Pecah Belah Dukungan, Spanduk "PKB Partaiku, Prabowo Presidenku" Banyak Beredar
Arif Gunawan - 18 Mei 2014, 05:29 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Meski Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah memutuskan mendukung pencalonan Jokowi yang diusung PDIP sebagai capres, ternyata di sejumlah lokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur terpasang spanduk bertuliskan "PKB Partaiku, Prabowo Presidenku" dengan foto sosok Prabowo di sisi kiri dan almarhum Gus Dur di sisi kanan spanduk.
Foto spanduk dukungan ini disebarkan oleh akun facebook dengan nama profil Saifull Moon Blues, Sabtu (17/5/2014) dengan menambahkan caption foto: "Mayoritas PKB Jawa Timur dan Jawa Tengah siap dukung PRABOWO...!!!
Akun lainnya ikut mengomentari foto ini. Misalnya akun Yoyock Van Persie menulis "Semangat bray, gelorakan suara prabowo,demi NKRI...salam dari desa...
Ahmad Rendra menulis "Sekarang saatnya memilih, terserah kalian mau milih siapa.aku tetap prabowo.anak petani juga ingin sukses.
Ali Torkis menulis "Petinggi PKB ke jokowiy simpatisannya senang prabowou" dan Syam Alfatih menulis "PRABOWO RI 1."
Jelang pendaftaran pasangan capres dan cawapres, 18 - 20 Mei mendatang, situasi politik terus memanas. Perdebatan di dunia maya didominasi pendukung Jokowi dan Prabowo, dengan saling melempar dukungan dalam bentuk foto dan poster hasil olah kreasi pendukung masing-masing.
http://surabaya.bisnis.com/read/2014...banyak-beredar
Sejumlah Spanduk Dukungan PKB Terhadap Prabowo Beredar di Bondowoso
Jumat, 16 Mei 2014 14:06 WIB
TRIBUNNEWS.COM.BONDOWOSO, - Sejumlah spanduk yang menunjukkan dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap bakal calon presiden Prabowo Subianto beredar di sejumlah titik di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (16/5/2014).
Dalam spanduk tersebut berisi tulisan “PKB Partaiku, Prabowo Presidenku”, lengkap dengan foto Prabowo Subianto dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). “Saya tidak tahu menahu siapa yang memasang spanduk tersebut. Yang jelas itu bukan kami yang memasang spanduk tersebut,” ujar Ketua DPC PKB Bondowoso, Ahmad Dhafir.
Menurutnya, sampai hari ini pihaknya belum melakukan konsolidasi di internal pengurus. Pasalnya, mereka masih menunggu instruksi dari pengurus pusat PKB. “Saya pikir itu sabotase dan ingin mengadu domba. Itu fitnah terhadap kami, karena kami belum melakukan rapat sama sekali terkait pilpres. Kami akan tunduk dan patuh terhadap instruksi pengurus pusat,” tegasnya.
Dhafir juga menyesalkan pemasangan spanduk yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab tersebut. “Saya sudah minta kepada pengurus di bawah untuk mencopot gambar itu,” katanya.
http://www.tribunnews.com/regional/2...r-di-bondowoso
Muhaimin 'mengkhianati' Gus Dur, dibilang Megawati sudah insyaf? .....
Quote:
Koalisi PDIP-PKB, Megawati: Muhaimin Sudah Insaf
Rabu, 14 Mei 2014 | 16:14 WIB
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dan Ketua Dewan Suro DPP PKB Aziz Masyur, dalam rapat konsolidasi Nasional PKB, di Jakarta (13/5). Dalam rapat tersebut PKB secara resmi mendukung Jokowi. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyebut bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam koalisi partainya sebagai sikap insaf dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Dalam pidato saat deklarasi koalisi PDIP-PKB-NasDem, Mega awalnya menyebut Muhaimin--biasa dipanggil Cak Imin--sebagai anak hilang yang dulu pernah dititipkan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ke padanya. "Puan Maharani bilang ke saya itu Si Imin mau ketemu mama. Lalu saya bilang, insaf apa dia ya," katanya di markas besar DPP PDI Perjuangan, Rabu, 14 Mei 2014.
Mega mengatakan ia lalu bertemu dengan Cak Imin. Dalam pertemuan untuk membahas kerja sama mengusung Joko Widodo--biasa disapa Jokowi--menjadi calon presiden, Mega langsung bertanya. "Karepmu opo min (Maumu apa Min)? Biar bagaimana saya tetap di atas," kata Mega. (Baca: Tak Ada Golkar di Rapat Koalisi PDIP?)
Mega lalu menceritakan bahwa Cak Imin menjawab ia akan ikut dalam platform kerja sama tapi terlebih dahulu harus bertanya pada para sesepuh NU atau Dewan Syuro PKB. "Saya bilang monggo, saya mengerti bagaimana cara kerja NU," katanya. Megawati kemudian menegaskan agar kerja sama yang dibina jangan dilakukan terburu-buru namun tidak konsisten. "Karena ada yang malam sudah sepakat tapi pagi sudah berubah," katanya.
PDIP, PKB, dan NasDem hari ini mendeklarasikan koalisi di markas besar DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta. Dalam deklarasi tersebut hadir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Jokowi.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...in-Sudah-Insaf
Muhaimin: PKB Sudah Tak Gunakan Nama Gus Dur
Selasa, 8 April 2014, 16:41
Muhaimin Iskandar, yang adalah keponakan alm.Gus Dur jua
VIVAnews - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, membantah bahwa partainya memanfaatkan sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk kampanye. Menurut Muhaimin, partainya sudah lama tak memajang foto atau menggunakan nama Gus Dur untuk memperoleh suara.
"Kita sudah lama nggak pakai Gus Dur," kata Muhaimin di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 8 April 2014.
Hal ini sekaligus membantah tudingan keluarga Gus Dur yang telah menuntut Muhaimin karena masih saja memanfaatkan nama mantan Ketua Umum PKB itu. Menurut Muhaimin, adanya foto Gus Dur dalam kampanye lalu dilakukan oleh partai politik tertentu yang ingin menghancurkan suara PKB.
"Foto itu hanya manuver partai tertentu untuk ganggu suara PKB saja," kata dia.
Sebelumnya, bekas ajudan Gus Dur, Sastro Ngatawi, menyatakan bahwa pemanfaatan foto Gus Dur dalam kampanye PKB bertentangan dengan instruksi Gus Dur selaku Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB tertanggal 3 November 2008.
"Kelompok Imin Cs (Muhaimin Iskandar) mempolitisasi sosok Gus Dur untuk kepentingan politik pileg. Padahal dulu Gus Dur sudah mengeluarkan instruksi melarang keras penggunaan foto dan suaranya oleh Imin dan jajarannya," kata Sastro.
Menurut Sastro, kepemimpinan Cak Imin di PKB saat ini sudah tidak sejalan dengan asas perjuangan dan melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai berbasis Nahdatul Ulama tersebut. Arah perjuangan PKB yang benar, lanjut Sastro adalah PKB di era 1999 dan 2004. Sedangkan partai Islam yang dipimpin Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja ini sudah melenceng. "PKB saat ini menyesatkan. Sebab ada politik penghianatan terhadap Gus Dur," katanya.
http://politik.news.viva.co.id/news/...n-nama-gus-dur
Dukungan Elit dan Ummat Nahdliyin terpecah ...
Quote:
Ketua PBNU Dukung Prabowo, PKB Klarifikasi Said Aqil
Sabtu, 17 Mei 2014, 05:15 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Hilmy Faishal Zaini, Jumat (16/5) menemui ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj seusai Tasyakuran Harlah NU ke-91. Pertemuan berlangsung singkat di ruangan Said Aqil Siraj.
Hilmy mengatakan, belum mendapatkan pernyataan dari ketua PBNU perihal dukungannya pada calon presiden mendatang. Ia juga mengaku belum mendengar langsung terkait dukungannya kepada Prabowo.“Saya belum mendengar, beliau sebagai ketua PBNU kan harus netral,” ujar Hilmy, Jumat (16/5) di kantor PBNU.
Meski demikian, Hilmy mengaku terus melakukan komunikasi dengan Said Aqil Siraj terkait pencapresan Joko Widodo yang diusung oleh PDIP,Nasdem, dan PKB. Sebab, kata Hilmy, koalisi antara PKB dengan PDIP merupakan koalisi Ideologis, yaitu bersatunya Nahdliyin dengan Marhaen.
Dengan melihat fakta dilapangan, lanjut Hilmy, masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan yaitu masyarakat Nahdliyin dan Marhaen. Oleh karena itu, kata Hilmy, akan terus melakukan komunikasi dengan Said Aqil Siraj.
Ditemui terpisah, ketua PBNU, Said Aqil Siraj mengatakan, dirinya mendukung calon presiden dari partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia menilai, Prabowo memiliki ketegasan, keberanian, dan keinginan memperkuat Indonesia yang berdaulat. Namun, kata Said, dukungannya hanya secara pribadi. “Tidak dibenarkan menginstruksikan kepada warga NU untuk memilih Prabowo,” tegas Said.
http://www.republika.co.id/berita/pe...kasi-said-aqil
Ketua PBNU Dukung Prabowo, Andil PKB Ambrol
Jumat, 16 Mei 2014 | 04:32 WIB
Ketua PBNU Said Aqil Siradj mendukung pasangan Prabowo-Hatta
INILAHCOM, Jakarta – Malang nian nasib PKB yang diseret-seret ketuanya, Muhaimin Iskandar, menempel kubu PDIP dalam Pilpres mendatang. Setelah dibalas Rhoma Irama dengan mencabut dukungan, Ketua PBNU Said Aqil Siradj pun terang-terangan mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Dukungan tersebut dinyatakan Said Aqil secara terbuka, Kamis ( 15/5) lalu."Warga NU bebas memilih siapa saja sebagai capres, tetapi saya pribadi mendukung Prabowo," kata Said Agil di sela acara pelantikan PCNU Kota Depok di Masjid Kubah Emas Depok, Jabar. Aqil beralasan, sebagai seorang purnawirawan jenderal bintang tiga, Prabowo mempunyai sikap tegas, berani, mempunyai wibawa untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
“Beliau juga saya nilai merupakan sosok warga Indonesia yang tegas dan memikirkan rakyat kecil seperti petani, buruh, nelayan, dan lainnya, “ kata Said Aqil, berpromosi.
Persoalan kemandirian bangsa dan kedaulatan ekonomi juga menjadi bagian dari alasan Said Aqil. "Jangan sampai bangsa Indonesia dikangkangi oleh para investor," ujar dia.
Sebenarnya dukungan Said Aqil itu tidak mengejutkan. Desember tahun lalu, dukungan serupa pernah ditegaskan ketua PBNU itu kepada Prabowo. Alasannya, selain sebagaimana pernyataan serupa yang dinyatakan di Depok, Prabowo memiliki visi misi yang sama dengan PBNU.
"Kita mengharapkan pemimpin yang konsisten, tegas, sprotif, bersih, berani, nasionalis, religius. Sampai saat semua ini masih ada pada Prabowo," kata Said, di Kantor PBNU, Jakarta, 17 Desember 2013. Pernyataan itu langsung diutarakan di hadapan Prabowo yang saat itu bersilaturahmi.
Sebenarnya, sikap Said Aqil itu pun tidak sepenuhnya karena faktor kepribadian dan visi kenegaraan Prabowo. Tampaknya penilaian Said Aqil terhadap dua tokoh di kubu Jokowi, yakni Megawati dan Muhaimin, cukup memberikan porsi mengapa dukungan Said Aqil tidak untuk mereka.
Sebagaimana diketahui, Said Aqil adalah junior dan sahabat dekat almarhum Gus Dur. Sementara, baik Megawati dan Muhaimin sama-sama dikenal pernah memiliki catatan persoalan dengan presiden ke-4 Indonesia tersebut.
Oleh keluarga Gus Dur, baik Megawati maupun Muhaimin, dianggap pernah mengkhianati almarhum. Mega dalam urusan kepresidenan, dengan menyempal dan berhadapan dengan Gus Dur setelah almarhum mengeluarkan Dekrit Presiden yang tak pernah terlaksana. Sementara Muhaimin dianggap mendongkel Gus Dur dari kepemimpinan di PKB.
Tentu saja, meski signifikansi dampak dukungan Said Aqil kepada warga nahdliyin masih bisa diperdebatkan, dukungan itu menggerus andil PKB terhadap koalisi Jokowi. Setelah Rhoma mencabut dukungan kepada PKB karena kekecewaannya, manuver Said Aqil tersebut sejatinya menjadi masalah besar bagi Muhaimin.
Jelas, pihak PDIP sebagai partai induk di koalisi layak mempertanyakan efektivitas dan andil PKB dalam kelompok mereka.
Persoalan itu kian besar manakala seandainya Megawati—yang terus menegaskan posisi kuncinya sebagai pengambil keputusan siapa cawapres Jokowi, memilih Jusuf Kalla. Setidaknya, secara terang-terangan Ketua Lajnah Ta’lif wa Nasyr (Departemen Media dan Informasi Publik) PBNU, Khatibul Umam Wiranu, menyatakan aka nada banyak warga NU yang langsung memilih Prabowo.
“Warga NU dan PKB tak akan pikir panjang, langsung ke Prabowo,” kata Khatibul kepadaTempo, Rabu, 16 April lalu. Alasan Khatibul, sosok Jusuf Kalla memunculkan resistensi di kalangan nahdliyin. Ini berkaitan dengan kiprah Kalla di Golkar. “Pada masa Orde Baru, NU selalu dilibas oleh Soeharto dan Golkar,”kata dia. Namun perlu ditegaskan, meski seorang nahdliyin, Khatibul adalah politisi Partai Demokrat.
Dukungan Ketua PBNU itu pun segera mengingatkan kita pada hasil survey yang pernah dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN), awal bulan ini. Survei LSN menyatakan, meski PKB bergabung ke Jokowi-PDIP, arah dukungan warga nahdliyin bukan ke Jokowi, tetapi kepada Prabowo.
Saat itu, Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry mengatakan, survey dilakukan terhadap 1.230 responden yang diperoleh menggunakan teknik ambang berjenjang (multistage random sampling). Batas kesalahan (margin of error) survei ini sebesar 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.
Menurut Umar, ketika LSN menanyakan kepada responden yang merasa dekat dengan NU, 32,5 persen di antara mereka mengaku akan memilih Prabowo Subianto. Sedangkan Jokowi dari PDIP hanya dipilih oleh 22,1 persen responden. Ada tiga nama capres yang ditanyakan saat itu, Jokowi, Prabowo dan Aburizal Bakrie.
Yang menarik, seberapa signifikan sebenarnya suara warga nahdliyin dalam peta Pilpres mendatang. Sebenarnya, sulit untuk menduga-duga jumlah warga NU, apalagi warga NU yang memiliki hak pilih pada Pilpres nanti.
Rois syuriah PBNU sendiri, Masdar Farid Mashudi, mengaku tak tahu pasti jumlah warga NU di Indonesia. Menurut Masdar, kebanyakan akan menjawab warga NU di Indonesia mencapai 60 juta orang.Bahkan, menurut Masdar, tak sedikit yang menyebut sebanyak 100 juta orang. “Warga NU sekian juta itu hanya jumlah ‘tembak’ (tebak-tebakan). Ini termasuk kebohongan publik,” kata Masdar kepada Republika, beberapa waktu lalu. Ia mengaku tak punya data akurat keanggotaan warga nahdliyin dan menegaskan hal itu sebagai pekerjaan utama yang harus diselesaikan.
Tetapi sebagai gambaran kasar barangkali kita bisa merujuk buku ‘Nalar Politik NU dan Muhammadiyah; Over Crossing Jawa Sentris’, yang ditulis Dr. Suaidi Asyari, MA, Ph.D. Suaidi memperkirakan, setidaknya ada 40 juta muslim Indonesia adalah pengikut NU.
PKB selalu menjadikan 40-an juta warganya itu sebagai dagangan untuk berkoalisi. Dengan tambahan suara fans Rhoma, yang dalam Pileg lalu terbukti berdampak besar, PKB dengan tangan terbuka diterima PDIP. Setelah pernyataan ‘ciao’ dan ‘adios’-nya Rhoma serta dukungan ketua PBNU ke Prabowo, kita layak meragukan andil yang masih bisa diberikan PKB untuk koalisinya
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2101023/ketua-pbnu-dukung-prabowo-andil-pkb-ambrol#.U3gHLkBklpM[/url]
------------------------------
Muhaimin ngeblok jokowi?... min .. min, mbok ya ingat mati sampeyan iku!