- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenalan Gan , Bio-concrete (Mengubah Setiap Tetes Hujan Menjadi Air Minum)


TS
InuRock07
Kenalan Gan , Bio-concrete (Mengubah Setiap Tetes Hujan Menjadi Air Minum)
# SELAMAT DATANG GAN/SIS #
Quote:
Langsung aja yuk kenalan sama Bio-concrete
bisa jadi solusi banjir jakarta nih sekaligus krisis air bersih yang di prediksi bakal melanda BUMI 


#Apa itu Bio-concrete ? 

Spoiler for #:
Quote:

Perusahaan beton asal Hungaria, IVANKA, mengembangkan beton istimewa yang bisa membantu proses penyaringan air hujan menjadi air minum. Pada pelaksanaan Milan Design Week bulan lalu, perusahaan tersebut memamerkan "The Water of Life Project" dalam Ivanka Rainhouse di Temporary Museum for New Design, Taman SuperStudio Piu, Milan.
Bangunan temporer gubahan IVANKA itu akan mengumpulkan air hujan, kemudian mengubahnya menjadi air minum berkualitas terbaik lewat sistem "bio-concrete".
Memang, penggunaan kembali air hujan sebenarnya bukan hal baru. Di beberapa gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, air hujan sudah mulai ditampung dan digunakan kembali.
Namun, penggunaannya baru sebatas untuk mengguyur toilet dan menyiram tanaman. Kini, IVANKA mencoba lebih jauh lagi dengan meningkatkan kualitas air hujan dan membuatnya layak dikonsumsi.

Direktur Kreatif IVANKA Katalin Ivanka menjelaskan, bahwa menggunakan air hujan untuk menyuplai persediaan air minum bisa jadi merupakan "missing link" bagi rumah ramah lingkungan.
"Tadah bio-concrete punya peran kunci dalam prosesnya," terang Ivanka.
"Unsur tersebut bertindak seperti formasi alami batu kapur dan menetapkan pH pada jangkauan idealnya. Kemudian, unsur tersebut secara alami membuat air hujan lebih lembut," tambahnya.
Ivanka juga menuturkan, proses ini tidak menggunakan bahan kimia tambahan. Lebih jelasnya, tutur dia, air hujan ditampung dan kemudian segera disaring lewat beberapa penyaring. Pertama, air hujan akan melewati bio-concrete di bagian atap. Kemudian, air akan mengalir melewati pipa nirkarat (stainless steel) yang sekaligus berfungsi untuk menyaring air. Setelah itu, penghuni rumah bisa menampung dan menggunakan air sesuai kebutuhan.
Teknologi itu, menurut Ivanka, tidak hanya bisa digunakan pada bangunan baru. Bangunan yang sudah dibangun pun bisa menggunakan sistem tersebut. Rumah tinggal pribadi, hingga gedung pencakar langit dapat memanfaatkan teknologinya.
"Ketersediaan air bersih di Bumi semakin berkurang, namun kita semakin membutuhkannya. Tidak seperti minyak, air tidak bisa digantikan," ujar Ivanka.
Dia mengatakan, perusahaannya sudah berencana mematenkan lisensi teknologinya di seluruh dunia dan berusaha membuat teknologi tersebut tersedia secara open source. Dalam kondisi normal dan ideal, air hujan seharusnya bisa diserap tanah dan kemudian mengendap di bawah tanah.

Di Jakarta, air hujan yang tidak terserap secara maksimal sudah terbukti mampu menyebabkan banjir. Karena itu sistem semacam ini bisa menjadi jawaban menarik bagi negara-negara bercurah hujan tinggi, tapi kekurangan air bersih.
#Ancaman Krisis Air Bersih 

Spoiler for #:
Quote:

Kebutuhan air global cenderung meningkat sebesar 55 persen pada tahun 2050.
PARIS, Jaringnews.com - Naiknya populasi dan ekonomi di negara berkembang akan menyebabkan krisis ganda dalam permintaan untuk air dan energi dalam dekade mendatang. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada malam Hari Air Sedunia, PBB menegaskan kebutuhan untuk air bersih dan listrik akan makin memburuk pemenuhannya.
"Permintaan untuk air bersih dan energi akan terus meningkat selama dekade mendatang untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi yang terus berkembang. Hal ini sangat memperkuat tekanan yang ada pada sumber daya alam yang terbatas dan ekosistemnya," kata laporan itu .
Sejauh ini, 768.000.000 orang tidak memiliki akses ke sumber air, 2,5 miliar tidak memiliki sanitasi yang layak dan lebih dari 1,3 miliar tidak mendapatkan listrik.
Sekitar 20 persen dari akuifer di dunia saat ini habis. Pertanian menyumbang lebih dari dua pertiga dari penggunaan air.
The World Water Development Report, laporan kelima dalam seri oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) ini dikumpulkan dari data studi ilmiah dan penyelidikan oleh lembaga.
Laporan ini juga menegaskan bahwa kebutuhan air global cenderung meningkat sebesar 55 persen pada tahun 2050. Pada saat itu, lebih dari 40 persen dari populasi dunia akan tinggal di daerah krisis air. Banyak dari mereka tinggal di tanah dari Afrika Utara dan Timur Tengah ke Asia Selatan Barat.
Permintaan energi global diperkirakan akan tumbuh lebih dari sepertiga pada 2035. Sementara itu, konsumsi energi pada 2035 bisa naik 85 persen karena didorong oleh sistem pendingin pembangkit listrik bertenaga air.

Spoiler for SUMUR:
#SAVE EARTH#

Quote:



nona212 memberi reputasi
1
3.5K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan