Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

delusidiniAvatar border
TS
delusidini
Konsumen dan KPI Sebaiknya Lebih Selektif dalam Perijinan Penayangan Acara Televisi
Saya cuma mau berpendapat aja gan, ndak butuh cendol maupun bata

Saya buat thread ini di kaskus karena saya tahu kalau banyak orang berkumpul disini

Mungkin salah satu agan disini adalah pegawai atau malah mungkin petinggi KPI

Saya tidak akan menyalahkan atau apapun, saya hanya sedikit menyarankan saja tentang regulasi penayangan acara.

Bisa dibilang dua tahun ini dunia pertelevisian Indonesia sedang mengalami guncangan yang cukup kencang yang mungkin memiliki dampak buruk terhadap masa depan dari Indonesia itu sendiri, di aspek budaya dan sosial.

Sering kali acara di televisi memperlihatkan hal hal yang jauh dari budaya bangsa kita yang dikenal santun, sopan, bersahaja. Dua tahun terakhir ini banyak sekali acara televisi yang disiarkan secara langsung mengandung unsur kekerasan, unsur seksual yang dikemas dengan label humor. Mari kita tilik kembali apanya yang lucu dengan memukul kepala rekan walaupun dengan stereofoam yang relatif lunak? Apanya yang lucu dengan mendorong rekan kerja hingga jatuh tersungkur? Apanya yang lucu dengan mengatai rekan kerja? Apanya yang baik dengan goyangan yang maaf "kurang senonoh" yang menonjolkan bagian bagian yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik?

Mungkin sebagian dari agan disini tidak akan setuju sepenuhnya terhadap argumen saya tersebut, mungkin KPI juga hanya akan tertawa sambil menunjukkan bahwa itu adalah keinginan konsumen.

Keinginan konsumen? Sekali lagi, televisi adalah suatu pembentuk karakter yang bisa dibilang ekstrakurikuler. Konsumen menginginkan acara dengan konsep yang serupa karena mereka terlalu sering disuguhi dengan tayangan serupa pula, hingga mindset mereka menjadi terbiasa untuk mengonsumsi apapun yang ditawarkan secara serupa, efeknya akan semakin besar seiring dengan semakin banyaknya acara serupa.

Hal ini juga berlaku untuk sinema elektronik yang kurang menonjolkon budaya bersahaja yang sebenarnya adalah jati diri dari bangsa melainkan menonjolkan aspek aspek kedengkian, iri, romantisme yang terlewat batas, gaya hidup yang kurang sesuai dengan kondisi bangsa. Mungkin jika agan sudah berumur lebih dari 20 tahun, agan pasti pernah ingat sinetron serial keluarga cemara, yang menceritakan kehidupan keluarga yang bisa dibilang serba kekurangan tapi tetap memiliki kehidupan yang bersahaja, tetap santun dan saling berbahagia menjalani kehidupan. Ada juga sinetron dengan kisah romansa yang pahit manis, mungkin mirip seperti kehidupan nyata, Lupus, kisahnya mengejar cinta Poppy pasti terngiang di benak agan hingga saat ini, kisah romansa yang tidak dibuat-buat, yang tidak menggunakan konsep tertukar, terlindas, sombong dan congkak. Di masa-masa itu pun kekerasan dan erotisme yang disiarkan secara langsung juga tidak begitu banyak, bahkan pakaian ketatpun dikatakan tidak senonoh meskipun merupakan pakaian panjang.

Penyiaran berita pun sebaiknya melewati berbagai klarifikasi dari berbagai sumber sehingga tidak membuat mislead pemirsa televisi. Ingat, satu kata salah diucapkan di televisi, berapa ratus juta yang bisa terpengaruh oleh satu kata yang salah, bisa pecah negara kita ini karena perbedaan opini. Kalau bisa pun dikurangi live interctive dengan narasumber yang bisa memicu gesekan gesekan opini yang berimbas negatif. Untuk topik yang rawan sebaiknya dikurangi airing time nya, bukan malah ditambah walaupun bisa menaikkan traffic (maaf saya ga tau apa istilahnya ini kalau di televisi). Ingat televisi itu bukan konsumsi segelintir orang, hampir semua bisa menyaksikan televisi, tolong berikan regulasi untuk penayangan acara apa saja dengan dasar norma norma bangsa Indonesia yang seutuhnya.

Untuk itu KPI perlu meregulasi setiap tayangan yang akan mengudara, konsumen juga harus pintar memilah tayangan yang sudah di udara.

Lalu bukankah internet memiliki imbas yang lebih besar dari televisi? Untuk era sekarang, ya, banyak orang dapat mengakses berbagai informasi dengan bebas, dengan sumber yang beragam.
Sampai saat ini, internet masih merupakan komunitas cerdas dengan kebebasan berpendapat yang tinggi. Anda boleh dengan bebas mengakses informasi apa saja, tentu dengan batasan batasan yang dibuat sendiri. Toh kalaupun ada yang berpendapat neggatif, akan selalu ada agan yang baik untuk meluruskan, meskipun tidak bisa merubah opini penulis, paling tidak akan membuat pembaca untuk berfikir lebih bijak dalam menanggapi opini yang sudah diluncurkan.


Terakhir, masa depan Indonesia berada di tangan kita sendiri, kemajuan dan kehancuran kita yang tentukan, pilih pembentuk karakter yang sekiranya sesuai dengan norma hakiki bangsa Indonesia, bukan hanya karena sedang tren, ingat tren bisa berubah seiring dengan permintaan konsumen.


Selamat membangun Indonesia gan emoticon-I Love Indonesia
0
808
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan