Semarang - Pria berbaju putih yang mengagalkan aksi tawuran antar pelajar di Jalan dr Cipto Semarang dilaporkan polisi. Siswa SMK Perdana tidak terima dipukul karena tidak ikut tawuran.

Siswa tersebut bernama Januar Kristi (19) yang ketika kejadian sedang berada di warung kecil dekat SMK 5 Semarang. Saat itu kondisi memang tidak kondusif karena siswa SMK 5 Semarang yang baru saja merayakan kelulusan menghampiri gerombolan siswa lain yang berhenti di dekat sekolahan.

Untuk mencegah aksi tawuran polisi berusaha menghalau namun justru para siswa kocar kacir hingga akhirnya pria berbaju putih itu datang sambil mengacungkan tongkat dan menyuruh para siswa masuk ke gedung SMK 5. Saat semua siswa mulai memasuki gerbang sekolah, pria tersebut menghampiri Januar dan menariknya dari belakang warung.

"Saya cuma lagi jajan es di sana. Saya dipukul pakai bambu di belakang telinga sebelah kanan," kata Januar kepada detikcom di Mapolrestabes Semarang, Rabu (21/5/2014).

Pria itu juga menanyakan asal sekolah Januar, dan ketika Januar menjawab dari SMK Perdana, ia diminta segera pulang. Setelah kembali ke rumah, ia menceritakan hal itu pada ayahnya kemudian memtuskan untuk mendatangi SMK 5 untuk meminta penjelasan.

"Saya sempat tanya sama yang jualan di warung, katanya dia itu guru di SMK 5," ujar pemuda yang baru saja lulus sekolah itu.

Ayah Januar, Kristiantoko mengatakan saat mendatangi SMK 5 ia mendapat jawaban kalau memang ada guru berinisial H yang kemarin membawa bambu. Meski demikian pihak sekolah mengaku yang bersangkutan tidak ada sehingga kedua belah pihak tidak bertemu.

"Saya mau selesaikan kekeluargaan. Saya tidak minta apa-apa, hanya penjelasan saja kenapa anak saya diperlakukan seperti ini," ujar Kristiantoko.

Atas usul dari kerabatnya, Januar didampingi ayahnya melaporkan hal itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang. Hingga saat ini pelapor masih dimintai keterangan. Di ruang SPKT ia terlihat sesekali menunjuk luka lebam di belakang telinga kanannya sambil memperlihatkan hasil visum.