- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bajingan Malingsia dibalik Skimming Bank Mandiri :mads
TS
1blood4me
Bajingan Malingsia dibalik Skimming Bank Mandiri :mads
masih inget kan gan minggu yg lalu nasabah salah satu Bank di Indonesia dikejutkan oleh diblokirnya beberapa atm bank tersebut gara-gara kena skimming.
ternyata orang-orang malingsia gan pelakunya cekidot
Polisi Indonesia telah melacak hacker yang mengobok obok ATM Bank - Bank di Indonesia ke negara serumpun, Malaysia.
Beberapa hari yang lalu dana nasabah di Bank Mandiri disedot dari rekening mereka , dalam aksi tindak pidana mirip dengan kejadian yang menargetkan nasabah BCA bulan Pebruari lalu dan sebagian pelakunya berhasil ditekuk Polri bekerjasama dengan pertugas Imigrasi Batam.
Sumber , yang tak mau disebut namnya mengatakan para pelaku diyakini telah mencuri data ATM Bank Mandiri di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo , atau RSCM dengan menggunakan peralatan skimming , terdiri dari card reader dan kamera video. (LIHAT Tehnik Skimming Klik Me )
Penjahat menggunakan alat pembaca data (skimmer) yang dipasang di mesin ATM , sementara kamera akan merekam pengguna memasukkan PIN mereka pada keypad .
Sumber polisi mengatakan bahwa pelaku menggunakan data dan PIN untuk membuat kartu ATM duplikat, yang kemudian mereka gunakan untuk mengakses rekening bank pemegang kartu dan menarik uang tunai dari mesin ATM di Malaysia atau negara lain .
Kombes Pol. Umar Sahid , Kepala Unit Kejahatan Perbankan di Polri menegaskan bahwa polisi sedang menyelidiki kasus ini , namun menolak memberikan detail rincian .
" Penyidik kami bekerja sama dengan Bank Mandiri . " katanya .
Mengutip dari Viva news, Senin 12/05 anak salah seorang nasabah bank berusia 50 - tahun dari Jakarta Timur mengatakan ibunya telah kehilangan Rp 18 juta , dengan catatan yang menunjukkan bahwa uang telah ditarik dari sebuah ATM yang berada di Malaysia.
Dia mengatakan bank telah menelepon ibunya untuk mengkonfirmasi transaksi yang mencurigakan , dan ketika mereka memeriksa rekeningnya , mereka mendapati sisa saldo Rp 1 juta yang seharusnya Rp 18 juta .
Anak itu mengatakan ia dan ibunya melaporkan hal tersebut kepada kantor cabang Bank Mandiri di RSCM , ternyata dia bukan satu-satunya yang telah menjadi korban skimmer 'bajingan' Malaysia itu .
" Ada yang mengatakan uang mereka telah ditarik di Mesir . Kami terkejut melihat betapa banyak korban lainny, " katanya .
"Kata pihak Bank Mandiri mereka sedang melakukan investigasi . Tapi mereka tidak berjanji bahwa kita akan mendapatkan uang kami kembali . Itulah sebabnya kami melaporkan kasus ini ke polisi , " kata putra nasabah tersebut .
Kasus ini identik dengan rangkaian skimming pada nasabah BCA , yang sebagian pelakunya orang orang Malaysia yang berhasil dibekuk oleh POLRI pada bulan Maret . BACA :> ( 6 Bajingan Malaysia Ditangkap Polri)
Jaringan skimmer Malaysia itu menanam perangkat skimming di ATM di rumah sakit termasuk Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta Selatan ; Pantai Indah Kapuk Hospital di Jakarta Utara ; Rumah Sakit Husada , Jakarta Pusat ; dan Rumah Sakit Boromeus Bandung . ATM lain yang yang menjadi sasaran berada di Medan dan Batam.
Polisi menangkap enam tersangka , semuanya warga Malaysia , karena mencuri Rp 1,24 miliar dari 112 rekening di bobol . Hingga saat berita ini ditulis para tersangka belum dimeja-hijaukan.
"Kami berhasil membongkar kasus ini melalui kerjasama dengan kantor imigrasi dan berkat laporan bank yang cepat , " Brigjen Pol. Arief Sulistyanto , Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri mengatakan pada tanggal 3 Maret . "Pada tanggal 25 Februari , BCA memberitahu kami penarikan dana ilegal di Bandung , Jakarta , Medan dan Batam . "
Setelah menerima laporan itu , Arief mengatakan , penyidik polisi melacak transaksi bank dan menemukan bahwa korban penipuan telah menarik uang dari ATM BCA di Rumah Sakit Pondok Indah , Rumah sakit Pantai Indah Kapuk dan Rumah Sakit Husada di Jakarta , dan Rumah Sakit Boromeus Bandung .
" Kami memeriksa rekaman CCTV dari bilik ATM , dan melihat bahwa pelaku menanam skimmer dan kamera di stand ATM " kata Arief .
Dia menambahkan bahwa alat skimmer ditempatkan di atas slot kartu - alat kecil itu akan membaca strip magnetik pada kartu ATM asli dan menyimpan data , sedangkan kamera digunakan untuk merekam PIN seperti yang diketik masuk pada keyborad.
"Setelah mencatat data yang terkoy dalam skimmer , pelaku kemudian membuat kartu ATM duplikat , " kata Arief. Dia menambahkan bahwa sindikat itu biasanya mengambil skimmer dua jam setelah alat itu ditanam di sana .
Dalam kasus ATM BCA tersebut Polisi menemukan penarikan dana terbaru berlangsung dari ATM di Medan pada 21-22 Februari . Penyidik pergi ke Medan dan menemukan dugaan pencuri adalah tamu di sebuah hotel dekat ATM tersebut .
"Ada 21 dari mereka , yang terdiri dari 18 laki-laki , dua perempuan dan seorang anak , " kata Arief .
Saat itulah polisi menghubungi pejabat imigrasi , mengirim mereka gambar beberapa orang yang mereka cari , setelah penangkapan itu dilakukan di sebuah pelabuhan feri di Batam, Kepulauan Riau .
" Kami telah menahan enam anggota sindikat itu dan sekarang mengejar sisanya , " kata Arief .
Enam nama tersangka tersebut adalah, Teoh Chen Peng (24) pemegang paspor A31791340, Khor Chee Sean (26) pemegang paspor A30185501, Saw Hong Woo (27) pemegang paspor A31489764, Ooi Choo Aun (42) pemegang paspor A320060051, Lee Chee Keng (31) pemegang paspor A31791353, dan Ong Lung Win (24) pemegang paspor A32005881. Mereka adalah komplotan pembobol uang milik sejumlah nasabah dari berbagai bank di Indonesia, melalui mesin ATM.
"Kami berhasil menangkap sindikat pelaku pembobolan bank pada 28 Februari 2014, saat hendak kembali ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre. Mereka terjerat tiga tindak pidana sekaligus, yakni pencurian data, pencurian uang, dan pencucian uang," ujar Kepala Kantor Imigrasi Klas IA Khusus Batam, Yudi Kurniadi, Senin (3/3/2014).
Saat penagkapan Polisi menyita Rp 726 juta dalam rupiah , dolar AS , dolar Singapura dan baht Thailand dari para tersangka .
Presiden Direktur BCA Jahja Wiraatmadja mengatakan bank akan mengkompensasi pelanggan terkena scam .
Sindikat Malaysia ini ditengarai beranggotakan 21 orang mengobok obok Bank di Indonesia namun yang sudah melapor ke Polri baru BCA. Total kerugiannya, yakni Rp 1.243.943.279 diambil dari 112 orang nasabah, disusul Bank Mandiri awal minggu ini.
ganyang malingsia gan
sumur : http://www.kindo.hk/blog/?e=518
ternyata orang-orang malingsia gan pelakunya cekidot
Quote:
Polisi Indonesia telah melacak hacker yang mengobok obok ATM Bank - Bank di Indonesia ke negara serumpun, Malaysia.
Beberapa hari yang lalu dana nasabah di Bank Mandiri disedot dari rekening mereka , dalam aksi tindak pidana mirip dengan kejadian yang menargetkan nasabah BCA bulan Pebruari lalu dan sebagian pelakunya berhasil ditekuk Polri bekerjasama dengan pertugas Imigrasi Batam.
Sumber , yang tak mau disebut namnya mengatakan para pelaku diyakini telah mencuri data ATM Bank Mandiri di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo , atau RSCM dengan menggunakan peralatan skimming , terdiri dari card reader dan kamera video. (LIHAT Tehnik Skimming Klik Me )
Penjahat menggunakan alat pembaca data (skimmer) yang dipasang di mesin ATM , sementara kamera akan merekam pengguna memasukkan PIN mereka pada keypad .
Sumber polisi mengatakan bahwa pelaku menggunakan data dan PIN untuk membuat kartu ATM duplikat, yang kemudian mereka gunakan untuk mengakses rekening bank pemegang kartu dan menarik uang tunai dari mesin ATM di Malaysia atau negara lain .
Kombes Pol. Umar Sahid , Kepala Unit Kejahatan Perbankan di Polri menegaskan bahwa polisi sedang menyelidiki kasus ini , namun menolak memberikan detail rincian .
" Penyidik kami bekerja sama dengan Bank Mandiri . " katanya .
Mengutip dari Viva news, Senin 12/05 anak salah seorang nasabah bank berusia 50 - tahun dari Jakarta Timur mengatakan ibunya telah kehilangan Rp 18 juta , dengan catatan yang menunjukkan bahwa uang telah ditarik dari sebuah ATM yang berada di Malaysia.
Dia mengatakan bank telah menelepon ibunya untuk mengkonfirmasi transaksi yang mencurigakan , dan ketika mereka memeriksa rekeningnya , mereka mendapati sisa saldo Rp 1 juta yang seharusnya Rp 18 juta .
Anak itu mengatakan ia dan ibunya melaporkan hal tersebut kepada kantor cabang Bank Mandiri di RSCM , ternyata dia bukan satu-satunya yang telah menjadi korban skimmer 'bajingan' Malaysia itu .
" Ada yang mengatakan uang mereka telah ditarik di Mesir . Kami terkejut melihat betapa banyak korban lainny, " katanya .
"Kata pihak Bank Mandiri mereka sedang melakukan investigasi . Tapi mereka tidak berjanji bahwa kita akan mendapatkan uang kami kembali . Itulah sebabnya kami melaporkan kasus ini ke polisi , " kata putra nasabah tersebut .
Kasus ini identik dengan rangkaian skimming pada nasabah BCA , yang sebagian pelakunya orang orang Malaysia yang berhasil dibekuk oleh POLRI pada bulan Maret . BACA :> ( 6 Bajingan Malaysia Ditangkap Polri)
Jaringan skimmer Malaysia itu menanam perangkat skimming di ATM di rumah sakit termasuk Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta Selatan ; Pantai Indah Kapuk Hospital di Jakarta Utara ; Rumah Sakit Husada , Jakarta Pusat ; dan Rumah Sakit Boromeus Bandung . ATM lain yang yang menjadi sasaran berada di Medan dan Batam.
Polisi menangkap enam tersangka , semuanya warga Malaysia , karena mencuri Rp 1,24 miliar dari 112 rekening di bobol . Hingga saat berita ini ditulis para tersangka belum dimeja-hijaukan.
"Kami berhasil membongkar kasus ini melalui kerjasama dengan kantor imigrasi dan berkat laporan bank yang cepat , " Brigjen Pol. Arief Sulistyanto , Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri mengatakan pada tanggal 3 Maret . "Pada tanggal 25 Februari , BCA memberitahu kami penarikan dana ilegal di Bandung , Jakarta , Medan dan Batam . "
Setelah menerima laporan itu , Arief mengatakan , penyidik polisi melacak transaksi bank dan menemukan bahwa korban penipuan telah menarik uang dari ATM BCA di Rumah Sakit Pondok Indah , Rumah sakit Pantai Indah Kapuk dan Rumah Sakit Husada di Jakarta , dan Rumah Sakit Boromeus Bandung .
" Kami memeriksa rekaman CCTV dari bilik ATM , dan melihat bahwa pelaku menanam skimmer dan kamera di stand ATM " kata Arief .
Dia menambahkan bahwa alat skimmer ditempatkan di atas slot kartu - alat kecil itu akan membaca strip magnetik pada kartu ATM asli dan menyimpan data , sedangkan kamera digunakan untuk merekam PIN seperti yang diketik masuk pada keyborad.
"Setelah mencatat data yang terkoy dalam skimmer , pelaku kemudian membuat kartu ATM duplikat , " kata Arief. Dia menambahkan bahwa sindikat itu biasanya mengambil skimmer dua jam setelah alat itu ditanam di sana .
Dalam kasus ATM BCA tersebut Polisi menemukan penarikan dana terbaru berlangsung dari ATM di Medan pada 21-22 Februari . Penyidik pergi ke Medan dan menemukan dugaan pencuri adalah tamu di sebuah hotel dekat ATM tersebut .
"Ada 21 dari mereka , yang terdiri dari 18 laki-laki , dua perempuan dan seorang anak , " kata Arief .
Saat itulah polisi menghubungi pejabat imigrasi , mengirim mereka gambar beberapa orang yang mereka cari , setelah penangkapan itu dilakukan di sebuah pelabuhan feri di Batam, Kepulauan Riau .
" Kami telah menahan enam anggota sindikat itu dan sekarang mengejar sisanya , " kata Arief .
Enam nama tersangka tersebut adalah, Teoh Chen Peng (24) pemegang paspor A31791340, Khor Chee Sean (26) pemegang paspor A30185501, Saw Hong Woo (27) pemegang paspor A31489764, Ooi Choo Aun (42) pemegang paspor A320060051, Lee Chee Keng (31) pemegang paspor A31791353, dan Ong Lung Win (24) pemegang paspor A32005881. Mereka adalah komplotan pembobol uang milik sejumlah nasabah dari berbagai bank di Indonesia, melalui mesin ATM.
"Kami berhasil menangkap sindikat pelaku pembobolan bank pada 28 Februari 2014, saat hendak kembali ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre. Mereka terjerat tiga tindak pidana sekaligus, yakni pencurian data, pencurian uang, dan pencucian uang," ujar Kepala Kantor Imigrasi Klas IA Khusus Batam, Yudi Kurniadi, Senin (3/3/2014).
Saat penagkapan Polisi menyita Rp 726 juta dalam rupiah , dolar AS , dolar Singapura dan baht Thailand dari para tersangka .
Presiden Direktur BCA Jahja Wiraatmadja mengatakan bank akan mengkompensasi pelanggan terkena scam .
Sindikat Malaysia ini ditengarai beranggotakan 21 orang mengobok obok Bank di Indonesia namun yang sudah melapor ke Polri baru BCA. Total kerugiannya, yakni Rp 1.243.943.279 diambil dari 112 orang nasabah, disusul Bank Mandiri awal minggu ini.
ganyang malingsia gan
sumur : http://www.kindo.hk/blog/?e=518
0
1.5K
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan