Artis yang kini menjadi politisi Partai Golkar, Nurul Arifin, gagal lagi lolos ke Senayan menjadi wakil rakyat periode 2014-2019. Ini merupakan kegagalan kedua kalinya setelah periode 2004-2009.

Hanya saja bedanya, pada kegagalan pertama ia dikalahkan oleh sistem nomor urut. Padahal perolehan suara Nurul ketika itu tertinggi, lebih dari 100 ribuan. Ia terpaksa harus menerima kenyataan tersingkir hanya karena berada di nomor urut tiga.

Lima tahun berikutnya, ketika nomor urut tak berlaku lagi, Nurul dengan mudah melenggang ke Senayan. Bahkan ia meraih suara terbanyak dengan 122.452 suara dari 2.151 total suara sah di Dapil Jabar VII.

Nah, kekalahan artis berusia 47 tahun untuk kedua kalinya itu, memang termasuk mengejutkan. Ini karena ia terbilang sosok anggota Parlemen yang tak hanya menjual tampang, tapi juga kritis dan vokal. Situs Jaringungu.com, menyebut Nurul Arifin sebagai salah satu caleg yang pantas dipilih lagi.

“Nurul di luar dugaan kalah. Selama ini, dia dikenal sangat aktif di DPR,” ungkap Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu Golkar Jawa Barat, Ali Hasan, di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (23/4).

Nurul pun menerima kekalahan itu secara legowo. Namun di lain pihak ia mengungkapkan kekalahannya kali ini terjadi karena persaingan tidak sehat di antara calon anggota legislatif.

“Analoginya seperti perang saudara di Suriah, ganas, tidak ada etikanya lagi. Saudara saling memakan,” ujar Nurul saat jumpa pers di ruang wartawan Gedung MPR/DPR RI, Senin (28/4).

Istri presenter Mayong Laksono tersebut mengaku sebenarnya tak mau mengungkit penyebab kekalahan. “Tapi tim saya yang masih gusar, mereka tidak terima, saya minta stop (legowo). Saya tidak suka mengungkit, saya sudah menghadapi kekalahan 2 kali, di 2004 dan 2014,” imbuhnya.

****
Kekalahan Nurul Arifin dan analogi yang ia ungkapkan kian membenarkan...Read More