AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Capres ke 4 itu Raja Jawa Sri Sultan HB X? Jujur, hanya Dia yang bisa Kalahkan Jokowi
Minggu, 20 April 2014 | 23:45 WIB
Golkar Percepat Rapimnas untuk Evaluasi Capres ARB

INILAHCOM, Jakarta - Hasil perolehan suara Partai Golkar terjun bebas dari taget internal partai sebanyak 30 %. Partai berlambang pohon beringin ini hanya mendapatkan suara 14 %. Untuk itu, Golkar percepat gelar Rapat
Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk mengevaluasi kegagalan itu.

Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengatakan dalam Rapimnas yang bakal dilakukan bulan Mei nanti semua perwakilan partainya bakal bersuara atas kegagalan tersebut "Maka konsekuensinya, Rapimnas sebagai
forum yang legitimasi Ical juga digunakan untuk evaluasi," kata Zainal saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).

Menurut Zainal, sebelum Rapimnas digelar saja sudah ada perwakilan di daerah yang mengeluhkan merosotnya perolehan suara pada pemilu legislatif kemarin. Hal itu juga membuat pengurus partai menjadi bingung akan dibawa kemana partai yang saat ini dipimpin oleh Aburizal Bakrie.

"Mereka akan bersuara di Rapimnas. Mereka tidak akan bersuara secara orang perorangan untuk saat sekarang. Tapi komunikasi dengan daerah menjelaskan mereka sendiri sangat resah, galau dengan kondisi Golkar
mendapatkan target maksimum dan minimum di pileg," ujarnya.

Zainal menjelasan, sebenarnya Golkar bakal menggelar Rapimnas pada bulan Oktober 2014. Namun, setelah muncul permasalahan ini, agendanya pun dimajukan menjadi bulan Mei 2014. "Tradisi Golkar setiap Oktober ada Rapimnas. 2014 ini Rapimnas spesial dibikin lebih cepat dari Oktober, karena mengevaluasi hasil pileg," katanya lagi.

Sebenarnya, kata Zainal, Rapimnas awalnya hanya untuk evaluasi perolehan suara.Tapi, melihat muncul ada permasalahan baru mengenai Ical yang maju sebagai Capres. Maka, dalam Rapimnas Ical juga bakal ikut dibahas.

"Persoalannya tadinya cuma evaluasi hasil pileg, kalau Golkar menang, evaluasi ini akan evaluasi siapa figur capres yang cocok. Ternyata ada masalah baru kegagalan perolehan suara membuka ruang baru evaluasi capres sendiri. Si Ical-nya," tandasnya.
[url]http://m.inilah..com/read/detail/2093636/golkar-percepat-rapimnas-untuk-evaluasi-capres-arb[/url]

Tak Mau Berambisi, Sri Sultan Persilakan Parpol Melamarnya Jadi Capres
Selasa, 4 Maret 2014 | 17:40 WIB


Sri Sultan Hamengku Buwono X

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, ia tidak ingin mendatangi partai politik untuk mengajukan diri sebagai calon presiden (capres). Dia mempersilakan parpol yang memang tertarik mencalonkannya sebagai presiden untuk mendatanginya langsung.

"Jangan tanya saya, tanya parpol. Saya tidak akan mendatangi parpol untuk saya jadi capres mereka. Tidak akan pernah saya lakukan itu. Tapi kalau memang Tuhan berkehendak, biar parpol sendiri datang ke rumah. Kalau tidak ada, tidak apa-apa," kata Sultan dalam bedah buku "Hamengku Buwono IX, Inspiring Prophetic Leader" di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2014).

Ia mengatakan, tidak akan menunjukkan ambisi untuk menjadi capres. Menurutnya, setiap presiden muncul sesuai kebutuhan zaman. Keberhasilan seorang presiden, kata Sultan, belum tentu bertahan selama bertahun-tahun karena konstelasi politik sudah berubah.

Sultan menyatakan bahwa saat ini ia menjalin komunikasi dengan parpol. Namun, ia tidak menjelaskan apakah ada parpol yang melamarnya untuk maju sebagai capres. "Itu kan nanti setelah pemilu legislatif, komunikasi politik pasti ada," kata Sultan.

Pada Pemilu 2009, Sultan menjadi bakal capres Partai Republikan. Namun, perolehan partai tersebut tidak memenuhi ambang batas parlemen sehingga tidak mempunyai wakil di DPR dan tidak dapat mengajukan capres.
http://nasional.kompas.com/read/2014...ya.Jadi.Capres

Sri Sultan HB X Capres-Cawapres Paling Kompeten
Rabu, 23 Oktober 2013 , 20:39:00 WIB


Sri Sultan HB X

RMOL. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meraih nilai tertinggi sebagai tokoh yang paling memiliki kompetensi untuk diusung sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Jejak pendapat yang dilakukan The President Center, Sri Sultan meraih poin tertinggi mengungguli 37 tokoh nasional lainnya.

"Sri Sultan Hamengku Buwono X meraih nilai tertinggi yakni 529 poin," kata Direktur Eksekutif The President Center Didied Mahaswara saat mengumumkan hasil jajak pendapat di Jakarta, Rabu (23/10).

Didied menjelaskan jajak pendapat dilakukan dengan reponden puluhan wartawan politik yang memberikan poin penilaian terhadap 10 kriteria kompetensi, dengan interval nilai satu hingga sembilan.

Hasil jejak pendapat di tempat kedua hingga ke-10 adalah ekonom senior yang juga Ketua Kamar Dagang dan Indsutri (Kadin) Indonesia Rizal Ramli (527 poin), ekonom Sri Edi Swasono (519 poin), Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (517 poin), Ketua KPK Abraham Samad (515 poin), Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan (515 poin), Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut (508 poin), Joko Santoso (506 poin), Suryadharma Ali (503 poin), dan Joko Suyanto (500 poin).

Di antara 37 nama tersebut juga terdapat 10 pimpinan partai politik yakni, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan di posisi kesempilan dengan meraih 503 poin, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa di posisi ke-13 (499 poin), Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra di posisi ke-14 (493 suara), Ketua Umum Partai Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru Yenny Wahid di posisi ke-16 (488 poin), Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di posisi ke-25 (476 poin).

Kemudian, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh berada di posisi ke-28 (471 poin), Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman di posisi ke-29 (468 poin), Ketua Umum DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso di posisi ke-30 (463 poin), Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan bangsa A Muhaimin Iskandar di posisi ke-35 (437 poin), serta Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesoedibyo di posisi ke-36 (408 poin).

"Peringkat tokoh nasional ini sangat dinamis dan masih akan terus berubah hingga menjelang pemilu presiden pada Juli 2014. Tokoh tersebut mempunyai kompetensi yang bisa dijadikan pertimbangan bagi parpol untuk dijadikan sebagai cawapres, dan bisa juga berpotensi sebagai capres 2014," demikian Didied.
http://politik.rmol.co/read/2013/10/...ling-Kompeten-

Sri Sultan: Pilpres 2014 susah ditebak
Sabtu, 7 Des 2013

MERDEKA.COM. Peta politik menjelang Pemilu 2014 masih dinamis. Kondisi politik saat ini berbeda jauh dengan Pemilu 2009. Terutama soal calon presiden. "Susah ditebak (Pilpres 2014). Kondisi politiknya sekarang ini berbeda dengan Pemilu 2009," kata Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada merdeka.com di Padang, Jumat (12/6). Alasannya, pemilih sekarang semakin cerdas dalam memilih presiden.

"Sementara manuver partai politiknya masih sama. Ya itu saja," ujarnya. Sri Sultan memperkirakan, jumlah golput juga akan tinggi jika tidak ada capres yang dianggap layak oleh pemilih. Ia mencontohkan tingginya golput dalam Pilkada di berbagai daerah.

Sejauh ini, beberapa parpol sudah mengumumkan capresnya. Partai Golkar telah mengajukan Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie sebagai capres. Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto, PAN ada Hatta Rajasa. Sedangkan PDIP masih menyimpan rapat-rapat capresnya.

Sementara Partai Demokrat memilih menggelar konvensi untuk menentukan capres. Ada 11 tokoh yang ikut konvensi. Salah satunya adalah Dahlan Iskan. Dalam berbagai survei, nama Dahlan memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dibandingkan dengan peserta konvensi lainnya. Partai lain seperti PPP, PKS dan PKB masih belum jelas siapa capresnya. PKS memilih menggelar pemilihan raya (pemira) untuk menjaring capres dari internal. PKB masih sebatas melempar wacana. Sejumlah nama sering disebut elite PKB, yaitu Rhoma Irama, Mahfud MD dan Jusuf Kalla. Namun PKB belum memutuskan.
https://id.berita.yahoo.com/sri-sult...223100966.html

Mengapa hanya bisa Sri Sultan HB X yang Mengalahkan Pamor Jokowi?
Quote:


------------------------------------

Menurut hasil Sensus Penduduk BPS tahun 2000 yl, jumlah penduduk INDONESIA berdasarkan etnisnya adalah sbb: Jawa 40.6%, Sunda15%, Madura 3.3%, Minangkabau 2.7%, Betawi 2.4%, Bugis 2.4%, Banten 2%, Banjar 1.7%, suku lainnya 29.9%. Dalam prinsip pemilihan langsung ala Demokrasi kita saat ini, dimana diberlakukan sistem "one man, one vote", secara teori atau hitungan diatas kertas, hanya calon pemimpin yang berasal dari etnis yang dominan saja yang akan selalu keluar sebagai pemenang dalam setiap pemilu atau pilpres.

Hal itu disebabkan karena sudah menjadi kebiasaan suatu suku di manapun di dunia ini, yaitu mereka memiliki kecendrungan secara psikologis untuk memilih pemimpin dari kalangan sukunya sendiri (kalau tak percaya, silahkan dibaca saja referensiini). Sebenarnya untuk Indonesia, urut-urutan skala pilihan pemilih itu berturut-turut adalah: agama, gender, suku, kharismatik, asal-usul dinasti keturunan, baru kekayaan dan lain-lainnya. Juga sangat ditentukan oleh struktur usia pemilih yang umumnya di dominasi oleh pemilih baru dan pemilih muda.

Sekarang lihat 3 Capres yang ada, bukankah yang jawa tulen itu hanya Jokowi? Prabowo itu meski namanya jawa, sebenarnya hanya setengah jawa saja sebab ibunya orang Minahasa. Lalu Ical, Hatta Radjasa, Anis Matta, Surya Dharma Ali, semuanya non-jawa. Sementara Wiranto meskipun jawa, sudah kalah duluan. Maka hitung-hitungan diatas kertas pula, Jokowi punya kans kuat sekali untuk menang Pilpres 2014 ini hanya karena faktor sentimen etnis belaka.

Makanya kalau Golkar, Demokrat, dan parpol-parpol Islam jeli, lalu sepakat mengangakat Sri Sultan HB X, Raja Jawa, akan sangat mungkin sekali menenggalamkan nama 'besar' Jokowi yang diyakini selama ini tak lebih bisa terkenal karena rekayasa media berbayar. Dalam masyarakat jawa sendiri, figur Sri Sultan HB X cukup berwibawa dan dihormati, termasuk bagi masyarakat jawa di luar Jogyakarta, seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah sendiri, bahkan mereka yang tinggal di luar jawa sekali pun. Disaat rakyat/pemilih melihat foto dan penampilan Sri Sultan HB X itulah, yang akan berdampingan dengan orang jawa dari kalangan rakyat jelata biasa yaitu Jokowi di kartu suara pilpres kelak, mereka akan cenderung memilih rajanya ketimbang Jokowi ini.

Tapi bagaimana caranya memajukan Sri Sultan sendiri ke Pilpres 2014 ini?
Bisa dua cara, yaitu melalui konvensi partai Golkar yang akan mengevaluasi posisi Ical sebagai Capres sekarang ini. Bila bisa di rekayasa sedemikian rupa sehingga Ical bersedia "mundur" secara terhormat untuk memajukan Sri Sultan HB X, maka otomatis urusan bisa selesai mudah. Cara lainnya, Demokrat dan parpol-parpol nasionalis yang tersisa seperti Hanura bersama parpol-parpol Islam, berinisiatif mengajukan Sri Sultan HB X untuk capres. Bahkan saya punya keyakinan, Surya Paloh akan tergoda untuk berbalik mendukung Sri Sultan ketimbang tetap berada dalam kubangan kebo moncong putih yang berbau apek aroma korupsi itu.

Selamat berekspriment demokrasi, Broe!
Diubah oleh AkuCintaNanea 27-04-2014 23:17
0
7.5K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan