kaskusforallAvatar border
TS
kaskusforall
Ketika Risma janjikan gaji pengamen jalanan Surabaya
Bila sekarang berkunjung ke Kota Surabaya, anda tidak akan menemukan pengamen-pengamen di lampu merah jalan-jalan tengah kota. Padahal beberapa tahun lalu, para pengamen jalanan yang biasanya berbaur dengan pengemis banyak bertebaran di sana.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim, para pengamen jalanan itu telah dibina dan digaji oleh Pemkot Surabaya.

"Anak-anak ini (pengamen jalanan di Surabaya) kami gaji Rp 2 juta sekali tampil. Anak-anak itu juga kami bantu fasilitasi, kami bina, mereka bisa tampil di acara pentas-pentas dan lain-lain, alhamdulillah," kata Risma saat menjadi pembicara di peringatan Hari Kartini di Universitas Tujuh Belas Agustus, Surabaya, Rabu (23/4)


Spoiler for :


Para pengamen itu, Risma melanjutkan, difasilitasi tampil di taman-taman hiburan kota. Saat tampil itu, mereka dibiarkan menaruh kaleng sumbangan kepada warga yang menonton. Namun mereka tidak boleh memaksa meminta sebab sudah digaji oleh pemerintah kota.

Program pemberian gaji itu baru diberikan kepada 200 anggota pengamen binaan Dinas Pariwisata Surabaya. Para pengamen itu diberi uang Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta yang dimulai sejak awal 2013.

Namun janji Risma itu masih belum menyentuh para pengamen di seluruh Surabaya. Buktinya, masih ada saja pengamen yang meminta-minta recehan. Misalnya pengamen jalanan yang mangkal di Taman Bungkul. Saban malam mereka masih terus bernyanyi sambil meminta-minta sumbangan kepada pengunjung taman.

Di taman itu, setidaknya ada 70 pengamen yang sudah menjadi anggota binaan. Mereka mengaku tidak sepeserpun menerima gaji seperti dijanjikan Risma.

Pantauan merdeka.com, mereka masih menyodorkan kaleng tempat uang kepada pengunjung.



Surabaya jadi ayu di bawah besutan Risma

Beberapa waktu lalu Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini menerima penghargaan Internasional berupa "Innovative City of the Future" dalam acara Socrates Award Ceremony bersama dengan wali kota dari seluruh dunia. Penghargaan itu diberikan oleh lembaga EBA bertempat di Institute of Director di London, dua pekan lalu.

Event Director Europe Business Assembly (EBA) Charles Hayes, menyebutkan penghargaan tersebut diberikan kepada Risma sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dan dedikasi yang diberikan selama ini. Pernyataan Hayes disampaikan oleh Sekretaris pertama KBRI London, Hastin Aristya Bakti Dumadi, sehari setelah pemberian penghargaan.

Aristya menjelaskan, Charles juga menyebutkan penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan dari para akademisi dan pemimpin kota di Eropa kepada Risma dan pemerintah kota Surabaya karena pembangunan kota yang dilaksanakannya.


Spoiler for :


EBA mendapatkan masukan dari berbagai pihak dan membentuk panel yang ditugaskan melakukan riset secara mendalam dan independen mengenai pemimpin kota dan pendekatan pembangunan yang dilakukan Risma di kotanya. Menurut Charles Hayes, apa yang dilakukan Risma yang menerima penghargaan untuk kategori "Europe United", dalam membangun kota Surabaya patut dicontoh.

Penghargaan buat Risma itu menambah panjang deretan penghargaan bagi Kota Pahlawan itu. Sebelumnya, di bawah kepemimpinan Risma, Surabaya pernah diganjar tiga kali piala adipura; pada pada 2011, 2012, dan 2013 untuk kategori kota metropolitan.

Selain itu, kepemimpinan Risma juga membawa Surabaya menjadi kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.

Pada Oktober 2013, Kota Surabaya menerima penghargaan tingkat Asia-Pasifik, yakni Future Government Awards 2013 untuk dua bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik. Taman bungkul yang pernah dipugarnya pun meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia pada 2013.

Sementara pada Februari 2014, Risma dinobatkan sebagai Mayor of the Month atau wali kota terbaik di dunia untuk bulan Februari 2014 atas keberhasilannya selama memimpin Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang paling baik penataannya.

Untuk melihat keberhasilan Risma di Surabaya itu, kemarin merdeka.com mewawancarai Risma di kantornya, sambil memantau langsung perkembangan-perkembangan Kota Surabaya sejak dinahkodai wali kota perempuan pertama di Surabaya itu pada 2010. Sejak saat itu wajah Surabaya memang semakin 'ayu'. Paling mencolok memang pembangunan taman-taman kota, trotoar, dan arena hiburan.

Namun demikian, program Risma belum bisa dikatakan sempurna. Buktinya, masih ada beberapa program yang belum tergarap, misalnya proyek teknologi pengelolaan sampah, pembangunan sarana pendidikan, dan penanganan masalah sosial masyarakat; prostitusi, anak jalanan dan lain-lain.


Surabaya tidak semacet dulu
Kemacetan Surabaya tidak separah dulu. Jalan-jalan tengah kota pada siang hari sudah mulai lancar. Paling tidak, kata Budi, warga Waru, Sidoarjo, yang setiap hari bekerja sebagai sales obat keliling Surabaya, jalanan tengah kota kini sudah mulai lancar. Kemacetan tidak total berjam-jam, sebab kendaraan masih bisa melaju.

"Sekarang jalanan di Surabaya tidak semacet dulu. Sudah enak, lancar. Mungkin karena pembangunan jalan-jalan pinggir kota (MER CII dan Frontage Road)," ujarnya kepada merdeka.com, Kamis (24/4).

Jalan-jalan utama di Surabaya sebagian besar memang sudah lebar dan mulus. Satu jalur arah jalan biasanya memiliki 3 jalur. Namun demikian, kemacetan tetap menjadi salah satu masalah utama di kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta ini. Oleh sebab itu, maka wajar bila jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur di Surabaya.

Salah satu proyek besar yang hingga kini masih digarap Pemkot Surabaya untuk menekan kemacetan adalah pembangunan Frontage Road (jalan pendamping jalan arteri) di sisi kanan dan kiri Jalan Raya A. Yani. Proyek lain adalah pembangunan middle east ring road (MERR) atau disebut jalan lingkar sisi timur.

Frontage Road A Yani dibangun dengan alasan untuk memperlancar arus lalu lintas Surabaya ke kota-kota lain seperti Sidoarjo, Mojokerto dan sebaliknya. Sedangkan MERR akan menghubungkan kawasan Jembatan Suramadu hingga kawasan Bandara Juanda di Sidoarjo.


Spoiler for :


Kedua jalan tersebut dibuat dalam beberapa tahap. Frontage Road akan dibangun di sisi barat dan timur Jalan A Yani. Pantauan merdeka.com, sejauh ini baru sisi timur yang dibangun, tapi belum memenuhi target.

Frontage Road sisi timur jalan masih sampai di sebelah kampus IAIN Sunan Ampel. Sementara tanah di depan kampus belum bisa dibebaskan.

Sedangkan sisi barat, pemkot masih belum bisa melaksanakan pembangunan sebab terkendala pembebasan lahan. Namun demikian, kini sudah nampak beberapa bangunan sudah dirubuhkan sebab terkena pembebasan lahan.

Adapun untuk pembangunan MERR yang terdiri atas 2 arah jalur dengan median berupa taman, telah terealisasi di MERR II A dan II B. Sedangkan MERR I masih dalam proses pembebasan lahan dan MERR IIC dalam tahap uji coba.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meyakini bila pembangunan dua proyek jalan ini terealisasi bisa menekan kemacetan Surabaya. Maka wajar bila dia sampai berkukuh memilih meneruskan proyek keduanya dari pada membangun Jalan Tol Tengah Kota, meski harus berseteru dengan DPRD setempat.


maaf gan klu
emoticon-Repostrepost
jika berkenan
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.4K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan