walter.meatyAvatar border
TS
walter.meaty
Awan, bawa aku ke sana
Awan, bawa aku ke sana


Malam ini, ya tanggal 27 mei 2014, aku mulai menulis sesuatu. Menarik? Belum tentu. Menyedihkan? Belum tentu. Biar kalian yang menilai tulisanku. Aku tak akan bilang bahwa bahwa kisah ini nyata, aku juga tak akan pernah bilang bahwa ini semua bohong. Perlu kalian tahu aku punya nama yaitu adhi, seorang mahasiswa jurusan akuntansi menuju semester akhir, berumur 21 tahun, aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Jika kalian tanya kenapa aku menulis? Aku hanya meluapkan rasa senang, bahagia, sedih dan lain lainya dalam bentuk tulisan. Jadi nikmati tulisanku

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku terbangun dari tidur, aku melihat seorang ibu yg sedang menangis, ya itu ibuku. Mungkin kalian bingung, mengapa iya menangis. Ketauilah aku yg membuatnya menagis, aku mengecewakan beliau, aku tidak di terima SMA negri manapun. Aku tak sanggup menghapus air matanya, gengsi? Bukan, malu? Bukan. Aku hanya takut. Rasa ini berbeda dengan rasa takut sebelumnya, rasa ini membuat aku tak berani menatap langsung wajah ibuku, ingin sekali aku teriak menyalahi diriku, tapi ku rasa itu hal yg percuma.

Aku mulai duduk di atas kasurku, ibuku mulai mengusap palaku dengan lembut dan halus. Beliau tahu bawa diriku juga merasakan hal yang lebih sedih.

“nak kamu mau sekolah dimana?” tanya ibuku
“aku tidak tahu bu” sambil kutundukan kepalaku
“kamu sekolah di swasta dulu ya sekarang, nanti kamu pindah ya”
“ya bu, aku ikut ibu gimana ya”

Ibuku adalah seorang guru SD, beliau orang yang tegas saat mengajar murid muridnya. Apalagi ke aku dan kakak kakak ku, aku ingat pada saat kecil pernah di gigit olehnya, sampai bengkak bergambar lingkaran besar. Sakit? Ya pasti, tapi aku tahu apa yang beliau lakukan hanya untuk tidak membuar aku menjadi orang malas. Ibu ku pandai masak, aku bukan orang yang pandai berbicara romantis kepada ibuku, tapi beliau tahu bahwa diriku selalu menyanginya dan mencintainya. Tahu darimana?

“ibu senang pada saat kamu memakan habis masakanku, itu tandanya kamu sayang dna cinta sama ibu” ucap ibuku sambil tersenyum

Banyak sekali yang aku ingin sampaikan tentang ibuku, mungkin nanti sambil berjalan cerita

Ibuku keluar kamar. Aku tak tahan membendung ini semua, tetesan air mata ini turun, tak dapat aku hentikan, semuanya mengalir begitu saja. Tenang ... Tenang... saat aku menyebut nama Tuhan ku

Aku keluar kamar, ku langkahkan kaki ini menuruni anak tangga untuk bertemu dengan keluarga yang lain. Ayah sedang duduk sambil menikmati kopi yang baru selesai ia bikin. Aku ikut duduk disamping beliau.

“adhi, kamu udah di SMA sekarang ....” ayahku berusaha berbicara sambil meminum kopinya
“tentuin mimpi mu, mau kemana kamu saat lulus” lanjut ayahku
“iya yah, aku akan tentukan” ucap aku

Ayahku seorang yang keras dalam mendidik anaknya, pernah pada saat kecil kakak kakakku dimarahi beliau sampai jam dua pagi. Karna apa? Karna mereka tidak bisa mengasih contoh yang baik buat aku, mereka selalu berantem merebutkan segalanya, game, baju dan makanan. Sekarang si ya udah enggak, ya mereka sudah dewasa semua

Aku tak menyadari kakak kakaku sudah berada di belakangku

“lakuin yang kamu bisa sekarang, masa depan kamu ada di kamu sendiri” ucap kakaku yang pertama

Kakak ku yang pertama sering aku sebut aa, ya kami dari keluarga sunda, dan itu wajar kalau aku menyebut namanya dengan aa. Dia orang yang sangat dewasa, dia orang yang selalu mengarahkan adik adiknya ke jalan yang menurut dia benar emoticon-Nohopetapi aku senang di arahkan olehnya emoticon-Smilie

“dia mau sekolah dimana bu?” tanya kakak ku kedua sambil mengarhakan dagunya ke aku

Kakak ku kedua bernama agus, dia orang suka bereksperimen, dari remote tv yang dia bongkar dan akhirnya rusak, atau hp nokia 2100 yang ia lepas semua bodynya, yang pada akhirnya tidak bisa ia pasang sendiri.

“antar dia ke SMA *** (Sekolah Islam) nanti siang ya gus” ucap ibu
“oke bu. Siap!”
“ayo di, mandi kita berangkat” lanjut agus berbicara dengan diriku
“ini masih jam 6, mana buka jam segini” ucap aku
“ya sudah nanti siang saja”
“iya”

Aku keluar rumah, aku melihat ke atas, langit begitu cerah beserta awan yang tebal.

awan, bawa aku ke sana
ya kesemua mimpiku, anganku, harapanku
yang aku ingin raih semua!
Diubah oleh walter.meaty 09-06-2014 15:27
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
8.3K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan