- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Misteri Lenyapnya Artefak Emas Museum Nasional


TS
ekaiqbalv
Misteri Lenyapnya Artefak Emas Museum Nasional


Misteri Lenyapnya Artefak Emas Museum Nasional
Quote:

Suasana tenang begitu terasa saat memasuki Museum Nasional. Keberadaan sejumlah pengunjung yang sedang berkeliling melihat koleksi benda-benda bersejarah seolah tak mengusik ketenangan di museum ini.
Banyaknya petugas keamanan di museum yang dikenal dengan sebutan Museum Gajah ini juga tak mengurangi nuansa sunyi. Sejak kehilangan empat koleksinya berupa artefak yang terbuat dari emas pada Rabu (11/09/2013) lalu, pengamanan di museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 itu memang diperketat.
Bahkan para pengunjung hanya dapat menikmati koleksi yang ada di lantai 1 saja. Sebab di lantai 2 Gedung A masih ditutup untuk umum. Penutupan ini dilakukan sejak hilangnya koleksi artefak emas lima bulan lalu itu.
“Kita juga gak tahu udah dicopot atau belum (garis polisi), karyawan juga gak boleh masuk. Kan untuk TKP (tempat kejadian perkara) dan renovasi juga,” kata seorang petugas keamanan yang di bajunya tertulis nama Kuswantono.
Pascapencurian tersebut, jumlah petugas keamanan di museum nasional ditambah. Tak tanggung-tanggung, penambahan personel keamanan ini hampir mencapai 100 persen dari jumlah yang sebelumnya. "Tapi saya lupa jumlah totalnya,” ujar Kuswantono.
Berdasarkan pantauan detikcom, saat ini banyak terdapat kamera CCTV. Di hampir setiap sudut ruangan, dari mulai pintu masuk bagian dalam hingga tempat-tempat lainnya ada kamera pengintainya. Selain itu terdapat 18 pos petugas keamanan di seluruh gedung museum. Petugas keamanan ini ditempatkan di berbagai titik.
Raibnya keempat artefak emas yang tadinya ditempatkan di dalam satu lemari kaca di ruang Kasana itu hingga kini masih menjadi misteri. Kasus pencurian benda- benda sejarah tinggi tersebut belum terungkap hingga kini.
Kepolisian Daerah Metro Jaya masih terus melakukan penyelidikan. Namun titik terang juga belum didapat. Ironisnya, hingga saat ini belum ada satupun yang dijadikan tersangka. "Belum ada," ujar Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kacung Marijan mengatakan hingga kini pihak kepolisian belum berhasil mengungkap kasus pencurian meski sudah dilaporkan ke polisi sejak September tahun lalu.
“Sampai sekarang belum (terungkap), polisi sudah lapor kami juga, tapi belum,” tutur Kacung dengan nada prihatin saat dihubungi.
SUMBER
Detik
Quote:
Dan Ini Keempat Artefak Yang Dicuri :
1. Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi

Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 5,6 cm; lebar 5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 783 B
Berbentuk naga dalam posisi melingkar/mendekam, pada kepalanya terdapat seperti mahkota. Terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian tubuh naga terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas (aus). Mulut naga digambarkan terbuka, gigi taring dan lidahnya jelas terlihat.
2. Lempeng bulan sabit beraksara

Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 8 cm; lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. Tanpa Nomor karena nomor hilang (aus). Kemungkinan bernomor 783 (d)
Berbentuk seperti bulan sabit. Akan tetapi di kedua ujungnya terdapat deretan empat buah segitiga runcing yang sangat kecil. Deretan segitiga tersebut terlihat seperti cakar. Terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian yang lebar terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas (aus).
3. Wadah Bertutup (Cepuk)

Bahan: Emas
Akhir ke-10-pertengahan abad ke-11 Masehi
Ukuran: Diameter 6.5 cm; Tinggi 6.5 cm (dengan tutup)Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 783 a/ 3031/ A.130
Bentuknya seperti dandang bertutup tanpa pegangan berukuran sangat kecil, permukaaannya tidak rata. Bagian dasarnya sedikit cembung, badan tegak dan tinggi, bibir wadah tajam dan mengarah ke atas. Tutupnya berbentuk bundar. Terdapat pegangan tutup yang berbentuk bulatan seperti stupa dan berongga. Sebuah goresan melingkari pegangan tutup. Terbuat dari lembaran emas tipis. Dibuat dengan menggunakan teknik pukul, pembengkokan (bent gold sheet), dan patri (soldering). Pada sisi luar badan wadah bagian atas, terdapat deretan motif bundar yang sudah sangat tipis goresannya.
4. Lempeng Harihara

Bahan: Perak dan emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 10,5 cm; lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Belahan, Penanggungan, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 6086/ A.76
Ditempa dari belakang. Lembaran terdiri dari setengah emas dan setengah perak yang melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Rambut ditata meruncing keatas diikat dengan hiasan rambut berbentuk bunga mekar. Bertangan dua, semuanya di depan perut. Tangan kanan di atas tangan kiri. Sinar kedewaan (sirascakra) berada di belakang kepala berbentuk oval berhiaskan motif lidah api dan titik-titik. Perhiasan yang dikenakan berupa anting-anting besar bulat, gelang lengan (kelat bahu) berbentuk bunga mekar. Kainnya pendek hanya sampai di atas lutut. Sampurnya (semacam selendang) diikatkan di sisi kanan dan kiri, dan masing-masing ujungnya melebar keluar.
SUMBER
Kemendikbud
1. Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi
Spoiler for Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi:

Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 5,6 cm; lebar 5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 783 B
Berbentuk naga dalam posisi melingkar/mendekam, pada kepalanya terdapat seperti mahkota. Terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian tubuh naga terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas (aus). Mulut naga digambarkan terbuka, gigi taring dan lidahnya jelas terlihat.
2. Lempeng bulan sabit beraksara
Spoiler for Lempeng bulan sabit beraksara:

Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 8 cm; lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. Tanpa Nomor karena nomor hilang (aus). Kemungkinan bernomor 783 (d)
Berbentuk seperti bulan sabit. Akan tetapi di kedua ujungnya terdapat deretan empat buah segitiga runcing yang sangat kecil. Deretan segitiga tersebut terlihat seperti cakar. Terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian yang lebar terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas (aus).
3. Wadah Bertutup (Cepuk)
Spoiler for Wadah Bertutup (Cepuk):

Bahan: Emas
Akhir ke-10-pertengahan abad ke-11 Masehi
Ukuran: Diameter 6.5 cm; Tinggi 6.5 cm (dengan tutup)Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 783 a/ 3031/ A.130
Bentuknya seperti dandang bertutup tanpa pegangan berukuran sangat kecil, permukaaannya tidak rata. Bagian dasarnya sedikit cembung, badan tegak dan tinggi, bibir wadah tajam dan mengarah ke atas. Tutupnya berbentuk bundar. Terdapat pegangan tutup yang berbentuk bulatan seperti stupa dan berongga. Sebuah goresan melingkari pegangan tutup. Terbuat dari lembaran emas tipis. Dibuat dengan menggunakan teknik pukul, pembengkokan (bent gold sheet), dan patri (soldering). Pada sisi luar badan wadah bagian atas, terdapat deretan motif bundar yang sudah sangat tipis goresannya.
4. Lempeng Harihara
Spoiler for Lempeng Harihara:

Bahan: Perak dan emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 10,5 cm; lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Belahan, Penanggungan, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 6086/ A.76
Ditempa dari belakang. Lembaran terdiri dari setengah emas dan setengah perak yang melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Rambut ditata meruncing keatas diikat dengan hiasan rambut berbentuk bunga mekar. Bertangan dua, semuanya di depan perut. Tangan kanan di atas tangan kiri. Sinar kedewaan (sirascakra) berada di belakang kepala berbentuk oval berhiaskan motif lidah api dan titik-titik. Perhiasan yang dikenakan berupa anting-anting besar bulat, gelang lengan (kelat bahu) berbentuk bunga mekar. Kainnya pendek hanya sampai di atas lutut. Sampurnya (semacam selendang) diikatkan di sisi kanan dan kiri, dan masing-masing ujungnya melebar keluar.
SUMBER
Kemendikbud
Kira - kira sama siapa yang tuh artefak. Tapi yang pasti gak sama ane ya gan

Kalo dikira - kira, seandainya tuh artefak di jual keluar negeri pasti tuh orang yang ngambil kaya raya ya gak gan?
Sekian dari ane gan tentang Misteri Lenyapnya Artefak Emas Museum Nasional
Kalo mau kasih cendol ane terima kok gan



Asal jangan kasih bata ya gan



Soalnya abis ada orang yang sambit ane pake bata, padahal kan ane orang baik - baik dan gak salah apa - apa

Jadi boleh dong bagi cendolnya



Kunjingi Thread Saya Yang Lain


nona212 memberi reputasi
1
3.4K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan