar Panasbung. “Ada, kebanyakan yang komentar-komentar begitu itu pakai akun anonim. Panasbung.,” kata Fadli kepada majalah detik. “Kita respons dengan kampanye putih.”
Sedangkan kubu Jokowi mengakui adanya tim khusus di jagat maya. Namun mereka membantah mengerahkan Panasbung. Cyber army di tim sukses Jokowi berbasis relawan. Mereka tidak disiapkan secara khusus dengan dana yang sangat besar. Jokowi bahkan tidak tahu soal tim di dunia maya itu. “Salah kalau nasi bungkus, kita makannya prasmanan sayur lodeh,” canda jubir PDIP, Eva Kusuma Sundari.
Pastinya di kaskus ada juga panasbung yang dibayar,


Kalau yang ane masih ragu panasbung seperti ini .. soalnya ane jamin pasti banyak yang gaptek.
Spoiler for source:
http://majalah.detik.com/cb/8bf725b022d2f148f5b91225b1056ea8/2014/20140609_MajalahDetik_132.pdf
Diubah oleh ust.jayakomara 08-06-2014 14:10


nona212 memberi reputasi
1
24.6K
Kutip
165
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan