deviraandhiniAvatar border
TS
deviraandhini
Waspadalah! Teroris Masih Mengancam di Pilpres 2014

Beberapa tahun terakhir, teroris merupakan salah satu momok yang sangat menakutkan di Indonesia. Selain menakutkan, teroris juga masih menjadi topik hangat dalam perbincangan serta pemberitaan baik di media nasional dan media Internasional. Sepanjang sejarahnya, teroris masih sangat sulit untuk di berantas dan terus-menerus menelurkan ancaman bagi kemananan masyarakat. Kendati terus memberikan ancaman, bukan berarti aparat penegak hukum dan keamanan tinggal diam. Segala upaya telah dilakukan meskipun masih banyak kelompok-kelompok kecil yang terus bergerak secara underground, aparat keamanan masih dan akan terus memerangi musuh negara dan dunia Internasional ini.
Jika di telusuri, keberhasilan aparat keamanan dan penegak hukum dalam membasmi teroris sepanjang 2012 saja perlu di apresiasi. Semester awal 2012 sendiri penangkapan dan penggerebekan yang dilakukan pihak aparat keamanan sebanyak 12 kali diantaranya. Pada 8 Februari, Mulyadi, jaringan teror kelompok Abu Omar bagian penyediaan logistik, menyerahkan diri kepada polisi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat. Dari hasil keterangan Mulyadi, polisi berhasil menemukan satu pucuk senjata api laras panjang, satu pucuk pistol, 300 amunisi ukuran 22 mili dan 38 mili, dan satu granat yang dikubur di hutan kampus Universitas Indonesia Depok.
Kemudian pada 30 Maret, Tim Densus 88 menembak mati dua terduga teroris pelaku penyerangan itu di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Barang bukti yang disita oleh polisi adalah sepucuk senjata api revolver, tiga kaleng alumunium powder atau bahan peledak, dokumen-dokumen cara perampokan bank, buku-buku bertema jihad, dua sepeda motor, lima buah ponsel, dan tiga pisau belati. Diduga kuat mereka bagian dari kelompok teror spesialis fai’ yang bertugas mencari dana operasi.
Di Bulan April sendiri, penangkapan terduga teroris dilakukan sebanyak 3 kali. Diantaranya Kamaluddin alias Abdul Hamid terduga teroris dalam pelatihan militer di pegunungan Jalin Jantho Aceh tahun 2010. Vikram alias Ayah Banta dan M. Joni, dua orang yang diduga menjadi dalang serangkaian aksi teror menjelang pemilihan Gubernur Aceh 2011, di Kecamatan Jambo Aye, Lhoksukon Aceh Utara. Masih banyak lagi upaya-upaya yang dilakukan pihak kemanan untuk memberantas teroris, akan tetapi jaringan-jaringan kecil mereka masih tetap ada dan terus-menerus memberikan ancaman.
Menjelang Pemilu Presiden, ketika elit-elit politik sedang sibuk melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi, kabar penggerebekan teroris pun ikut menghiasi berita-berita di media nasional. Tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Kepolisian Resor Lamongan menggeledah rumah terduga teroris di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan Jawa Timur (Kamis 15 Mei 2014). Sehari sebelumnya polisi juga telah menangkap terduga teroris Ramudji, 27 tahun, di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran.
Teroris sangatlah membenci dan memusuhi demokrasi, dengan berbagai alasan salah satunya sistem pemerintahan hanya ada dalam ajaran agamanya bukanlah demokrasi. Dapat dipastikan pesta demokrasi Indonesia 2014 (Pemilu), merupakan agenda yang paling mereka benci dan akan berusaha mengacaukannya. Untuk itu, aparat kemanan dan seluruh lapisan masyarakat perlu kerja ekstra untuk mengamankan Pemilu 2014. Kewaspadaan semua elemen masyarakat serta sinergitas antara Polri dengan TNI sangat diperlukan demi mengamankan proses pilpres mendatang dari ancaman para teroris yang sewaktu-waktu akan membahayakan pesta demokrasi rakyat Indonesia.
0
713
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan