TEMPO.CO, Bandung - Kota Bandung akan segera membangun sistem elektrifikasi perkeretaan yang menghubungkan jalur Padalarang-Cicalengka sepanjang 42 kilometer. Proyek yang bernama Bandung Urban Railway (BUR) itu merupakan kerja sama pemerintah Prancis dengan Indonesia yang diresmikan 4 Juni 2013 oleh Wakil Menteri Perhubungan Indonesia Bambang Susantono dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis Nicole Bricq.

"Bandung mendapat manfaat dari proyek ini, nantinya bisa mengurangi kemacetan karena frekuensi keretanya lebih banyak," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat konferensi pers membahas junjungan Duta Besar Perancis ke Bandung di Jalan Purnawarman, Bandung, Rabu, 23 April 2014.

Ridwan mengatakan pemerintah Perancis meminta komitmen Pemkot Bandung untuk mempercepat pembangunan proyek tersebut. "Tahun ini sedang pemilihan konsultan, 2014 mulai kontruksi, semoga 2017 bisa dinikmati," ujar Emil--sapaan akrab Ridwan.

BUR merupakan proyek modernisasi koridor yang bertujuan menggandakan jalur yang telah ada sepanjang 42 kilometer. Nantinya akan dibangun sistem elektrifikasi, rehabilitasi sistem persinyalan dan telekomunikasi, serta membangun jembatan layang untuk jalur kereta api di pusat Kota Bandung. "Tidak ada masalah dengan lahan. Hanya perlu meng-upgrade jalur-jalur oleh PT KAI. Nanti dari Kebon Kawung sampai Kiaracondong akan naik ke atas," ujar Emil.

Proyek BUR tercatat dalam Blue Book menghabiskan biaya 175 juta dolar atau sekitar Rp 1,71 triliun. Mengenai anggaran, Emil menjelaskan bahwa Indonesia mendapat pinjaman dari pemerintah Perancis. Duta Besar Perancis Corinne Breuze mengatakan Kota Bandung memiliki potensi yang menjanjikan dalam bidang transportasi dan perkembangan kota. Menurut dia, banyak hal menarik yang bisa dikembangkan di Bandung.

"Jumlah populasinya bagus, banyak universitas, dan jaringan industri yang kuat. Kami menyambut baik kerja sama ini," ujar Corinne.

sumber

semoga kota Bandung bisa bebas dari macet