Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

audaciousAvatar border
TS
audacious
MENCARI PENYEBAB HANCURNYA KAPAL SELAM INDIA
Submarines: India Seeks A Kilo Killer

Penyelidik kecelakaan India percaya bahwa ledakan yang menghancurkan salah satu kapal selam mereka tahun lalu mungkin disebabkan karena sabotase.
Hal ini bermula pada tanggal 14 Agustus 2013, ketika kapal selam Rusia jenis Kilo milik India (INS Sindhurakshak) kedapatan terbakar dan meledak ketika did ok dekat kota Mumbay.
Kapal selam berumur 16 tahun yang baru kembali dari Rusia setelah mengalami modernisasi dengan biaya 80 Juta Dollar.
18 pelaut tewas ketika kapal selam itu tenggelam di sisi dok.
Penyebab terjadinya terlihat seperti kecelakaan biasa tetapi penyelidik mengungkapkan bahwa ada 2 ledakan yang terjadi. Ledakan pertama kecil dan kelihatannya seperti kesalahan manusia atau kegagalan alat.
Ledakan kedua, dan lebih besar adalah ledakan salah satu torpedo.
Torpedo torpedo ini didisain untuk tidak meledak dalam situasi seperti ini, kecuali ada yang ngoprek torpedo tsb.
Hal ini tidak dapat dipastikan sampai Sindhurakshak dikeluarkan dari air, dan pengujian secara detail dari pecahan torpedo dapat dilakukan, dan ini tidak akan terjadi hingga bulan Agustus.
Pada saat itu para ahli forensic dapat masuk kedalam, dan merekonstruksi persis apa yang telah terjadi.
Hampir semua bukti terperangkap didalam kabin kapal selam dan meledak, kapan dan kenapa dapat mudah ditentukan dengan rekonstruksi kembali setiap bagian dan menganalisa bahan kimia pada pecahan pecahan tsb.

Apa yang dikhawatirkan para penyelidik adalah problem yang akan sama dengan yang ditemukan pada kecelakaan terdahulu (Maret 2013) pada kapal selam Kilo lainnya (INS Sindhuratna).
Pada kasus ini, diakibatkan kebakaran karena gas yang gampang terbakar pada batere kapal selam.
Problem yang sama juga terjadi yaitu Sindhuratna juga baru saja mengalami modernisasi, dan seharusnya termasuk mengganti ke 240 batere.
Ini adalah prosedur standar karena batere batere ini menjadi usang dan mudah terbakar.
Tetapi batere pada Sindhuratna tidak diganti karena birokrasi pembelian terlalu berliku liku.
Hal ini adalah kejadian umum pada birokrasi pembelian India, dan pada kasus ini dipicu oleh ketakutan bahwa para penyelidik anti korupsi bisa menemukan suap dalam pembelian batere baru pada anggaran modernisasi Sindhuratna, tidak peduli mereka bersalah atau tidak.
Dalam kasus ini birokrasi pembelian lebih condong melakukan apa yang aman bagi mereka, yang artinya tidak melakukan apa apa.

Para penyelidik India awalnya khawatir bahwa problem utama dari kejadian kebakaran pada kedua kapal selam disebabkan oleh pengawasan kualitas Rusia yang buruk.
Tetapi hal ini tidak terbukti pada kasus ini. Kunci dari kedua kasus kecelakaan ini adalah manajemen pembelian India yang buruk.
Memang dalam jangka waktu lama ada problem pengawasan kualitas pada barang barang Rusia, terutama kapal, kendaraan lapis baja, dan pesawat, tetapi secara bertahap Rusia terus mengatasi problem ini.
Kilo yang dapat dikatakan hancur seluruhnya, sudah kembali dari modernisasi di Rusia sekitar 8 bulan, dan telah sukses melakukan pelayaran selama tiga bulan.
Semua mengindikasikan kapal selam dalam keadaan baik, dan tidak ada problem baik pada awak maupun kapal selam itu sendiri.

India membeli 10 kapal selam jenis Kilo antara tahun 1986 dan 2000.
Semua bertugas hingga tahun 2013, ketika salah satu rusak dan satu lainnya hancur. Kilo yang berbobot 2300 ton (ketika dipermukaan), mempunya 6 peluncur torpedo, dan awak sejumlah 57 orang.
Kapal selam ini sangat senyap dan dapat berlayar sekitar 700 km dibawah air dengan kecepatan 5 km/jam. Kilo dapat membawa 18 torpedo atau rudal anti kapal Klub (jangkauan sejauh 300 km dan diluncurkan dibawah air lewat peluncur torpedo).
Kombinasi senyap dan rudal jelajah ini menyebabkan Kilo sangat berbahaya bagi kapal kapal perang ukuran besar.
Rusia menggunakan Kilo mereka untuk pertahanan pantai mereka, dan kapal selam nuklir digunakan untuk jarak jauh.
Sedangkan India menggunakan Kilo sebagai kapal selam utama dalam peperangan.

Tidak efisien birokrasi pembelian militer India juga dipertanyakan karena tidak membuat kapal selam baru secepatnya.
Ditahun 2005, India membuat kesepakatan untuk membeli 6 kapal selam jenis Scorpenen buatan Perancis-Spanyol.
Sudah hampir satu dekade, tidak satupun kapal selam ini yang ada wujudnya, dan yang salah seperti biasa mengarah pada birokrasi pembelian.
Kapal selam Kilo mulai beroperasi awal tahun 80an.
Rusia membeli 24, tetapi berhasil mengekspor lebih dari 30.
Kapal selam ini dapat dikategorikan sebagai disain yang cukup sukses, terutama untuk pembeli ekspor.
Rusia saat ini mempunyai 17 kapal selam yang masih bertugas (dan 6 yang menjadi cadangan), dan sedang memesan 6 Kilo Improved.
Lebih dari ini adalah jumlah yang dipesan oleh para pembeli dari negara negara lain.

http://www.strategypage.com/htmw/hts.../20140423.aspx

mudah mudahan dimari urusan procurement alutsista nggak ruwet bin mbulet seperti di India, dan kelihatannya bukan perencanaan yang jelek tapi memang korupsi waktu pembelian yang parah emoticon-Matabelo

gue piker kita doang yang mau beli kapal selam mbulet dan lama, nah itu India malah lebih parah dari 2005 sudah sepakat beli 6 scorpene sampai sekarang nggak jelas emoticon-Ngakak
0
5.2K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan